HOST: Yuna NARASUMBER: Pdt. Ferdinand Ludji, M.Si. AYAT FIRMAN: Zakharia 9:9 Berakhirnya Pandemi Covid 19 adalah kerinduan banyak orang, Kedatangan Kristus yang kedua kalinya lebih lagi dirindukan orang percaya. Natal adalah peristiwa datangnya Kristus yang menyelamatkan manusia dari hukuman dosa dan memberikan hidup yang kekal. Kita akan kembali mengingatnya. Untuk itu marilah kita sambut Raja yang adil dan jaya, kita mempersiapkan hati untuk menyambut kedatangan-Nya dengan hati yang bersukacita.
HOST: Yuna NARASUMBER: Bishop I Nyoman Agustinus, M.Th AYAT FIRMAN: Mikha 6:8 Dunia sering diwarnai tindakan kejahatan/kriminal, krisis kasih, religiusitas yang semu akibat dari Pandemi Covid 19 yang belum tahu kapan akan berakhir. Marilah Gereja hadir menyatakan keadilan, kesetiaan dan kerendahan hati. Jikalau karakter seperti ini mewarnai dunia yang penuh ketidakpastian ini maka kekuatan, penghiburan, sukacita melimpah setiap hari.
HOST: Yuna NARASUMBER: Pdt. A.A. Ayu Perani, S.Si.Teol. AYAT FIRMAN: Matius 5:9 Dalam ketidakpastian menanti kapan Pandemi Covid 19 ini akan berakhir ada banyak peristiwa yang menghilangkan damai sejahtera. Persoalan rumah tangga, keuangan, pekerjaan, kesehatan dan tindakan kriminal/ kejahatan meningkat yang sering mencuri rasa damai di hati. Sebagai orang percaya kepada Kristus Raja Damai, mari kita menghadirkan Damai Sejahtera dimanapun kita berada mulai dari lingkungan Keluarga, Gereja, Pekerjaan dan di Masyarakat.
Host: Grace Narasumber: Pdt. Izak Rio H. Baenuan, S.Si.Teol Bacaan Alkitab: Yohanes 15 : 14-17 Sering kita mendengar “manusia adalah serigala bagi sesamanya (homo homini lupus).” Namun apakah itu sesuai dengan maksud Allah menciptakan manusia? Melalui topik ini sobat muda diajak menyadari bahwa Allah selalu memberikan sahabat dalam sepanjang perjalanan kehidupan manusia. Melalui sahabat, Allah mampu berkarya menyatakan kasih dan pemeliharaan-Nya. Karena itu milikilah sahabat dan jadilah sahabat bagi sesama. Sahabat yang menjadi penolong di tengah masa sulit dan penantian hidup.
Host: Yuna Narasumber: Pdt. Tutin Okto Lisa Djami-Hamel M.Min Bacaan Alkitab: Ayub 16 : 2 Dalam masa-masa sulit tentu penghiburan dan penguatan dari orang lain terasa bagai aliran air di tengah gurun yang kering. Tetapi tidak jarang bukan penguatan dan penghiburan diperoleh melainkan penghakiman. Seperti yang dialami Ayub, ia bagai jatuh tertimpa tangga karena masalah hidup yang dialami. Dalam kesendiriannya Ayub didatangi oleh kawan-kawannya, bukannya penguatan justru ia dihakimi oleh mereka. Melalui topik ini sobat muda diajak untuk mengkoreksi diri apakah di dalam kehidupan setiap hari kita menjadi penolong yang sejati atau justru menjadi “penghibur sialan” bagi sesama yang dalam kesulitan.
HOST: Yuna NARASUMBER: Pdt. Thomas Marlissa, M.Min AYAT FIRMAN: Roma 12:16 Saudara, sejahtera umumnya dikaitkan dengan banyaknya uang/harta. Sedangkan kesederhanaan sering menjadi indikator dari keuangan yang sulit, ekonomi yang parah. Topik diskusi kita hari ini, berbeda: dalam kesederhanaan tapi masih ada kesejahteraan. Mana bisa? Apa yang harus kita lakukan? Jawabannya: “Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama; janganlah kamu memikirkan perkara-perkara yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana”.
HOST: Yuna NARASUMBER: Bishop Nyoman Agustinus M.Th AYAT FIRMAN: Roma 15:1 & Filipi 4:6 Tidak ada cara lain selain hidup dalam kesederhanaan (ugahari), dalam menyikapi dampak dari Covid-19, saat ini. Dalam kesederhanaan itu, apa yang harus kita lakukan? Alkitab mencatat: “kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan kita mencari kesenangan kita sendiri. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”.
Host: Grace Narasumber: Pdt. Tutin Okto Lisa Djami-Hamel, M.Min Bacaan Alkitab: 1 Timotius 4:12, Mazmur 119:9 Ada fenomena yang menggelisahkan tentang sebutan BPJS (budget pas-pasan jiwa sosialita). Istilah ini digunakan untuk menyindir orang yang sebenernya tidak memiliki uang cukup namun nekad dengan melakukan segala cara agar dapat membeli barang2 yang mencerminkan status sosial hanya dipandang sebagai orang kelas atas. Dalam situasi pendemi covid 19 Gereja dan khususnya Pemuda harus mampu mengatasi trend buruk yang terjadi dikalangan pemuda/i. Melalui siaran ini kiranya sobat muda mampu memilih dan memilah bahwa hidup bukan semata-mata hanya untuk bergaya tetapi bisa menjadi teladan yang baik, mengucap syukur dan ingat bahwa Tuhan tetap memilhara hidup kita dengan sangat baik gimana pun kondisi dan keadaan kita.
HOST: Grace NARASUMBER: Pdt. Ni Luh Yuni Ambarawati, S.Si.Teol AYAT FIRMAN: Yeremia 17:7, Mazmur 62:6-8, Mazmur 37:5 Manusia hidup tidak luput dari masalah dan kesusahan. Kita seringkali sudah merencanakan kehidupan kita dengan sebaik mungkin. Namun, seringkali hal itu tidak berjalan sesuai rencana kita, oleh karena berbagai hal yang tidak kita inginkan terjadi dalam hidup ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk berserah dan mengandalkan Tuhan dalam segala hal yang terjadi dalam hidup ini.
HOST: Grace NARASUMBER: Pdt. Ni Made Endang Betha M., ST.M.Div AYAT FIRMAN: Mazmur 55:23, Filipi 4:6-7, 1 Petrus 5:7 Kehidupan memang tidak selalu berjalan dengan mulus. Kadang kita harus menghadapi tantangan dan badai hidup yang dapat menggoyahkan iman kita. Tetapi semua itu dapat menjadi sebuah jalan agar kita makin berakar dan bertumbuh di dalam Tuhan.
HOST: Yuna NARASUMBER: Pdt. I Nyoman Agustinus M.Th AYAT FIRMAN: 1 Tesalonika 5:18; 2 Korintus 1:3-4 Mengucap syukur sudah menjadi bagian dari gaya hidup kita sebagai umat Kristen, sebab Allah selalu menginginkan kita untuk selalu mengucapkan syukur dalam segala hal, saat sedang berada dalam kesulitan ataupun kesenangan dan bukan hanya saat kita sedang menerima berkat, akan tetapi saat kita menemukan kesulitan dan kesusahan di dalam hidup.
HOST: Yuna NARASUMBER: Pdt. A.A. Ayu Perani, S.Si.Teol. AYAT FIRMAN: Roma 12:12, Amsal 14:29, Efesus 4:2, Galatia 5:22 Hati yang sabar adalah cerminan jiwa yang kuat. Masalah seberat apapun, penantian sepanjang apapun dan cobaan sesulit apapun apabila kita menjalaninya dengan penuh kesabaran, pasti terasa ringan.
HOST: Grace NARASUMBER: Pdt. Justus A. Lawalata M.Th AYAT FIRMAN: Yakobus 5:16, Filipi 4:6, Matius 21:22 Berdoa merupakan cara menghadapi kesusahan menurut Alkitab yang dinilai paling ampuh. Sebagian orang mungkin tidak memprioritaskan berdoa ketika sedang diterpa kesusahan. Mereka biasanya mencari pertolongan dari manusia lainnya atau berdiam diri saja menunggu kesusahan selesai sendiri. Padahal berdoa penting bagi umat beragama.
Host: Grace Narasumber: Pdt. Made Narawati, S.Th Bacaan Alkitab: Efesus 2:10, Yesaya 43:3-5a Melalui siaran ini sobat muda dapat belajar untuk menerima diri sendiri bahkan mencintai dirinya dengan semua kekuatan, kelemahan, kekurangan dan kelebihan yang ada dalam diri sendiri. Menghargai diri sendiri bukan dilihat bahwa semuanya berhasil atau dari uang yang banyak, pendidikan yang tinggi bahkan status sosial paling berkelas. Tetapi saat ini mari kita belajar untuk berhenti memiliki standar penilaian yang seperti itu. Karena itu hanya membuat sobat muda terlihat lemah dan sobat muda tidak akan bahagia menjalani kehidupan.
Host: Yuna Narasumber: Pdt. Izak Rio H.B, S.Si.Teol Bacaan Alkitab: 1 Tesalonika 5: 15-18 Tema hari ini ingin mengajak kepada sobat muda untuk merenungkan lebih dalam lagi tentang BERSYUKUR (be grateful). Dimana bersyukur merupakan salah satu kunci kebahagiaan. Saat keadaan buruk tetaplah bersyukur sebab segala sesuatu ada masanya. Jangan melihat orang yang ada diatas ketika kita hendak mengucap syukur tapi cobalah lihat kebawah ada begitu banyak orang yang jauh dari apa yang kita punya sebenarnya.
HOST: Grace NARASUMBER: Pdt. A.A. Ayu Perani S.Si Teol AYAT FIRMAN: Yeremia 29:11 Tuhan Allah menciptakan umat untuk menikmati sukacita. Walau mereka telah melanggar hukum-Nya, Allah terus memberkati dengan limpah. Karena itu, di tengah beratnya beban hidup karena Virus Corona, kita harus yakin bahwa Allah tetap menolong kita untuk merasakan kesejahteraan. Hal ini dituliskan dalam Kitab Suci, bahwa: “Aku ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada- Ku mengenai kamu, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan.
Host: Shine Narasumber: Pdt. I Gede Jesico V. Sasmita, S.Si. Teol Bacaan Alkitab: Ef 5:33, 6:1-4 Dengan adanya pandemi dan lebih banyak waktu di rumah bersama keluarga sering kali justru gesekan yg menimbulkan pertengkaran sering terjadi. Bahkan ada dampak yang melampaui batas (seperti kasus kekerasan dalam rumah tangga dan gugatan perceraian yang meningkat) . Relasi dalam keluarga menjadi rentan sehingga memerlukan perhatian agar tidak ada banyak hal yang menjadi korban. Siaran hari ini mengajak kita, khususnya anak muda untuk mengenali peran masing-masing dalam relasi di keluarga. Bagaimana seharusnya sikap ortu pada anak dan sebaliknya. Dengan mengenali dan merenungkan kembali peran kita, kiranya kita menjadi lebih bertanggungjawab dalam menjalani hubungan dalam keluarga.
Host: Yuna Narasumber: Pdt. Made Narawati, S.Th Bacaan Alkitab: Mazmur 100:5; Nahum 1:7; Mazmur 34:8 Kebaikan Tuhan selalu nyata dalam semua musim kehidupan manusia. Hal tersebut menjadi dasar yang kokoh untuk kita terus membangun relasi dengan Dia. Bahkan, Tuhan dapat menjadi tempat perlindungan dan perteduhan dalam masa yang sulit seperti saat ini. Itulah sebabnya, penting untuk terus membangun relasi dengan Dia sehingga kita bisa mengatakan seperti yang diungkapkan Pemazmur “kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu!”
HOST: Shine NARASUMBER: Pdt. Tata Patmawiraga, M.Th AYAT FIRMAN: Lukas 10: 25-37 Orang Samaria yang murah hati menjadi Cerita yang menyindir para Tokoh Agama. Mereka yang belajar bagaimana peduli kepada yang susah, kepada yang terkapar, namun prakteknya TIDAK. Mereka siap menolong jika yang membutuhkan adalah yang satu Suku, satu Agama saja, Woow. Bagaiman dengan kita (GKPB)?
HOST: Yuna NARASUMBER: Pdt. Ni Made Endang Betha M., ST.M.Div AYAT FIRMAN: Yohanes 6:1-15 Kisah Yesus memberi makan 5000 orang tidak terlupakan oleh banyak orang Kristen. Cerita ini mudah diingat, singkat dan jelas. Yesus ubahkan 5 roti dan 2 ikan menjadi sangat banyak, sehingga 5000 yang ada saat ini bisa makan sampai kenyang. Lewat siaran ini, kita melihat sisi lain, yakni Murid Yesus sangat kuatir ketika Yesus meminta mereka untuk menyiapkan makanan bagi 5000 orang yang ada saat itu.