Discover
Ar-Rahman Project

Ar-Rahman Project
Author: ROZI IRFAN ROSYADHI
Subscribed: 7Played: 43Subscribe
Share
© ROZI IRFAN ROSYADHI
Description
Al HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl HikmaAl Hikma
131 Episodes
Reverse
Al Quran - Surah 65 - At Talaq - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 65 - At Talaq - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 65 - At Talaq - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 65 - At Talaq - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 65 - At Talaq - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 65 - At Talaq - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 65 - At Talaq - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 65 - At Talaq - Sheikh Abdulrahman Al Ossi
Al Quran - Surah 62 - Al Jumu'ah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 62 - Al Jumu'ah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 62 - Al Jumu'ah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 62 - Al Jumu'ah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 62 - Al Jumu'ah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 62 - Al Jumu'ah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 62 - Al Jumu'ah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi
Al Quran - Surah 60 - Al Mumtahanah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 60 - Al Mumtahanah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 60 - Al Mumtahanah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 60 - Al Mumtahanah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 60 - Al Mumtahanah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 60 - Al Mumtahanah - Sheikh Abdulrahman Al Ossi
Al Quran - Surah 59 - Al Hashr - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 59 - Al Hashr - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 59 - Al Hashr - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 59 - Al Hashr - Sheikh Abdulrahman Al Ossi
Al Quran - Surah 53 - An Najm - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 53 - An Najm - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 53 - An Najm - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Al Quran - Surah 53 - An Najm - Sheikh Abdulrahman Al Ossi
Holy Quran - Surah 52 - At Tur - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Holy Quran - Surah 52 - At Tur - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Holy Quran - Surah 52 - At Tur - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Holy Quran - Surah 52 - At Tur - Sheikh Abdulrahman Al Ossi Holy Quran - Surah 52 - At Tur - Sheikh Abdulrahman Al Ossi
Surat Favorit
Surah Al-Munafiqun (bahasa Arab:المنافقون) adalah surah ke-63 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Madaniyah, terdiri atas 11 ayat. Dinamakan Al Munaafiqun yang berarti Orang-orang yang munafik karena surat ini mengungkapkan sifat-sifat orang-orang munafik.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Apabila golongan munafik datang kepadamu, mereka mengatakan: "Kami bersaksi bahwa kamu benar-benar seorang Rasul Allah." Dan Allah mengetahui bahwa kamu memang RasulNya. Dan Allah yang bersaksi bahwa golongan munafik benar-benar kaum pendusta, mereka itu mempergunakan ikrar-ikrar mereka sebagai tameng perisai lalu mereka itu menghalangi Ketentuan Allah, betapa jahat yang mereka perbuat itu, hal demikian disebabkan mereka beriman kemudian mengingkar lalu kalbu mereka mengeras; sehingga mereka tidaklah memahami
dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan dirimu kagum, dan apabila mereka berkata-kata, kamu dengarkan perkataan mereka, mereka seakan-akan kayu yang tersandar, mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan keras ditujukan kepada mereka; mereka itulah golongan musuh, maka waspadalah terhadap mereka itu, semoga Allah melenyapkan mereka, bagaimanakah mereka sampai dapat dipalingkan? dan apabila dikatakan kepada mereka: "Marilah supaya Rasul Allah memohonkan pengampunan untuk kalian" maka mereka memalingkan muka mereka serta kalian melihat mereka menjauh seraya mereka menyombongkan diri
bahwa sama saja bagi mereka, baik kamu mohonkan pengampunan untuk mereka maupun tidak kamu mohonkan pengampunan untuk mereka, Allah tidak akan mengampuni mereka, sungguh Allah tidaklah membimbing golongan yang fasik. (Ayat:1-6)
Terdapat orang-orang yang mengatakan: "Janganlah kalian berinfaq kepada orang-orang yang ada di sisi Rasulullah supaya orang-orang itu menjauh." Padahal Milik Allah, perbendaharaan langit maupun bumi, walaupun golongan munafik tidaklah memahami; mereka berkata: "Sungguh apabila kita telah kembali ke Madinah, tentu golongan yang berwenang akan mengusir orang-orang yang lemah darisana." Padahal kewenangan hanyalah berada pada Allah, pada RasulNya, maupun pada orang-orang beriman, walaupun golongan munafik tidaklah memahami. (Ayat:7-8)
Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta benda kalian maupun anak-anak kalian dapat mengalihkan kalian dibanding mengingat Allah; maka barangsiapa yang justru memperbuat demikian maka mereka itulah golongan yang celaka
serta sisihkan sebagian hal yang telah Kami anugerahkan kepada kalian sebelum Maut menjumpai salah seorang dari kalian kalian hingga ia berkata: "Wahai Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan diriku untuk sementara waktu, supaya aku dapat bershadaqah serta aku termasuk golongan yang shaleh?" namun Allah takkan menangguhkan seseorang apabila batas yang ditetapkan telah tiba. Dan Allah Maha Memahami hal-hal yang kalian perbuat. (Ayat:9-11)
Surah Al-Jumu’ah (bahasa Arab:الجمعة) adalah surah ke-62 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Madaniyah yang terdiri atas 11 ayat. Dinamakan Al Jumu’ah yang bukan berarti hari jum’at, akan tetapi secara bahasa bermakna hari perkumpulan diambil dari perkataan Al-Jumu’ah (Jama`) yang terdapat pada ayat ke-9 surat ini. Al-Jumu'ah tidak menjelaskan secara langsung dalam bahwa suatu hari ibadah bagi kaum laki-laki diadakan di setiap pekan, meski banyak penafsiran aliran islam yang menerapkan ibadah semacam ini.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Apapun yang berada di langit beserta yang berada di bumi memuja-muji Allah, Sang Raja, Yang Maha Kudus, Yang Maha Perkasa, Yang Maha Bijaksana; Dialah yang membangkitkan dalam kalangan ummi, seorang Rasul dari tengah-tengah kalangan tersebut yakni orang yang menyiarkan ayat-ayatNya kepada kalangan tersebut supaya memurnikan kalangan tersebut juga supaya ia mengajarkan Al-Kitab beserta Hikmah kepada kalangan tersebut; sebelum itu kalangan tersebut berada dalam kesesatan parah, demikian pula kepada golongan lain yang terasing dari kalangan tersebut; sungguh Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana; Demikianlah karunia Allah, Dia karuniakan untuk orang yang Dia perkenan; sungguh Allah memiliki karunia yang luar biasa. (Ayat: 1-4)
Perumpamaan orang-orang yang dipercayakan Taurat untuk mereka kemudian orang-orang itu tiada menerapkannya adalah serupa seekor keledai yang mengangkut kitab-kitab tebal, betapa buruk perumpamaan tentang kaum yang menolak ayat-ayat Allah. Dan Allah tidaklah membimbing golongan yang zalim. (Ayat: 5)
Katakanlah: "Wahai orang-orang yang menganut Yahudi, jika kalian mengklaim diri bahwa kalian merupakan kekasih-kekasih Allah dibanding umat manusia yang lain; maka segerakan kematian kalian apabila kalian adalah golongan yang benar!" orang-orang itu tiada akan menghendaki perkara itu sampai selamanya lantaran kejahatan yang telah mereka perbuat dengan tangan mereka sendiri;
Sungguh Allah Maha Mengetahui tentang golongan yang zalim. (Ayat: 6-7)
Katakanlah: "Bahwasanya Maut yang hendak kalian hindari terhadapnya; maka Maut itu pasti menjumpai kalian; kemudian diri kalian akan dikembalikan kepada Yang Maha Mengetahui perkara yang ghaib maupun perkara yang tampak, lalu Dia jelaskan kepada kalian tentang hal-hal yang telah kalian perbuat" (Ayat:8)
Wahai orang-orang beriman, apabila diseru untuk shalat bersama-sama maka bergegaslah untuk mengingat Allah, serta hendaklah meninggalkan kesibukan, demikian itu merupakan lebih baik untuk kalian sekiranya kalian mengetahui,
sewaktu shalat telah terselesaikan maka bertebaranlah kalian di muka bumi; serta carilah karunia Allah, maka hendaklah kalian sering mengingat Allah supaya kalian berhasil. (Ayat: 9-10)
Sementara apabila mereka melihat perniagaan atau kesenangan, mereka bersegera menghampiri hal demikian itu lalu mereka tinggalkan kamu seorang diri, maka katakanlah: "Apa yang di sisi Allah adalah yang terbaik dibanding kesenangan serta dibanding perniagaan, sebab Allah merupakan Pemberi rezeki terbaik." (Ayat: 11)
Surah Al-Hasyr (Arab: الحشر, "Pengusiran") adalah surah ke-59 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Madaniyah yang terdiri atas 24 ayat. Dinamakan Al Hasyr yang berarti pengusiran diambil dari perkataan Al Hasyr yang terdapat pada ayat ke-2 surat ini. Di dalam surat ini disebutkan kisah pengusiran suatu suku Yahudi yang bernama Bani Nadhir yang berdiam di sekitar kota Madinah.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Mempermuliakan Allah, segala hal yang berada di langit maupun di bumi; serta Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana. (Ayat:1)
Dialah yang telah mengusir orang-orang kafir dalam golongan pewaris Kitab dari kediaman-kediaman orang-orang itu pada saat pengusiran pertama, kalian tidak menduga bahwa orang-orang itu terusir sekalipun orang-orang itu meyakini bahwa benteng-benteng mereka dapat mempertahankan diri terhadap Allah; maka Allah menjerat orang-orang itu melalui cara yang tiada orang-orang itu bayangkan serta Dia memenuhi kalbu orang-orang itu dengan perasaan kegelisahan; orang-orang itu menghancurkan rumah mereka melalui tangan mereka sendiri serta melalui tangan orang-orang beriman; oleh sebab itu perhatikanlah, wahai kaum yang mengamati; bahwa sekiranya Allah tidak menimpakan hukuman pengusiran terhadap orang-orang itu, tentu Allah mengazab orang-orang itu di dunia beserta Azab Neraka menimpa orang-orang itu di Akhirat, hal yang demikian disebabkan mereka menentang Allah beserta RasulNya, barangsiapa menentang Allah, ketahuilah bahwa Allah sangat bertindak keras dalam Menghukum. (Ayat:2-4)
Apa saja yang kamu tebang dari pohon-pohon kurma maupun segala yang kamu biarkan berdiri di atas pokok tanaman itu, maka hal tersebut merupakan atas izin Allah; sebab Dia hendak menimpakan kehinaan kepada orang-orang fasik.
Bahwa harta rampasan apapun yang dikaruniakan Allah kepada RasulNya dari kaum itu, maka untuk mendapatkan itu kalian tidak mengerahkan seekor kuda tidak pula seekor unta pun, melainkan Allah mengaruniakan kekuasaan kepada RasulNya berupa hal apapun yang Dia kehendaki; sungguh Allah Maha Kuasa terhadap segala sesuatu.
harta rampasan apapun yang dikaruniakan Allah kepada RasulNya, dari penduduk kaum itu maka hal tersebut merupakan untuk Allah, untuk Rasul, untuk kaum kerabat, untuk anak-anak yatim, untuk kaum miskin beserta kaum pengembara, supaya kelimpahan harta itu jangan beredar di tengah-tengah kaum kaya saja di kalangan kalian; apapun yang dikaruniakan Rasul kepada dirimu, maka terimalah; bahwa apapun yang ia larang kepada dirimu, maka tinggalkanlah, serta bertakwalah kepada Allah; sungguh Allah bertindak keras dalam Menghukum.
bahwa untuk golongan fakir yang berhijrah setelah diusir dari kampung halaman maupun dari harta benda mereka yang semata mengharap karunia dari Allah serta perkenanNya, bahwa mereka membela Allah beserta RasulNya; mereka itulah golongan yang benar. (Ayat: 5-8)
Surah Al-Mumtahanah (bahasa Arab:الممتحنة, "Perempuan Yang Diuji") adalah surah ke-60 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Madaniyah dan terdiri atas 13 ayat. Dinamakan Al Mumtahanah yang berarti Wanita yang diuji di ambil dari kata "Famtahinuuhunna" yang berarti maka ujilah mereka, yang terdapat pada ayat 10 surat ini.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Wahai orang-orang yang beriman, jangan menganggap musuh-musuhKu serta musuh-musuh kalian sebagai kawan, yang sebelumnya kalian sampaikan persahabatan kepada mereka; padahal mereka itu telah membantah Kebenaran yang datang kepada kalian,
mereka mengusir Rasul bersama kalian sewaktu kalian beriman kepada Allah, Tuhan kalian, bahwasanya kalian bersedia berkorban untuk KetentuanKu serta mengharap PerkenanKu.
Dan kalian bercakap-cakap secara rahasia dengan mereka,: "Aku lebih mengetahui tentang hal-hal yang kalian sembunyikan maupun hal-hal yang kalian ungkapkan." Dan barangsiapa di antara kalian yang melakukan hal semacam ini, sesungguhnya ia telah tersesat terhadap Ketentuan yang tepat, jika mereka menangkap kalian niscaya mereka bertindak sebagai musuh terhadap kalian serta mengulurkan tangan dan lidah mereka untuk menyakiti; serta mereka ingin supaya kalian menjadi kafir. (Ayat:1-2)
Kaum kerabat maupun anak-anak kalian tidaklah berguna untuk kalian pada Hari Kebangkitan, Dialah yang akan memisahkan kalian. Dan Allah Maha Mengawasi hal-hal yang kalian perbuat. (Ayat:3)
Sungguh terdapat teladan yang baik untuk kalian pada diri Ibrahim beserta orang-orang yang menyertai ia, ketika berkata kepada kaum mereka: "Sungguh kami memisahkan diri terhadap kalian maupun hal-hal yang kalian sembah selain Allah, kami mengingkari kalian serta telah terbukti di antara kami dengan kalian terdapat permusuhan juga kebencian untuk selamanya, terkecuali kalian beriman kepada Allah semata."
terkecuali ucapan Ibrahim terhadap bapaknya: "Sungguh aku akan memohonkan ampunan untukmu walau aku sedikitpun tak kuasa terhadap hal yang Allah kehendaki kepadamu".
: "Wahai Tuhan kami, kepada Engkau, kami menaruh kepercayaan; serta kepada Engkau, kami berpihak, dan menuju Engkau merupakan ujung perjalanan; Wahai Tuhan kami, jangan kiranya Engkau jadikan kami sebagai fitnah bagi orang-orang kafir; serta kiranya ampuni kami Wahai Tuhan kami, sungguh Engkaulah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana" sungguh pada diri mereka terdapat teladan yang baik untuk kalian; orang-orang yang mengharapkan Allah beserta Hari Akhir. Dan barangsiapa yang bersikap enggan, maka sungguh Allah, Dialah Yang Maha Kaya, Maha Terpuji. (Ayat:4-6)
Semoga Allah menghadirkan kerukunan antara kalian dengan orang-orang yang kalian musuhi di kalangan mereka; sebab Allah adalah Yang Maha Kuasa. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang. (Ayat:7)
PARENTING
Surah Al-Qiyamah (Arab: القيمة, "Hari Kiamat") adalah surah ke-75 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 40 ayat, termasuk golongan surah Makkiyah serta diturunkan sesudah surah Al-Qari'ah. Kata Al-Qiyamah (hari kiamat) diambil dari perkataan Al-Qiyamah yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Aku bersumpah demi Hari Kiamat, serta Aku bersumpah demi jiwa yang amat menyesali; Apakah umat manusia menduga bahwa Kami tak bisa merekatkan tulang-belulang mereka? maka ketahuilah bahwa Kami sanggup menyamakan hingga tiap ujung jari-jemari mereka. (Ayat:1-4)
Bahkan manusia ingin bertindak sembarangan setiap saat, manusia itu mempertanyakan: "Kapan Hari Kebangkitan?" Bahwasanya ketika penglihatan terguncang; serta ketika bulan meredup, serta ketika matahari beserta bulan dipadukan, pada Hari itu umat manusia berseru: "Kemana tempat berlindung?":"Mustahil! tiada tempat yang aman! pada Hari itu menghadap kepada Tuhanmu merupakan akhir perjalanan" bahwa pada Hari itu dijelaskan kepada manusia tentang hal-hal yang telah ia capai beserta hal-hal yang telah ia tinggalkan bahkan manusia itu menjadi bukti terhadap dirinya sendiri sekalipun ia berdalih. (Ayat:5-15)
Janganlah dirimu tergesa-gesa mempergunakan lidahmu terhadap hal demikian, sungguh Kami yang menyusun serta menyelesaikan hal demikian; apabila Kami telah menyelesaikan hal demikian maka ikutilah bacaan tersebut, dan merupakan tanggung jawab Kami mengenai penjelasannya. (Ayat:16-19)
Maka jangan demikian, sebenarnya kalian mencintai hal fana serta melalaikan Akhirat, pada Hari itu terdapat wajah-wajah penuh suka cita, wajah-wajah itu memandang ke arah Tuhan mereka; bahwa pada Hari itu pula terdapat wajah-wajah murung sebab meyakini segera dihadapkan dengan berbagai kepedihan. (Ayat:20-25)
Surah Al-Mursalat (bahasa Arab:المرسلات) adalah surah ke-77 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah, terdiri atas 50 ayat. Dinamakan Al Mursalaat yang berarti (Malaikat-malaikat) yang diutus diambil dari kata Al Mursalaat yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Demi golongan yang diutus untuk membawa kebaikan seraya terbang kencang serta menebarkan, lalu menyebar luas maupun mengabarkan pengajaran, untuk himbauan ataupun peringatan; bahwasanya perkara yang telah dijanjikan kepada dirimu pasti terlaksana. (Ayat:1-7)
Tatkala bintang-bintang meredup, serta tatkala langit terbelah, serta tatkala gunung-gunung dihancurkan menjadi debu, serta tatkala para Rasul dihadirkan; sampai hari apakah perkara yang demikian ditangguhkan? sampai Hari Keputusan; maka tahukah kamu apakah Hari Keputusan itu? celakalah golongan pembantah pada Hari itu. (Ayat:8-15)
Bukankah Kami yang telah memunahkan generasi terdahulu? lalu Kami ganti generasi tersebut dengan generasi pengganti; seperti itulah Kami memperlakukan golongan berdosa. (Ayat:16-18)
Celakalah golongan pembantah pada Hari itu! Bukankah Kami yang telah menciptakan kalian berbahan air yang hina? kemudian Kami tempatkan hal demikian dalam sebuah tempat yang kokoh, sampai keadaan yang telah ditentukan, lalu Kamilah yang menetapkan, maka Kami merupakan sebaik-baik yang menetapkan.
Celakalah golongan pembantah pada Hari itu! Bukankah Kami yang menyediakan bumi sebagai tempat perkumpulan antara golongan yang hidup dengan golongan yang mati? dan Kami jadikan disana, gunung-gunung yang menjulang tinggi, serta Kami beri minuman untuk kalian dengan air yang tawar? (Ayat:19-27)
Celakalah golongan pembantah pada Hari itu! : "Bersegeralah kalian mendapatkan Azab yang dahulunya kalian bantah! biarlah kalian merasakan kurungan yang mempunyai tiga cabang, yang tidak melindungi, tidak pula menghindarkan kobaran api." Sesungguhnya tempat itu melontarkan nyala api sebesar istana, yang menyerupai iringan unta yang kuning. (Ayat:28-33)
Celakalah golongan pembantah pada Hari itu! Inilah sebuah Hari ketika mereka tidak sanggup berdalih serta tiada diizinkan permintaan maklum untuk diri mereka,
Celakalah golongan pendusta pada hari itu! inilah Hari Keputusan; Kami himpunkan kalian beserta generasi terdahulu. "Sekiranya kalian memiliki tipu daya, maka lakukan hal itu terhadap Aku" (Ayat:34-39)
Celakalah golongan pembantah pada Hari itu! sedangkan kalangan bertaqwa berada dalam naungan teduh serta mata air kesejukan; serta disediakan buah-buah yang mereka ingini, : "Makan serta minumlah kalian dengan penuh bahagia atas hal-hal yang dahulu kalian kerjakan". bahwa demikianlah Kami memberi upah untuk golongan yang berbuat baik. (Ayat:40-44)
Celakalah golongan pembantah pada Hari itu! :"Makanlah serta berfoya-foyalah kalian untuk sementara waktu, bahwa sungguh kalian memang golongan berdosa."
celakalah golongan pembantah pada Hari itu! sungguh ketika dahulu diserukan kepada golongan tersebut: "patuhlah!" niscaya golongan tersebut tidak mau patuh;
celakalah golongan pembantah pada Hari itu! maka terhadap hadits apa lagi, golongan tersebut mau beriman? (Ayat:45-50)
Al-Insan ("Man") (alternative names: al-Dahr, "Endless time", Hal Ata, "Has There Not come") is the 76th chapter (surah) of the Quran with 31 verses (ayat).
According to most scholars of the Islamic tradition, the chapter is a Medinan surah, i.e. it was revealed during the Medinan phase of Muhammad's prophethood. Some commentators say that verse 24 was an exception and was revealed in Mecca, and others say that verses 23–31 were revealed in Mecca. Yet others, a minority, say that the entire chapter was revealed in Mecca, thus classifying it as a Meccan surah.[1]
Most Shia sources and some Sunni ones linked the revelation of the verses 5–22—which discuss "the pious" (al-abrar) and the rewards that await them[2]—to an experience of the family of Ali (Muhammad's son-in-law) and his wife Fatimah. According to this account, the family fasted for three days to fulfill a vow they had made. In each evening, when the family was about to break their fast, a needy person knocked on their door asking for food. The family gave food to each of them. The family had so little food that this charity meant that they had no food left and had only water for the evening. On the fourth day, Muhammad met with the family and saw them in dire hunger. According to the account, at this point Gabriel revealed the verses and congratulated Muhammad for having such a family. This account appears in several Quranic exegesis (tafsir), including Al-Qurtubi's Tafsir, Shaykh Tabarsi's Majma' al-Bayan and Mahmud al-Alusi's Ruh al-Ma'ani.[3]
Surah Al-Muddassir (bahasa Arab:المدثّر) adalah surah ke-74 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah terdiri atas 56 ayat, diturunkan setelah surat Al Muzzammil. Dinamai Al Muddatstsir (Orang yang berkemul) diambil dari perkataan Al Muddatstsir yang terdapat pada ayat pertama surat ini.
Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
Wahai orang yang berkemul, bangunlah lalu berilah peringatan!
dan Tuhanmu, agungkanlah!
dan pakaianmu, bersihkanlah!
dan perbuatan dosa, tinggalkanlah!
dan janganlah kamu meminjamkan untuk memperoleh lebih banyak;
dan untuk Tuhanmu, bersabarlah! (Ayat:1-7)
Ketika sangkakala ditiup, maka itulah sebuah Hari, yakni Hari yang Menyesak; bagi golongan kafir bukanlah perkara ringan.
Biarlah Aku bertindak terhadap orang yang telah Kuciptakan sendiri; yakni orang yang telah Aku sediakan harta benda yang banyak beserta putra-putra yang menyertai, serta Kumudahkan penghidupan yang senyaman-nyamannya untuk orang itu; kemudian orang itu mendesak kepada Aku supaya menambah? Tidaklah demikian! sebab orang itu sebelumnya berkeras terhadap ayat-ayat Kami, kelak Kuhantamkan penderitaan menimpa orang itu.
Sungguh orang itu telah mempertimbangkan dan menetapkan, maka cekalalah orang itu! bagaimanakah orang itu menetapkan? kemudian celakalah orang itu! bagaimanakah orang itu menetapkan? kemudian orang itu merenung sesudah itu seraya merengut serta jengkel, lalu orang itu berpaling seraya angkuh hingga orang itu mengatakan: "Tentulah ini tidak lain hanyalah sihir yang mengkhayal, ini tidak lain merupakan perkataan dari seorang manusia" kelak Kucampakkan orang itu ke Saqar. (Ayat:8-26)
al-Muzzammil (Arabic: المزمل, “The Enshrouded One”, “Bundled Up”, “Enfolded”) is the seventy-third chapter (sūrah) of the Qur'an, containing 20 verses (āyāt), which are recognized by Muslims as the word of God (Allah).
Al-Muzzammil takes its name from the reference to prophet Muhammad, in his cloak praying at night, in the opening verses of the chapter. Many commentators claim that “The Enfolded One” is a name for Muhammad, used throughout the Qur'an.[1]
In the beginning of this surah, God prepares Muhammad for an important revelation. In preparation for this revelation, God loosens the strict regulation on night prayer. Muhammad is then instructed to be patient for the disbelievers will be punished in Hell, as exemplified by a story of Pharaoh's punishment.
Al-Jinn[1] (Arabic: الجن, “The Jinn”) is the 72nd chapter (sūrah) of the Quran with 28 verses (āyāt). The name as well as the topic of this chapter is jinn. Similar to angels, the jinn are beings invisible to the naked human eye. In the Quran, it is stated in more than one instance, that humans are created from the earth and jinn from smokeless fire.
Although Al-Jinn is a Meccan surah, it is generally agreed that it was revealed much later than any other sura contained in Juz' Tabāraka -lladhi (which covers surahs 67 to 77). Abdullah Yusuf Ali says that it is "tolerably certain" that Al-Jinn was revealed around 2 B.H. when Muhammad was evangelising near present-day Ta'if.[2] Maulana Muhammad Ali agrees with the date of around 2 B.H., saying that this surah was revealed at a time when opposition to the Prophet's message was reaching a climax.[3]
Nuh (bahasa Arab: نوح, translit. Nūḥ, bahasa Ibrani: נֹחַ, Modern Nōaẖ Tiberias Nōaḥ) adalah tokoh dalam Al-Qur'an, Alkitab, dan Tanakh. Namanya disebutkan 43 kali dalam 28 surah di Al-Qur'an dan 58 kali dalam 48 ayat dalam 9 buku Alkitab Terjemahan Baru.[1] Dalam Islam, Nuh masuk dalam daftar 25 nabi dan berada di urutan ketiga setelah Adam dan Idris.
Kitab suci menyebutkan bahwa manusia sudah banyak melakukan dosa pada masa Nuh. Allah kemudian menghukum mereka dengan mendatangkan air bah besar, sedangkan Nuh yang sebelumnya telah Allah perintahkan untuk membuat bahtera pada akhirnya selamat.
Surah Al-Ma'arij (Arab: المعارج, "Tempat-Tempat Naik") adalah surah ke-70 dalam al-Qur'an. Surah ini tergolong surah Makkiyah yang terdiri atas 44 ayat. Dinamakan Al Ma’aarij yang berarti tempat naik diambil dari perkataan Al Ma’aarij yang terdapat pada ayat ke 3 surat ini. Para ahli tafsir memberikan beberapa penafsiran mengenai hal ini di antaranya langit, nikmat karunia dan derajat atau tingkatan yang diberikan Allah s.w.t kepada ahli surga.