Discover
Bangku Jagad
Bangku Jagad
Author: Puji Jagad
Subscribed: 0Played: 0Subscribe
Share
© Puji Jagad
Description
Tidak semua hal harus disimpan sendiri. Tidak mengapa kita membagikannya kepada orang lain. Bukan untuk mengeluh namun hanya untuk berbagi betapa hidup ini tidak ada satu celahpun untuk kita hakimi. Selamat datang di Podcast Bangku Jagad! Duduklah di atasnya sejenak! Dan Mari Bercerita
10 Episodes
Reverse
Dalam diamnya perlahan dia
mengembang. Berpori. Lalu datang
hantaman berikutnya. Terbanting-
banting di atas meja adonan. Digilas.
Digulung. Disempitkan dalam sebuah
loyang. Tetap pasrah. Tak ada
perlawanan. Dalam diam dia mulai
mengembang lagi. Perlahan.
"Kehidupan Sang Roti"
-Sari Unita-
Menemukan nasihat dan renungan tentang kehidupan tidak melulu didapatkan dari majelis-majelis ataupun dari buku-buku. Betapa nasihat-nasihat itu sangat dekat dengan apa-apa yang tangan kerjakan per hari ini. Dan begitu terjangkau dari jarak kaki berpijak. Bagi para perempuan yang hidupnya sering dihabiskan di dapur, apakah pernah mendengar tepung, air, susu, cuka, garam, oven, kompor memberikan nasihat dan hadir menjadi cermin diri? Begitulah yang dialami oleh Sari Unita yang menyebut dirinya sebagai tukang roti. Dari persoalan roti terbuka sebuah dialog yang dalam dengan alam semesta, diri, dan Sang Pencipta. Apakah yang dikatakan sang roti kepada tukang roti tersebut? Simak selengkapnya dalam podcast bangku jagad episode 9.
Salam hangat dari negeri 4 musim.
Salam puisi, cinta, dan kerinduan.
Der Corona-Virus hat sich im unglaubliches Geschwindigkeit ueber alle Kontinente verbreitet. Wir leben mit Ausgeschraenkungen und auch im Ausnahmezustand. Das war auf jedenfalls bloed! Wir koennen trotzdem versuchen, auch wenn es schlecht aussieht, daran zu denken, wie es auch gut laufen koennte, weil der Kopf geht immer sofort in die Richtung von dem, was schlecht ist. Seit 2 Monaten schon waren wir nur zu Hause. Hat jemand wahrscheinlich waehrend dieser Krise positive Reflexion? Also, dann diskutieren wir darueber in dieser 8. Episode mit Katharina, Vanda, Rani, & Unun.
Ich hoffe, ihr habt Spass beim Hoeren!
LG, Ela
Penonton ramai penting, kadang dapat membuatmu bersemangat.
Namun, kadang juga dapat membuatmu gugup.
Tapi ramai & sepi tidak akan berpengaruh bagi
kualitas semangatku. "Karena Allah is My Audience"
Sudah berapa cangkir kepahitan hidup yang telah kita minum? Tanpa ilmu bisa saja membuat kita mual dan kembung. Namun, dengan ilmu dan pemahaman yang mendalam justru kepahitan itu malah menjadi candu. Hati dan hidup remuk yang membuat kita tidak bisa mengandalkan siapapun selain Allah ta'ala. Hanya melalui itu kita bisa belajar jujur dalam berharap, bertawakkal kepada-Nya. Karena Allah tidak bisa ditemukan dalam hati yang belum pernah ada dalam kondisi murni butuh Allah dengan amat sangat. Bukan pura-pura.
kutahu hanya Engkau yang tersisa
di antara sujud
yang tak tahu malu
hinggala haula wa laa quwwata ku
sungguh bunyi
gaungnya
makin hari
makin nyata
(Secangkir Sakit, Evelin R.)
Bersama sahabat saya, Evelin, kita akan berbincang bagaimana dia menjalani dan memaknai cangkir-cangkir kesakitan yang telah direguknya puluhan tahun. Apakah membuatnya mual atau malah menjadi candu?
Salam puisi, cinta, dan kerinduan!
Terkadang kita perlu bahkan harus merasakan hal-hal yang menyakitkan dalam hidup. Jika benar pemaknaannya, maka kita akan menjadi manusia yang bertumbuh dari sana. Tumbuh kelembutan hatinya. Tumbuh ketidakberdayaannya di hadapan Tuhan. Tumbuh kecintaannya terhadap kesakitan-kesakitan hidup. Tumbuh rasa kasih sayangnya kepada manusia hingga semesta raya.
Jika yang kamu sukai tidak terjadi, maka sukailah yang terjadi. -Ali bin Abi Thalib-
Setiap orang mempunyai kisah tentang waktu. Setiap orang juga pernah tersekap hingga sesak dalam waktu. Ketika telah kembali dari sekapan itu, coba tanyakan pelajaran apa yang telah mereka dapatkan?
Inilah aku dengan lima setengah tahunku. Bagaimana dengan kamu?
Dua hati yang saling suka, sejatinya akan sama-sama saling menerka. Lantas saling bersinergi bersama, menjadi satu padu dan seirama. Layaknya odol dan sikat gigi. Berbeda, namun saling bersama, tak pernah berpisah ataupun pergi.
-Mia Fithriyah
Mati Muda
Gadis kecil yang luruh bersama dukanya
bersandar pada detak-detak jarum jam
menyanyikan sajak-sajak kehilangan
pada malam yang gerimis
Hujan air mata yang jatuh ke sabana wajahmu
terlalu deras
Bertempias ke sabana wajahku yang kemarau
hingga bertunas sasmita-sasmita Tuhan
di luar musim semi
Padamu aku bertanya
Dalam pesta kematian
Siapa yang sebenarnya telah pergi?
Apakah tubuh kaku yang sedari tadi
tidak mau kau tinggali itu?
Hai gadis kecil,
Dalam pesta kematian
apakah segalanya mati?
Kau menatapku tak mengerti
Maksudku,
adakah yang hidup ketika tubuh itu mati?
menarik jangkar
dan berlayar ke mauthin yang lain
Kau diam
Tanya ini sengaja kulabuhkan ke pesisir matamu, gadis kecil
bisikku
sambil memeluk erat Jumat malam
yang merapal surat Yasin
Mati muda
Siapa yang sebenarnya telah pergi?
Depok, November 2016
Setiap kita pasti pernah melewati hal-hal yang sangat menyakitkan dalam hidup. Dan tentu setiap kita mempunyai cara untuk mengobati diri sendiri. Menulis, menyanyi, melukis adalah sekian cara yang dilakukan untuk berbagi sekaligus menyembuhkan luka sendiri. Namun, di antara kita masih ada yang memilih diam memendam hingga menyakiti diri sendiri.
Hai, Kamu! Mari Bercerita! Karena mungkin saja selama ini kita hanya disakiti oleh cara pikir kita sendiri. Mari Bercerita! Karena hidup terlalu indah jika dihabiskan untuk berduka. Podcast Bangku Jagad hadir di sepanjang jalan sunyi yang kamu lewati. Duduklah di atasnya sejenak sambil berbincang tentang hidup, cinta, dan Tuhan.
Salam puisi, cinta, dan kerinduan!













