Discover
SinEscape

24 Episodes
Reverse
Sudah lama sekali saya penasaran dengan mbak Prita ini dari dulu, karena namanya selalu muncul di produksi-produksi film di Indonesia. Hampir di setiap lini sosial media, foto dia selalu ada, mondar-mandir, sibuk sekali. Prita dulu dikenal pertama kali sebagai script continuity, lalu naik kelas menjadi asisten sutradara. Track recordnya nggak main-main, banyak sekali film-film dengan sutradara ternama yang selalu ada Prita-nya :) . Sampai di satu titik, Prita sekarang sudah menjadi sutradara. Uniknya, kak Prita ini salah satu sosok yang nggak pernah mau berhenti untuk belajar. Nggak sungkan untuk "turun gunung" , "turun pangkat", menjadi asisten sutradara lagi. Selain memang figurnya suka menolong orang, mbak Prita ini humble sekali dalam menimbal ilmunya. She keeps doing it. Dia percaya bahwa dia bisa, maka dia menjadi bisa. Senang sekali berdiskusi dengan kak Prita ini, membuat saya bercermin lagi:"Apakah saya sudah cukup humble, apa malah udah nggak humble?". Terimakasih ya kak Prita untuk diskusinya.
Dorongan bermain bersama, kejujuran, dan menjadi diri sendiri adalah beberapa dari sekian banyak elemen yang penting dalam membuat sebuah film, dari sisi manapun: mulai dari sutradara, pemain, crew bahkan keluarganya masing-masing. Perbincangan "Sunda Empire" dengan Ringgo Agus Rahman membuat hari ini terasa terang dan positif. Kang Ringgo berbicara apa adanya, berlaku apa adanya, tidak dilebihkan, tidak dikurangkan. Yang membuat semangat adalah, ternyata masih banyak sekali orang-orang yang jujur dan mempunyai passion yang tinggi dalam membuat sebuah film yang baik (nggak usah bagus, baik aja dulu...). Perbincangan kali ini nggak pernah bisa terlalu serius juga, karena memang nature-nya Ringgo begitu: sedekah ketawanya besar sekali. Enjoy the conversation.!
Angka itu tidak selalu absolut. Ternyata kontribusi matematika didalam berkarya dan berkesenian, punya peran yang besar sekali. Tidak melulu membahas sebuah sains, tapi matematika bisa membantu para kreator untuk membuat karyanya lebih solid lagi. Diskusi dengan bang Tumpal Tambubolon ini menarik banget, seorang penulis naskah film yang sudah pernah mendapatkan Piala Citra untuk film Tabula Rasa, lulusan ITB jurusan Matematika Murni!. Setelah mendengar penjelasan bang Tumpal, rasanya ingin balik lagi ke jaman SMP dan SMA untuk sungguh sungguh belajar matematika!. This is mind blowing!.
Setiap Film yang dibuat, masing-masing mempunyai takdirnya, perjalanannya, purpose-nya. Kali ini kita berbincang dengan dua anak muda dari Soda Machine Films: Lucky Kuswandi (Director/Producer) dan Kevin Ryan (Producer). Berdiskusi dengan mereka ini membangkitkan harapan yang sangat besar banget untuk sinema Indonesia. Kita beruntung bertemu dengan dua orang yang benar-benar cinta dengan Sinema. "Bikin dulu, khawatirnya nanti aja" , sebuah attitude yang sangat bold and brave. They keep doing it, and gets better with it. We need more Luckys and Kevins in our industry!.
Indera yang manusia punya itu bukan hanya 5 indera yang kita sudah tahu, tapi masih banyak indera-indera lain yang berfungsi baik di tubuh manusia. Musik dalam film, sangat berpengaruh dalam membawa emosi penontonnya, bahkan sampai dengan mengarahkan sebuah keputusan dalam menikmati sebuah film. Mas Aghi Narottama sebagai Music Director yang sudah bermain-main dalam beberapa dekade di industri Film, berbagi ceritanya mengenai konsep sebuah Musik, Nada, Suara dan Frekuensi. Betapa tidak terbatasnya sebuah film bisa kita eksplorasi, modifikasi dan ciptakan, dengan salah satu elemen penting ini: Scoring (Musik dalam FIlm). Experience mendengarnya akan lebih dalam jika kalian mendengarkannya dengan Headphone, it will be a blast!.
Pada tau nggak kalau ternyata, perempuan itu bisa melihat warna lebih banyak ketimbang para lelaki. Kaum perempuan bisa mendeskripsikan warna, dan mengekspresikannya. Ini menjadi nilai lebih untuk menjadi Colorist wanita di Film Industry, yang ternyata, baru ada satu di Jakarta!. Kita berdiskusi dengan kak Yulia, a Certified Colorist dari BlackMagic Design, mengenai teknologi warna, ekspresi warna dan warna-warna kehidupan lainnya. Gemes sih, 51 menit bener-bener nggak cukup banget. Kita perlu ketemu lagi dengan kak Yulia!. Episode ini super penting untuk teman-teman DoP, calon DoP, atau Film Maker enthusiast. Banyak pemikiran dasar yang banyak dilupain sama kebanyakan orang, dan bisa berakibat fatal di pasca produksi.
Kopi. Kopi hitam. Adalah strategi taktis yang dilakukan oleh crew lighting kita, Maskot. Pengalamannya di dunia perfileman,dengan bekal manajemen lapangannya, Maskot berhasil membentuk sebuah pertahanan finansial untuk keluarganya dan anak buahnya. Perbincangan kali ini menarik sekali, mulai dari manajemen, lighting crew, produksi dan cita-cita. Ini baru permulaan, masih menumpuk hal-hal yang ingin dibahas, tapi jangan ketinggalan di episode kali ini bersama Maskot, Lighting Gaffer.
Pernah nggak sih mikirin kalo kita itu turunan apa, campur sama ras apa, atau suku apa. Jangan-jangan karakter kita itu terbentuk dari hasil percampuran elemen-elemen tadi. Jangan-jangan, para keturunan blasteran ini bisa mempunyai nilai lebih dalam membuat, menonton, dan memproduksi sebuah film!. Diskusi ringan yang banyak ketawanya sama Kak Hannah Al-Rashid, Aktris yang humble, aktifis yang tegas, tapi lucunya minta ampun kalau sudah berbincang dengan dia. Episode ini bisa menjadi perenungan, tentang siapa kita, jati diri kita, dan mungkin ini yang bisa membentuk perspektif kita dalam berkarya. Enjoy the laugh!.
Ada satu crew yang jabatannya itu kebanyakan di benci dengan crew lain. Benci tapi rindu, Benci tapi perlu, Benci tapi cinta. Seorang Asisten Sutradara pada umumnya mempunyai mental baja, tahan banting dan bisa jaga perasaan. Mereka ini siap di maki, di bentak, di sebelin, tapi mereka ini yang buat kita pulang cepet, tidur panjang sama suting seneng. Kak Gadis Fajriani ini adalah salah satunya. Obrolan asik sama kak Gadis, sampe ke dalem-dalemnya, dan perlu kita simak, perlu kita ketahui. Biar suting kita bisa lebih enak, lebih seru, nggak OT, ketika wrap bisa saling nangis saking kompaknya. Un-Sung Hero seperti asisten Kamera, Asisten Sutradara ini diam-diam yang menentukan lancar/tidaknya sebuah produksi film berjalan!.
Sebuah pertanyaan besar ketika berbincang dengan mas Agung Sentausa (Film Director, Producer, Architect, Social Observer, Story Teller), ketika kita membahasa "film maker" dan produknya: film. Film itu apa?, medianya apa?. Lalu Film maker itu posisinya dimana?. Pelaksana saja? atau punya tanggung jawab lebih jauh lagi kepada calon penontonnya?. Sebuah diskusi asik dengan mas Agung, membahas tentang Film, Komunitas, Jabatan, Industri dan tanggung jawabnya. Bukan hanya tentang industri film di Jakarta, tapi industri film di Kota-kota lainnya. Indonesia Film makers Unite!.
Elemen yang kerap kali dilupakan oleh pembuat film, pengamat film, penonton film: Suara. Dan orang yang dibelakangnya. Kita sering menganggap suara itu "biasa" saja, dianggap sebagai pelengkap dalam film. Mas Ichsan, sound recordist senior yang sudah mendalami jumpalitan mengenai suara dan teknologinya, membagi pengalamannya dan pengetahuannya mengenai suara, didalam produksi film. Setelah nonton Episode ini, dijamin kita akan punya perspektif yang baru melihat film. Pasang telinganya, dengarkan, dan praktekan!.
Banyak film maker yang ingin membuat film yang baik, tapi juga baik secara komersil. Ada cara-caranya sebetulnya. Kali ini kita diskusi dengan mas Shafiq, ahli komunikasi visual dan marketing. Kita belajar melihat tantangan, peluang dan pekerjaan, dengan perspektif yang bisa kita atur dan tentukan. Sehingga kita bisa dengan rileks berkarya, dan bisa menghasilkan elemen-elemen yang bisa membuat kita lebih kaya lagi. Simak dan catat. Diskusinya menyenangkan sekali!.
IP atau Intelectual Property atau Hak Kekayaan Intelektual, adalah salah satu asset yang sangat berharga yang bisa kita miliki dan kita olah. Kali ini kita diskusi dengan seseorang yang jarang terlihat, tapi perannya sangat besar di manajemen IP ini. Mas Wim dari Bumi Langit, SETIAP HARI harus mengolah, berpikir dan mengatur semua 1.300 IP yang dimiliki oleh Bumi Langit Entertainment. Disini kita belajar, bahwa, Indonesia itu super kaya banget dengan IP yang bisa kita olah, yang bisa kita kembangkan, yang bisa men-sejahterakan banyak orang. Ide cerita aja bisa jadi IP. Kancut yang kamu tanda tangan juga bisa jadi IP, kalau mau. Intinya, gagasan dan ide itu sangat berharga, dan bisa menjadi sebuah investasi untuk teman-teman dimasa depan. Beneran, setelah ngobrol dengan mas Wim, kita bisa lihat kalau Indonesia itu kaya banget sebenernya. Tinggal manajemennya harus bisa kita benahi.
Joe Taslim itu "one of the kind" aktor Indonesia. Sudahlah orangnya sangat humble dan membumi, prestasinya nggak main-main di kancah internasional. Cerita-ceritanya yang sangat inspiratif, menumbuhkan semangat dan motivasi untuk menjadi orang yang berkualitas. Mulai dari masuk kulkas, sampai bisa bikin es, di film Mortal Kombat. Menampik tawaran besar, karena tidak mau menyakiti sebuah keluarga. Pengen rasanya menawarkan diri jadi asisten bikin kopinya, karena segitu banyaknya kita bisa belajar dari Joe "the Sub Zero" Taslim. Loe keren Joe!.
Mau bikin film tapi nggak ada budget? Pasti ada, pasti tersedia, selama kita tahu harus kemana carinya, jalurnya dan usahanya. Robin Moran adalah seorang film producer yang sudah membantu banyak produksi film kecil, yang hasilnya sampai mendunia. Cerita dan perspektif kak Robin ini menarik untuk disimak, dan direnungkan. Karena ternyata masih banyak sekali teman-teman yang berbakat yang bingung caranya mau bikin film dengan uangnya siapa, hehe.... Silakan simak dan pelajari diskusinya, dan tentunya more to come tentang Indie Film making!. Semangat!.
Biasanya perbincangan lintas generasi itu menjadi problem karena antar generasi itu mempunyai bahasa dan pola pikirnya masing-masing, sehingga tiap generasi itu saling menjagokan kelebihannya. That is an endless game, to be honest. Ken Durasi, adalah perwakilan dari gen Z yang kita bertemu dalam sebuah project. Ken ini unik, bahasa dan pemikirannya sangat relates dengan generasi yang lebih tua dari generasinya. Dari diskusinya bersama Ken, kita-kita kaum yang sudah mulai renta ini, terbuka lagi pikirannya, gagasanya. Jadi makin semangat untuk diskusi lintas generasi untuk membangun komunitas yang lebih baik. Geng Gen Z, ditunggu nih diskusinya. Kita garap sama-sama yuk komunitas filmnya!. #genz #genalpha #dadsjoke #podcast #inspiration #interview
Politik itu seperti debu; nempel dimana-mana. Seperti daki, udah dibersihin, ada lagi, ada lagi. Politik itu bukan hal yang menyebalkan ternyata, kalau kita bisa melihatnya dari perspektif yang lain. Kali ini kita ngobrol dengan mas BAYU PRIHANTORO, director-cinematographer, yang karya-karyanya "menggigit" dan membuat penonton pulang dengan banyak berpikir. Ngobrolnya asik banget dan nampaknya harus disambung lagi nih di episode berikutnya. Episode kali ini perlu nyimak jangan di potong-potong kalo bisa, karena saling nyambung satu sama lain. Enjoy!. #crewlife #crewindonesia #headofdepartment #kuliahsinema
Komunitas Film maker itu adalah sebuah elemen pentingn dalam perkembangan industri film di dunia, dan khususnya, di Indonesia. Munculnya produksi produksi indie, menciptakan talent-talent baru dan segar, di semua sisi sebuah produksi film. Mas Dady adalah seseorang yang mewakili sebuah brand, yang mempunyai program dan visi yang nggak main-main: Mau memajukan industri Film di Indonesia. Pengembangan komunitas adalah salah satu program yang mas Dady dan kawan-kawan coba perjuangkan. Diskusi pada episode ini penting, khususnya untuk teman-teman yang ingin membuat film, atau baru mau membuat film. Dan ini penting juga untuk teman-teman dari Rental House menjadikan episode ini sebagai bahan diskusi bersama. Langka loh, ada orang baik dengan niatan baik. Yuk, kita sikat!. #sekolahfilm #rentalhouse #crewindonesia #cinematography #filmstudent #filmcommunity
Ada caranya kita bisa siksa kamera yang harganya Milyaran, dengan aman dan selamat. Bisa kita banting, terbang, dengan teknik yang baik. Kak Indra Wirawan dari MOVIOUS Film dan Robin Moran dari FOCUSED Equipment sharing pengalaman mereka mengenai bagaimana caranya meng-handle kamera dan lensa yang harganya nggak murah itu disebuah project. Faktor perhitungan, manajemen dan negosiasi adalah kunci. Kak Indra ini ilmunya banyak, Kita sih mau banget culik dia di podcast berikut untuk kasih tahu trick dan tips mulai dari Drone techniques sampai dengan High End Special Equipment handling. Mau nanya-nanya ke mereka berdua?, silakan sikat di comment. Nanti kita kumpulkan dan kita daulat lagi mereka untuk jawabin satu satu pertanyaannya ya. Enjoy!.
Ketemu lagi dengan mas Arief Pribadi, ICS, kita mulai gali gali ilmu lebih dalam, mulai dari FOMO dan Algoritmanya, sampai dengan Ekosistem Digital Sinematografi. Tentu saja nggak cukup ngobrol 51 menit, dan tentu saja, akan MORE TO COME!. DIpersilahkan comment, nanya, atau mau minta mas Arief tambah lagi materialnya. Kosongin kepalanya, penuhin perutnya, the Ride is coming my friend!.