Discover
Lolipop
46 Episodes
Reverse
Argentina juara Copa America. Italia juara Euro. Paus Fransiskus bisa jadi adalah orang paling bahagia sejak kemarin. Kenapa? Selengkapnya di Lolipop!
Mungkin kamu satu dari sekian orang yang nggak bakal bayangin nonton bola dari layar smartphone. Di satu sisi, nonton bola jadi lebih intim. Di sisi lain, kesannya makin eksklusif. Mengapa hal itu terjadi?
Zaman sekarang apapun bisa jadi media. Lingkungan kampus yang harusnya bisa jadi media menempuh pendidikan agar berbudi pekerti luhur, malah semakin represif. Apa yang sedang terjadi?
Sepakbola lebih dari sekadar permainan. Banyak hal yang lebih penting dalam sepakbola yang kelihatannya sepele, tapi ngaruh ke permainan. Selengkapnya di Lolipop.
Humanity Above Football, Cristian Eriksen mengingatkan kita; hidup dan mati jaraknya tipis sekali. Selengkapnya di Lolipop.
Bikin film dari novel emang tricky. Karena visual jadi nggak akan menang jika diadu imajinasi pembaca yang bisa sedemikian liar. Tak sedikit novel/sastra Indonesia yang mengecewakan saat diangkat ke layar lebar. Namun ada juga yang berhasil. Di episode kali ini, Lolipop akan merekomendasikan novel-novel Indonesia yang layak difilmkan.
Band atau musisi tentu tak akan berkembang tanpa penggemar. Kini kemajuan teknologi bikin fans bisa nggak berjarak dengan sang idola dan menjadi teman. Jadi lebih baik mana?
Fenomena seniman nyemplung ke dunia politik sudah terjadi sejak lama. Ini membuktikan seni dan politik saling mempengaruhi. Mengapa banyak artis bisa tergerak menjadi politisi? Apakah sungguh tergerak nurani atau sekadar birahi?
Viralnya lagu Baby Shark terjadi bukan jatuh dari langit semacam Mr. Bean. Hal itu seharusnya bikin kita berkaca: kenapa lagu anak susah banget eksis di Indonesia? Industri lagu anak di Indonesia juga bisa dibilang kehilangan gairah. Mengapa itu terjadi?
Layaknya profesi lain, musisi tetaplah manusia biasa. Rasa jenuh dan lelah secara fisik dan emosi pasti pernah mereka rasakan. Di episode ini, akan dijelaskan mengapa vakum atau hiatus bisa jadi momen refleksi bagi musisi: mau lanjut atau selesai aja? Melihat tren yang ada, jangan-jangan bubar adalah “investasi”.
Banyak Komikus dan animator asal Indonesia mengerjakan karya luar negeri yang mendunia. Tapi kenapa nggak ada karakter Indonesia yang boomingnya kelas dunia? Di episode ini, Lolipop akan sedikit berbagi perspektif gimana cara bikin cerita yang menarik, relevan dan evergreen.
Oscar di tengah pandemi tetap menyimpan kejutan. Apalagj kalau bukan siapa-siapa aja yang jadi juara nominasi. Oscar belakangan makin inklusif. Di episode kali ini, Agung Mustika ngebahas Oscar sekaligus melihat bagaimana film Korea bisa tahan banting di tengah pandemi.
Selain tutorial dan vlog, nampaknya konten interview jadi “makin seksi” di Youtube. Sekarang semua orang bisa punya panggung. Kenapa konten ngobrol makin banyak di Youtube? Sampai tugas media mainstream bisa dilakukan (mungkin) oleh semua orang? Selengkapnya di Lolipop.
Yang ditunggu-tunggu musisi akhirnya tiba. Royalti pemutaran musik kini ditegaskan Pemerintah. Tapi banyak pihak yang mempertanyakan kenapa mutar lagu harus bayar. Padahal itu bukan lahan bisnis, tapi cost of business. Mengapa apresiasi karya seni di Indonesia relatif susah? Selengkapnya di Lolipop.
Jasa influencer bangak banget dilirik untuk mengkomunikasikan suatu pesan. Nggak heran, orang dengan angka followers besar bisa punya banyak hak istimewa. Terlebih sebagian besar orang Indonesia mudah sekali jatuh cinta pada sosok, bukan nilai. Di sisi lain, hal tersebut bisa menimbulkan banyak kecemburuan. Selengkapnya di Lolipop.
Kerja sambil traveling kayaknya enak gitu. Pilihan buat nggak terikat sama satu perusahaan supaya bisa jadi pekerja freelance makin dilirik anak-anak muda. Makanya, jalan hidup digital nomad lagi hype banget! Terus gimana, sih, cara jadi digital nomad yang sukses? Selengkapnya di Lolipop.
“Selera musik lo bagus, deh.” Maksudnya apaan, sih? Bukannya selera ya cuma selera? Suka gak suka, persepsi selera musik bagus juga dipengaruhi media musik. Di zaman serba gampang buat cari musik, apakah masih relevan pernyataan musik bagus adalah musik yang segmented?
Sebagai melting pot banyak aliran musik, Indonesia punya banyak potensi. Mau cari musik apa aja ada di sini. Walau potensi terus bertambah, banyak masalah klasik yang sampai sekarang belum ada solusi jitu. Apakah itu? Selengkapnya di Lolipop.
Kalau senggang, coba hitungin ada berapa streaming service sekarang ini. Tapi banyak orang dengan “sukarela” subscribe semuanya dan bayar (mahal). Tapi tidak dengan konten jurnalistik. Apa salah kalo jurnalistik dijual? Kenapa meskipun kontennya bagus orang tetep ogah bayar?
Ada saat memulai, ada juga saatnya berhenti. Termasuk berhenti dengerin lagu baru. Menurut sebuah penelitian ketika umur 30 tahun, manusia akan setia dengerin lagu-lagu yang menghiasi masa remaja mereka dan berhenti mencari musik yang baru aja rilis. Mengapa hal itu bisa terjadi? Selengkapnya di Lolipop.




