Discover
Cleanomic Radio

54 Episodes
Reverse
Di episode Cleanomic Radio ke 14 ini, CEO dan Founder kami, Denia, berbincang langsung dengan Roy Megaantara dari Kamiantar Jakarta.
Kamiantar Jakarta ada penyedia jasa kurir sepeda yang dapat mengantarkan paket berupa dokumen, barang, dan bahkan makanan untuk di kawasan Jakarta. Bagaimanakah respon masyarakat Jakarta mengenai jasa kurir sepeda ini? Apakah Kamiantar Jakarta menerima kurir baru? yuk simak langsung bincang-bincang Cleanomic dengan Kamiantar Jakarta di episode podcast kali ini.
Meskipun pertama kali posting itu di tanggal 11 Maret, tapi karena 15 Maret itu ulang tahun ku, kayanya lebih spesial kalau ngerayainnya bareng-bareng di tanggal 15 Maret! Hahaha… Ga berasa si bayi kecil Cleanomic ini udah menginjak usia 5 tahun!
Terima kasih banyak temen-temen #GengCuanLestari yang sudah bergabung, saling bertukar pikiran, dan berjejaring! Semoga makin sukses mengejar #cuanlestari yahh kitaa!
Sampai juga di episode terakhir podcast kolaborasi Cleanomic bareng Yayasan Madani Berkelanjutan. Sudah hampir 3 bulan nih kami memproduksi podcast dengan tema seputar perubahan iklim, biodiesel, kelapa sawit dan bisnis #cuanlestari. Setelah semua rangkaian podcast yang udah up di #CleanomicRadio, kita bakal tutup episode podcast bareng Yayasan Madani Berkelanjutan dengan yang lagi hitsss banget awal tahun ini, yaitu NFT or non fungible token.
Kalian sempet liat dong, yang kemarin lagi viral, Mas Gozali yang menjual selfienya sebagai NFT dan bisa dapet cuan hingga milyaran dalam waktu singkat. Sebenernya apa sih NFT? Nah ternyata ni gaes di Indonesia udah ada lho komunitas yang menggunakan NFT untuk inisiatif #cuanLestari, yaitu Meta Forest Society. Kita akan ngobrol-ngobrol sama Richard salah co-founder dari MFS, atau Meta Forest Society, dan beliau akan menjelaskan apa sih NFT, block chain, dan bagaimana teknologi ini sebenernya bisa diaplikasikan dalam banyak hal, termasuk kegiatan-kegiatan yang nantinya bisa mendukung upaya mengatasi perubahan iklim dan inisiatif cuan lestari lainnya.
Blockchain, Meta, are no longer the future, it is now, yuk cari tau sekarang!
Hallo, ini adalah episode terbarunya Cleanomic Radio hasil kolaborasi antara Cleanomic dan Yayasan Madani Berkelanjutan! Masih melanjuti obrolan bisnis lestari, episode kali ini adalah salah satu episode yang aku personally ga sabar banget untuk share ke kalian, karena kita akan membahas Bisnis Lestari dan Pentingnya memahami Komitmen Iklim bareng Mba Ratih, Head of Water and Stewardship of Danone Indonesia.
Kalian udah pada tau dong, Danone Indonesia multi national corporation yang skala operasional nya udah luar biasa besar sekali. Sebagai perusahaan yang punya ribuan stakeholder, visi dan misi #cuanlestari jadi penting banget kan sebenernya, karena semakin besar perusahaan dan jangkauannya, semakin besar juga potensi dampak yang mereka bisa hasilkan terhadap iklim, lingkungan dan perekonomian pada umumnya.
Danone memiliki tujuan untuk menginspirasi praktik makan dan minum yang lebih sehat dan berkelanjutan, visi mereka adalah "Danone, One Planet, One Health". Visi ini mencerminkan keyakinan kuat bahwa kesehatan manusia dan kesehatan planet ini saling berhubungan. Nah, komitmen Danone dalam program keberlanjutan ini nih yang bakal kita gali lebih dalam sama kak Ratih. Tentang gimana sih pentingnya sebuah bisnis memahami komitmen iklim dan bertransformasi menjadi bisnis yang lestari.
Selain inisiatif yang memang akan dijalankan oleh pemerintah, sektor swasta sebenernya juga punya andil yang besar dalam mengurangi emisi lho. Apalagi mengingat hampir 2/3 emisi karbon industrial hanya dihasilkan oleh 90 perusahaan di seluruh dunia. Bahkan ada studi yang menyebutkna bahwa 71% emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dari kegiatan manusia sepanjang tahun 1981 - 2015 itu hanya dilakukan 100 perusahaan energi. Sehingga, wajar dong kalau korporasi dan sektor swasta harus ikut serta mengurangi emisi karbon.
Di dalam episode ini, Kak Yosi dan Kak Ratih dari @madaniberkelanjutan.id akan membahas tentang bagaimana perusahaan bisa bertransformasi dalam upayanya mengurangi emisi karbonnya, intinya gimana bisnis bisa jadi #cuanlestari. Untuk kita-kita yang bukan pelaku usaha, nanti ada juga tips supaya kita bisa mendukung perusahaan-perusahaan ini.
Ga berasa kita sudah di 3 episode terakhir podcast kolaborasi bareng sama Yayasan Madani, so far kita udah belajar banyak banget nih di episode 1 sampai dengan yang ke 6, dari mulai biodiesel, praktek kelapa sawit yang berkelanjutan, sampai dengan rantai pasok, it’s not an easy topic, tapi penting banget sebenernya untuk kita pahami dalam konteks pembahasan solusi untuk mengatasi perubahan iklim. Kita masih ada 2 episode lagi hingga akhir tahun bareng yayasan madani tungguin terus, dan jangan lupa subscribe biar ga ketinggalan yah!
Google baru-baru aja nih ngeluarin daftar hal yang paling banyak di search orang sepanjang tahun 2021, nah untuk topik lingkungan, salah satu kalimat yang banyak diketik nih di google adalah “dampak perubahan iklim”. kalau ngomongin perubahan iklim, salah satu strategi pemerintah Indonesia untuk mengatasinya adalah dengan mengembangkan biodiesel. Nah di episode ini, kita akan bahas bener ga sih biodiesel bisa jadi solusi yang baik dan benar untuk mengatasi krisis iklim dan mengurangi ketergantungan kita terhadap bakar fosil.
Yuk dengerin podcast kolaborasi Cleanomic dan Yayasan Madani Berkelanjutan, jangan lupa subscribe podcast ini supaya kamu ga ketinggalan inspirasi #cuanlestari berikutnya!
Yagi Natural adalah salah beauty startup favorit ku, buat ku Yagi itu #cuanlestari banget, selain karena emang cocok dengan produk mereka, mereka konsisten banget mengedukasi konsumennya untuk tau lebih lanjut soal bahan baku, rantai pasok, dan praktik2 bisnis yang berkelanjutan. Di podcast episode kali ini, kami berdiskusi langsung bareng Dara, co-foundernya Yagi, soal gimana sih proses mereka mencari vendor bahan baku, salah satunya kelapa sawit, susah ga sih cari vendor kaya gini?? Kalau kita ngomongin soal bisnis berkelanjutan, kita mesti paham kan suatu proses rantai pasok dan pentingnya suatu komoditas tertentu dalam proses produksi.
Oy, podcast ini merupakan hasil kolaborasi Cleanomic dengan Yayasan Madani Berkelanjutan.
Yayasan Madani akan ngadain acara seru lho weekend ini, temanya soal Menjadi Indonesia: Membangun Jalan di Tengah Krisis Iklim yang disiarkan langsung melalui Live Streaming di Youtube Madani & Tempo.co dari jam 2 siang, di hari Sabtu dan minggu tanggal 4 dan 5 Desember ini
Menjadi Indonesia menghadirkan ruang bercerita dan diskusi untuk masyarakat yang tujuannya menjembatani dialog dari berbagai sudut pandang, mencari sebuah narasi alternatif bersama sebagai sebuah pijakan untuk membangun resiliensi nasional dan mengatasi krisis iklim,
tiketnya GRATIS dan bisa kamu akses di menjadiindonesia.eventbrite.com
Now, lets get on to the show.
Melanjuti obrolan seputar perubahan iklim, kelapa sawit dan biodiesel, dalam episode kali ini, Cleanomic Radio dengan berkolaborasi dengan Yayasan Madani Berkelanjutan ngobrol dengan Faris Razanah Zharfan, Founder dari startup #cuanlestari yang namanya Beli Jelantah. Di episode sebelumnya kita udah sempet apa sih biodiesel, terus biodiesel dibuat dari kelapa sawit dan bisa ga sih kelapa sawit itu sustainable, nah sekarang bahas soal biodiesel yang dibikin dari minyak jelantah alias minyak bekas pakai.
Beli Jelantah merupakan startup yang khusus mendirikan bisnis untuk monetize supply dan demand ini. Beli Jelantah ini membuka mata kita bahwa minyak bekas goreng-menggoreng di dapur itu mesti dikelola dengan benar. Minyak jelantah ini kalau dibuang sembarangan bisa mencemari air dan lingkungan kita, jadi oleh Beli Jelantah, minyak bekas ini dijadikan biodiesel. Circular economy banget, dan yang pasti cuan lestari banget. Dan gak hanya itu, kata Mas Faris, emisi gas buang dari bio diesel dari minyak jelantah lebih oke daripada dari sumber sawit.
Bagi kami, startup #cuanlestari tuh yah kaya Beli Jelantah ini, kita bisa ngurangin pencemaran lingkungan, dapet duit, dan mereka pun #cuan karena bisa kasih solusi yang bagian dari circular economy, kereeeen. Yuk simak obrolan Cleanomic Radio kali ini tentang peluang #CuanLestari dari Minyak Jelantah. Jangan lupa subscribe channel podcast ini dan tungguin obrolan selanjutnya di Cleanomic Radio hasil kolab bareng yayasan madani berkelanjutan yah.
Melanjuti diskusi seputar krisis iklim, kemarin di episode 1 podcast kolaborasi cleanomic dan yayasan madani ini, kita udah bahas mengenai Biodiesel dan sempet disinggung kan mengenai pentingnya tata kelola perkebunan kelapa sawit yang keberlanjutan. Hal ini penting karena mayoritas bahan baku biodiesel di Indonesia masih berbasis kelapa sawit. Tapi yang jadi pertanyaan besar, sebenernya bisa ga sih Indonesia punya praktek perkebunan sawit berkelanjutan? Dan kelapa sawit yang sustainable tuh seperti apa sih?
Di podcast episode 2 ini kita bahas tuntas mengenai apa sih yang dimaksud dengan praktik kelapa sawit yang berkelanjutan bareng Ibu Rukaiyah Rafik atau biasa dipanggil Ibu Uki, Kepala Sekolah Tani dari Yayasan Fortasbi. FORTASBI adalah sebuah organisasi yang berdiri di tahun 2014 sebagai wadah bagi petani sawit yang berkomitmen untuk melaksanakan prinsip-prinsip sustainability di perkebunannya. Beliau tugasnya mendampingi para petani kelapa sawit swadaya agar mereka dapat memperoleh sertifikasi sawit seperti ISPO, RSPO dan ICC. Kalau dari diskusinya, proses memperoleh sertifikasi ini ga mudah, karena banyak banget nih standard yang harus dipelajari dan diimplementasikan sehingga memang petani swadaya kita butuh dukungan banyak pihak nih.
Dengerin terus lanjutan obrolan kami di minggu depan seputar biodiesel, kelapa sawit, skema transisi energi serta komitmen iklim Indonesia, jangan lupa subscribe #CleanomicRadio ini, follow akun instagram kami supaya ga ketinggalan info lanjutannya!
Cleanomic seneng banget kali ini bisa partneran dengan Madani Berkelanjutan untuk bahas lebih mendalam beberapa isu yang berkaitan dengan krisis iklim dalam rangkaian series podcast di #CleanomicRadio. Isu perubahan iklim ga bisa dipungkiri akan menjadi topik yang bakal kita bahas sehari-hari, dari mulai konferensi #COP26 di Glasgow sampe cuitan Bu Menteri Siti soal deforestasi. Pembahasan tentang iklim tuh luas banget sebenernya, darimulai sejarah ke belakang, komitmen iklim yang baru disepakati, proses pengurangan emisi serta realisasi di lapangan. Banyak nih yang harus kita pelajari supaya bisa tune in dengan diskusi seputar isu iklim dan bisa kasih komentar yang produktif.
Di podcast episode ini, kami ngobrol dengan Mas Bisuk Abraham, seorang Researcher yang memiliki kekhususan di bidang Natural Resource Economics dari LPEM FEB UI, Pusat Penelitian Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Pembahasannya menarik banget, karena kita ngobrolin BBN dari berbagai sisi, mulai dari ekonomi, lingkungan, sampai sosial.
Kenapa BBN?
BBN adalah singkatan dari Bahan Bakar Nabati, salah satu alternatif energi ramah lingkungan yang terbuat dari minyak nabati berasal dari tumbuhan. BBN ini pertama kali di kembangkan di Brazil dan kini menjadi salah satu pilihan energi alternatif pengganti energi fosil yang sedang dikembangkan oleh Indonesia. BBN ada banyak macamnya, tapi yang menjadi fokus Indonesia sekarang ini adalah BBN dalam bentuk Biodiesel yang punya target sebagai pengganti bahan bakar untuk transportasi. BBN sendiri masuk ke Indonesia pada tahun 2008 dan sampai sekarang ini penggunaan biodiesel sebagai bahan dalam bentuk campuran terus meningkat, mulai dari 5% (B5) menjadi 30% (B30). Kedepannya Indonesia punya target kalau bahan bakar di Indonesia menjadi 100% berasal dari Biodiesel atau B100.
Tapi nihh, isu yang sekarang sedang banyak banget jadi perbincangan karena bahan baku biodiesel Indonesia itu mostly berasal dari kelapa sawit. Tau sendiri dong, kelapa sawit sendiri banyak dapet stigma negatif dari masyarakat karena dampak pembukaan lahan perkebunannya yang mengakibatkan hilangnya lahan hutan dan lahan gambut di Indonesia, isu biodiversity, yang tentunya akan berdampak pada isu perubahan iklim. Namun, di sisi lain, kita juga perlu diversifikasi energi dalam waktu dekat untuk mengurangi ketergantungan dengan fosil fuel.
Yuk dengerin dan follow #CleanomicRadio supaya kamu gak ketinggalan episode berikutnya!
Kalian sering ga sih denger jargon FAIR TRADE atau perdagangan adil. Apa sih artinya ini? Nah, di episode kali ini kita bahas tuntas kriteria fair trade di Cleanomic Radio bareng Intan S. Wahyoe, yang merupakan konsultan fairtrade dari organisasi Fairtrade NAPP.
Fairtrade NAPP (Network of Asia and Pacific Producers) adalah sebuah jaringan produsen 'Fairtrade International' yang bekerja untuk mengamankan kesepakatan yang lebih baik bagi petani & pekerja di Wilayah Asia & Pasifik.
Buat yang temen-temen nanya, kenapa sih harga barang "sustainable" atau yang punya label "fair trade" ini mahal, kita bahas penyebab dan latar belakang alasannya di episode ini lho. Beberapa informasi penting yang bisa kalian dapetin dalam podcast ini adalah:
Beberapa standard yang harus diterapkan dalam sebuah fair trade
Bentuk kolaborasi dengan koperasi di Indonesia
Perbedaan syarat yang diwajibkan fair trade di Indonesia maupun di luar negeri
Kenapa penting untuk mendapatkan fair trade certification?
Yuk simak obrolannya dan tungguin episode berikutnya setiap hari Jumat. Stay tuned!
Dengan semakin banyaknya putusan pengadilan yang memenangkan perkara atas gugatan terkait lingkungan dan perubahan iklim, para pelaku usaha sebenernya harus benar-benar memperhatikan kebijakan dampak perubahan iklim pada usahanya karena saat ini potensi liabilitasnya semakin nyata. Baru-baru ini aja, pengadilan negeri Jakarta Pusat mengabulkan gugatan Koalisi Ibu Kota terkait polusi udara dan menyatakan bahwa Pemerintah serta Gubernur telah bersalah melakukan perbuatan melawan hukum yang berkaitan dengan penanganan polusi udara di Jakarta. Dalam podcast episode ini, kami ngobrol-ngobrol dengan Andrina dari Climate Change Counsel, sebuah consulting firm di Swedia yang didirikan oleh tiga perempuan yang bertujuan untuk mengadvokasikan perusahaan terhadap pentingnya untuk menyadari pentingnya risiko perubahan iklim bagi perusahaan, khususnya dari aspek climate litigation.
Sangking serunya, podcast ini kami bagi jadi 2 part yah, tungguin bagian keduanya di episode minggu mendatang!
Sejak beberapa tahun terakhir, aku sama aldy lumayan sering baca and mantengin konten-konten seputar FIRE, Financial Independent and Retire Early. Jadi FIRE ini tuh ada komunitasnya sendiri yang intinya orang-orang yang kerja keras untuk nabung 70% dari pendapatannya untuk diinvestasiin ke reksadana index sampe jumlah tertentu, yang akhirnya membuat mereka bisa pensiun dini dari kerjaan 9-5 nya mereka, karena hasil passive income dari portfolio invetsasinya sudah cukup mencover biaya hidup mereka sehari-hari.
Nah, salah satu kunci menuju FIRE ini adalah financial minimalism, di episode kali ini, aku ngobrol sama Cyntia, founder dari Lyfewithless, sebuah media yang banyak membahas seputar minimalisme dan tips gimana bisa menerapkan prinsip minimalis ini agar memperoleh #cuan alias #CuanLestari.
#HematSampahPangkalKaya #Minimalism #Hemat #SustainableLiving
Bulksource adalah toko bahan makanan ramah lingkungan (eco-grocery) yang menghadirkan konsep belanja ramah lingkungan dan zero waste. Sedikit berbeda dengan minimarket pada umumnya, store ini menjual kebutuhan sehari-hari mulai dari makanan, sampai produk kesehatan tanpa menggunakan kemasan. Store ini menyediakan barang-barang yang sehat & berkelanjutan, yang dapat diisi ulang dengan cara yang praktis dan dapat diakses oleh penduduk perkotaan, sambil mendukung komunitas lokal dan mempromosikan gaya hidup yang sadar lingkungan.
Meskipun konsep curah bukan suatu hal yang baru, karena di pasar tradisional kan juga banyak yah yang curah, tapi toko Bulksource mengangkat konsep belanja minim sampah. Jadi mereka memang khusus mengajak para customernya untuk bawa sendiri jar atau kotak penyimpanan dari rumah dan mengisi ulang produk-produk di toko mereka.
Yuk simak obrolannya!
Minggu ini kami punya episode baru bareng Soraya Cassandra, co-founder dari Kebun Kumara. Mudah-mudahan kalian udah cukup familiar yah, tapi yang belum tau, Kebun Kumara adalah sebuah usaha (yes, they are a solid business!!!) yang punya menawarkan beberapa jasa, antara lain workshop / edukasi, menyediakan benih tanaman serta landscape design. Kami di Cleanomic sih udah ga asing lagi, dulu kita pernah ikutan workshop basic gardening-nya mereka (bisa lihat videonya disini), terus pernah ngisi acara juga bareng mereka di tahun 2018 (bisa lihat disini cerita lengkapnya), sampe terakhir nih, kita kolab untuk bikin edible garden.
Misi utamanya Kebun Kumara adalah untuk membantu masyarakat kota meraih gaya hidup seimbang yang lestari dengan cara berinteraksi langsung dengan alam - #CuanLestari banget kan!
Setelah hampir 3 tahun bikin konten buat Cleanomic sambil belajar berbagai hal untuk peduli lingkungan, gue sadar bahwa sebenernya tuh semua berawal dari rumah kita sendiri. Banyaaak banget yang bisa kita kerjain di rumah lho, dan ga cuman seputar persampahan doang, tapi berbagai aspek lainnya. Cassandra punya startup yang kerjanya membangun rumah mini tapi ramah lingkungan, namanya Raw Hause, the Indonesia's 1st Zero Waste High Performance Microhouse.
Di episode kali ini, kita bahas tuntas, apa itu rumah mikro yang zero waste dan ramah lingkungan.
Awal tahun 2020, passs....banget sebelum coronces merebak dan Jakarta akhirnya lockdown, Cleanomic sempet bikin acara nobar Film Semesta bareng 7 komunitas peduli lingkungan di Jakarta. Sebenernya, acara ini berawal dari komen di instagram post-nya Nicholas Saputra, dia merupakan salah satu produser film ini by the way, dan akhirnya berentet dan jadilah kita bikin acara yang rame, langsung sold out sekejap dan itu satu bioskop full house. Sutradara dan Produsernya juga dateng lho di acara ini.
Film Semesta ini adalah film dokumenter yang bertemakan lingkungan dan terdiri dari cerita pendek mengenai tokoh-tokoh yang tersebar di Indonesia, dari Aceh hingga Papua, ceritanya bagus banget, aku nonton dua kali, dan dua kali pula nangis nonton film ini.
Episode kali ini, kita ngobrol-ngobrol sama Mba Mandy, produser dari Film Semesta, tentang bagaimana kita bisa menyuarakan isu alam melalui indusri perfilman. Oya, podcast ini merupakan rekaman dari acara Instagram Live #CuanLestari Talk series Green Creator tahun 2020 lalu.
Buat yang belum nonton, film ini masih tayang yah di netflix; jadi yang belum nonton, buruan nonton segera.
Berdasarkan data Kementerian Perindustrian, sektor kosmetik tumbuh signifikan pada 2020 yaitu sebesar 9,39 persen. Ini fakta menarik karena tahun 2020 orang kan banyak wfh tapi ternyata make-up tetep harus on-point nih buat zoom session. Which is a good news karena artinya ekonomi masih berjalan. Karena di podcast ini kita ngebahas seputar bisnis yang cuan lestari, kami punya brand beauty lokal yang favorit banget namanya Runa Beauty. Kalau kalian suka ikutin konten-kontenya cleanomic, kami sempet bahas brand ini beberapa kali karena emang sekeren itu sih.
Runa Beauty adalah brand beauty lokal yang menjadikan prinsip sustainability sebagai value dasar bisnis mereka, ga cuman create a high quality formula, tapi mereka juga invest di R&D untuk bikin produk inovatif dengan menggunakan bahan lokal dan barang-barang tadinya cuman jadi sampah doang.
In my opinion, they truly set up a new standard for local business in Indonesia and beyond!
Saat ini mayoritas rumah di Indonesia mengalirkan air limbah rumah tangga hasil dari kegiatan cuci mencuci (cuci piring, mandi, laundry dll) langsung ke selokan ataupun badan air lain yang ada disekitarnya tanpa proses pengolahan terlebih dahulu. Air limbah jenis ini, yang disebut juga sebagai grey water, mempunyai kandungan organik yang tinggi, misalnya minyak dan lemak, dan juga kandungan kimia lainnya.
Bila disalurkan langsung ke badan air seperti selokan dan sungai, air nya berpotensi tercemar; penguraian senyawa kimia yang ada di grey water ini membuat air menjadi coklat atau hitam dan berbau tidak enak. Dengan kualitas air yang buruk ini, makhluk hidup di air bisa mati dan juga menjadi sumber penyakit untuk masyarakat. Bila berlangung terus menerus, keadaan ini dapat merusak kualitas air sungai sebagai muara dari selokan di sekitar rumah, dan menjadi permasalahan lingkungan yang kronis dan merembet kemana-mana.
Di episode kali ini, aku ngobrol2 sama Cinta founder dari Purefyl, sebuah brand pembersih lokal yang diciptakan dengan formula khusus agar lebih ramah lingkungan. Cinta itu bikin, launching brand ini, dan menjalankan bisnis ini di Indonesia, all the way remotely dari Perancis lho, yuk dengerin ceritanya!
What's the first thing you have in mind when you hear the word vegan, vegetarian or plant based? For me, it's burgreens and green rebels food.
Although, I'm not a vegan, but I'm huggeee fan of their brand and products. Burgreen adalah plant-based brand yang dibangun oleh Helga dan Max, vegan power couple, sejak November 2013. Mereka pertama kali membuka restoran yang menyediakan menu berbasis nabati di rempoa dan sekarang sudah punya 15 outlet di daerah jabodetabek plus bandung. Baru-baru ini, mereka juga baru aja launching menu vegan yang merupakan hasil kolaborasi dengan Starbucks Indonesia dan dengan GreenRebel Foods, sister company-nya Burgreens.
Podacst episode kali ini merupakan rekaman dari Instagram Live nya Cleanomic dalam rangkaian acara #CuanLestari Talks pada tanggal 27 Agustus 2020 dan di moderasi oleh salah satu volunteer kami, Jason.
I'm super grateful to Jason dan Helga for having such an amazing conversation, and to Helga for sharing her experience in building a successful green business.
I hope you will enjoy this episode as much as I did.