Discover
Kudos - Voice of America | Bahasa Indonesia

Kudos - Voice of America | Bahasa Indonesia
Author: VOA
Subscribed: 3Played: 2Subscribe
Share
Description
KUDOS adalah podcast yang mengangkat kisah unik masyarakat Indonesia di luar negeri (diaspora) yang penuh inspirasi. Dibawakan oleh Irfan Ihsan dan Dhania Iman dari Washington D.C., KUDOS akan membawa semangat baru dalam menempuh perjalanan untuk menggapai mimpi.
36 Episodes
Reverse
Setelah berusaha sekitar 10 tahun, Sashya Subono Halse asal Indonesia akhirnya dipercaya jadi Face Animator di perusahaan WETA Digital di Selandia Baru, yang menggarap film-film Hollywood berteknologi canggih, seperti Avatar dan Kingdom of the Planet of the Apes.
Komposer asal Surabaya, Laurentia Editha di California belum lama ini terlibat dalam sebuah penggarapan lagu berjudul "See the World" bersama kelompok K-pop SEVENTEEN. Lulusan Berklee College of Music di Boston Massachusetts ini juga pernah meraih nominasi Daytime Emmy 2024 di Amerika atas karyanya.
Gagal berangkat ke Amerika untuk program pertukaran pelajar saat pandemi COVID-19 dan harus melakukannya secara daring sempat membuat Dena Mandala berkecil hati. Namun, siapa yang menyangka jika di balik semua itu ada rencana lain yang malah membuka pintu kesempatan lain bagi Dena.
Berbekal ilmu pencak silat yang diturunkan oleh keluarganya, Kak Wona Sumantri bertekad memperkenalkan dan mengajarkan bela diri tradisional Indonesia ini ke warga AS. Hingga kini ia memiliki sekitar 30 murid yang selalu berlatih di studio silat yang ia dirikan di negara bagian Maryland, AS.
Sebagai pemuda Muslim di Amerika, Faris Reyhan Zachary Pohan banyak mengadakan kegiatan yang bisa mempererat pertemanan para remaja Muslim Indonesia, khususnya di negara bagian Maryland. Tidak hanya beribadah bersama, kini Faris dan teman-teman kerap mengadakan berbagai kegiatan di masjid.
Belum lama ini Maulana Abdul Aziz yang berasal dari Purwakarta terpilih untuk jadi ketua KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara) di Washington, D.C., Amerika. Simak pengalaman serunya, juga ceritanya seputar karya seni uniknya yang kerap jadi kado untuk para artis dan pejabat.
Sejak kecil Antariksa Akhmadi yang akrab disapa Aan hobi ke perpustakaan dan menjelajah di Internet. Inilah yang mendorongnya untuk menjadi pustakawan. Apa saja yang dipelajari untuk bisa jadi pustakawan dan apa tipsnya untuk bisa meraih beasiswa? Yuk, kenalan dengan Aan!
Sudah 20 tahun belakangan ini, warga AS, Laura Cohn menjual kerajinan Indonesia, termasuk lukisan batik karyanya di kota Philadelphia. Tak hanya kecintaannya akan Indonesia yang membuat orang kagum, tapi juga tekadnya membantu puluhan seniman di Indonesia yang karyanya berhasil ia jual di Amerika.
Setelah membangun barber shop dan produk rambut di negara bagian Maryland, AS, Aji Sunjaya kembali mengejar mimpi dengan membuat teh kemasan botol yang sudah tersedia di sekitar 50 toko di tiga negara bagian di AS. Ia juga terpilih masuk ke dalam program akselerator, bahkan menang kompetisi di AS.
Jadi musisi dan komposer di Amerika mendorong Ulung Tanoto untuk mengajarkan kesenian tradisional kepada anak-anak Indonesia di Amerika. Belum lama ini bersama Indonesian Kids Performing Arts di Washington, D.C., Ulung menggelar pementasan Lutung Kasarung yang dihadiri warga internasional.
Jatuh cinta dengan Indonesia, warga AS, Jacob Cass lalu mempelajari sejarah Indonesia, sampai akhirnya mengoleksi lebih dari seribu foto dan dokumen bersejarah. Mulai dari foto-foto presiden Soekarno, hingga poster film Ada Apa Dengan Cinta versi Jepang.
Berawal dari hobi, kini Nathania Dianda yang akrab disapa Nia, membuka layanan bisnis kaligrafi dan melukis dengan penghasilan yang mencapai hingga 200 dolar AS per jam untuk klien-klien dan butik eksklusif di daerah Washington, D.C. Ingin tahu seperti apa pekerjaannya? Simak di KUDOS kali ini!
Awalnya, Armaya Doremi asal Binjai, Sumatra Utara sama sekali tidak menguasai bahasa Inggris. Namun, kegigihannya telah membuatnya menjadi mahasiswi terbaik di fakultas jurusannya di Northeastern University, Boston. Ia juga terpilih menjadi pembicara utama di acara kelulusannya.
Setelah melalui persaingan yang ketat bersama sekitar 36 ribu murid, Muchlis Adzanul Putra asal Surabaya yang akrab disapa Azi, terpilih sebagai 1 diantara 70 siswa yang mengikuti program pertukaran pelajar ke AS.
Berbekal keinginan untuk meraih pendidikan tinggi, Abraham Soyem (Bram) asal kepulauan Aru, Maluku kabur dan rela berpisah dari orang tuanya setelah lulus SD. Tekad bulat dan prestasinya berhasil membawanya keliling banyak negara, termasuk Amerika Serikat untuk menempuh pendidikan S2.
Sejak tahun 2014 lalu, komikus Ario Anindito yang tinggal di Bandung telah menggarap beragam komik keluaran Marvel. Tidak hanya itu, Ario juga pernah menggarap komik keluaran DC Comics. Hasil kerja kerasnya selama ini telah mengangkat namanya menjadi komikus yang mendunia. KUDOS untuk Ario!
Sejak remaja Kemal Rifky selalu tertarik dengan isu pelestarian lingkungan dan energi terbarukan. Kini, mahasiswa jurusan teknik mesin di Worcester Polytechnic Institute, Massachusetts ini menggarap proyek 360 Energy untuk membangun pembangkit listrik dengan energi terbarukan di Indonesia.
Kali ini Irfan dan Dhania ngobrol bareng Chef Rie Sims, pemilik usaha Warung RieRie di San Diego, California. Satu-satunya restoran Indonesia di San Diego, Warung RieRie beroperasi di sebuah rumah lumbung Sumatra, dengan lingkungan suasana Bali yang kental.
Pengalaman jadi korban 'bullying' sejak masih SD tak membuat mahasiswa difabel, Imam Kurniawan berhenti dalam mengejar prestasi dan meraih mimpi. Kini, Imam tengah menjalani program S2 jurusan 'social work' atau pekerjaan sosial di salah satu universitas terbaik di dunia, New York University.
Delapan belas kali gagal meraih beasiswa tidak membuat Rosfatima Jamal atau Oca putus semangat untuk meraih pendidikan di luar negeri. Kini Oca tengah mendapat kesempatan untuk kuliah selama 10 bulan di Virginia, Amerika Serikat melalui beasiswa Community College Initiative Program. Simak ceritanya!
Comments