Puan Kelana

Setiap kita punya cerita yang berhak untuk di dengar pun dibagikan. Apakah sebagai pengetahuan, wawasan, pengalaman, atau sekedar mengungkap tanya dan rasa. Dan, kamu berhak untuk itu.

And i see forever in your eyes. I feel okey when i see you smile.

Kita butuh "jeda" bukan untuk berhenti melainkan "jeda" sebagai salah satu "alat" kita untuk menyusun kembali atau bahkan mengevaluasi segala pencapaian, dalam hal apapun. Setelah ini apa ? Lalu ? Jika begini, bagaimana jika begitu. "Jeda" saya dan kita membutuhkannya. Karena, tidak semua harus selesai sekarang. Satu-satu.

Langit jauh, malam semakin jatuh dan kamu masih juga tak bisa ku rengkuh.

Hiduplah di waktu ini, bukan masa lalu, bukan masa depan.

Seorang puan pemuja sunyi. Pecandu buku, hujan juga senja. Aku ingin beriringan, senantiasa saling untuk mengarungi samudera kehidupan ini, Tuan.

Dunia nggak butuh orang yang sempurna, dunia hanya tahu orang yang bertindak.

Yang jauh di mata tapi dekat di hati. Baik-baik di bumi,ya.

Selagi kita masih hidup. Kaki kita masih kuat melangkah. Selalu ada arah. Kesempatan.

Cita-cita seringkali meredup hanya karena perkataan orang lain. "Bla, bla..." . Mau sampai kapan ? Mau sampai kapan mendahulukan keraguan orang lain, memberi makan ketakutan kita sendiri. Padahal apa salahnya mencoba? Bukankah itu cita-cita kita, impian kita, harapan kita. Lantas siapa lagi yang mau percaya jika bukan kita?

Yang tidak aku tahu cara kerjanya

Tiap kita memiliki seseorang yang selalu membuat perasaan kita menjadi hangat.

This is something

Untuk ibu. Terimakasih. Terimakasih atas buah kasihnya.