Discover
Kisah Latar DHAMMAPADA
49 Episodes
Reverse
Jangan mengabaikan pencapaian sendiri. Jangan iri terhadap lelaku orang lain.Bhikkhu yang iri terhadap lelaku orang lain, tidak akan menemukan ketenangan.Bhikkhu yang sekalipun sedikit pencapaiannya, tidak mengabaikan pencapaian sendiri, sesungguhnya para dewa memujinya, yang tidak malas dan menjalani hidup suci.
Barangsiapa belum terbebas dari kotoran batin, sekalipun mengenakan jubah kuning,namun tanpa kendali dan kebenaran, ia tak layak mengenakan jubah kuning.Barangsiapa telah terlepas dari kotoran batin, teguh dalam sila, terbekali dengan kendali dan kebenaran, ia layak mengenakan jubah kuning.
Ia yang kemenangan-Nya tak termentahkan, yang tiada apa pun di dunia yang menyaingi kemenangan-Nya, Buddha, yang lingkup-Nya tanpa batas, tanpa jejak, dengan cara apa akan kalian hancurkan? Ia yang dimana pun tiada nafsu dan hasrat yang dapat menyerat-Nya pergi, Buddha, yang lingkup-Nya tanpa batas, tanpa jejak, dengan cara apa akan kalian hancurkan?
Tiada api yang menyamai nafsu. Tiada perbuatan buruk yang menyamai kebencian. Tiada derita yang menyamai gugus kehidupan. Tiada kebahagiaan yang melebihi ketenteraman.
Jangan perhatikan keburukan orang lain, apa yang telah dan belum dilakukan orang lain. Perhatikan saja apa yang telah dan belum dilakukan diri sendiri
Terkaruniai kebajikan dan pandangan, teguh dalam Dhamma, mengetahui kebenaran, melakukan yang harus dilakukan, ia yang seperti ini dikasihi orang banyak.
Batin ini sulit dikendalikan, liar, menyinggahi apa pun yang diinginkannya. Menundukkan batin itu baik. Batin yang terkendali membawa kebahagiaan.
Bukan dengan aturan dan upacara semata, atau dengan pengetahuan luas, atau bahkan pencapaian pengheningan, atau berdiam menyendiri. Bukan dengan berpikir, "Aku telah menyentuh kebahagiaan melepas, yang tidak dijalani orang kebanyakan." Bhikkhu, janganlah merasa puas sebelum mencapai hancurnya noda batin.
Kelakuan buruk adalah noda bagi wanita. Kekikiran adalah noda bagi penderma. Hal-hal buruk sesungguhnya adalah noda, di dunia ini maupun di dunia yang lain. Ketaktahuan adalah noda yang paling buruk, lebih bernoda daripada noda lainnya ini. Setelah meninggalkan noda ini, jadilah tak bernoda, para Bhikkhu.
Dari nafsu muncul kesedihan, dari nafsu muncul ketakutan. Ia yang terbebas dari nafsu, tiada kesedihan apalagi ketakutan.
Janganlah bergaul dengan teman-teman jahat, janganlah bergaul dengan orang-orang berbudi rendah, bergaullah dengan teman-teman bajik, bergaullah dengan orang-orang luhur.
Adalah mudah melakukan yang tidak baik dan tidak bermanfaat bagi diri sendiri. Yang sesungguhnya bermanfaat dan baik, itu sungguh sangat sulit dilakukan.
Ia yang berkelakuan teramat buruk, seperti benalu menjalari pohon sala, berbuat terhadap dirinya sendiri seperti yang musuhnya kehendaki terhadapnya.
Di antara manusia, sedikit sekali orang-orang yang pergi ke seberang. Orang- orang lainnya ini hanya menyisiri pantai sini. Dan sesungguhnya mereka yang di dalam Dhamma yang telah dibabarkan sempurna, berperilaku sesuai Dhamma, mereka akan pergi melampaui alam kematian yang begitu sulit diseberangi.
Sungguh betapa bahagia kita hidup, tiada sesuatu yang kita miliki. Kita akan mengenyam kegiuran, bagaikan para dewa cahaya cemerlang.
"Aku memiliki putra. Aku memiliki harta," orang dungu bergundah hati. Sesungguhnya ia pun tidak memiliki dirinya sendiri. Dari mana putra? Dari mana harta?
Sesungguhnya orang yang hanya mengumpulkan bunga dengan pikiran yang melekat, yang selalu tak terpuaskan oleh kenikmatan indrawi, ia dikuasai oleh kematian.
Bagaikan gembala sapi yang dengan tongkat menggiring sapi-sapi ke padang rumput, demikianlah usia tua dan kematian menggiring kehidupan makhluk hidup.
Daripada seribu bait syair yang tak memiliki arti, lebih baik satu bait syair, yang setelah didengar menjadikan teduh.
Makhluk di dunia ini buta. Hanya sedikit di dunia ini yang melihat dengan jernih. Laksana burung yang terbebas dari jala, hanya segelintir yang pergi ke surga.




