Discover
PODCAST ORAGOL
126 Episodes
Reverse
Oragol kali ini membahas tentang kontoversi yang dilakukan wasit Lee Mason saat pertandingan Arsenal vs Brentford, berujung ke bahasan tentang penugasan wasit memimpin pertandingan dilihat afiliasi dukungan terhadap klub-klub id Premier League.
Di Episode kali ini Oragol ngomongin kronologi sepak bola Indonesia di PSSI era kepemimpinan Mochamad Iriawan dari 2019-2023.
Songlist episode 97 (Jumat 17/2/23)
1. Efek Rumah Kaca - Balerina
2. Pee Wee Gaskins - Dibalik Hari Esok
3. The Smiths - Please, Please, Please Let Me Get What I Want
4. Slank - Balikin
5. Radiohead - Just
6. Manic Street Preachers - If You Tolerate this Your Children will be next
Ketika pindah dari Real Madrid ke Man. City pada 2008, Robinho sebetulnya sedang dilanda kebingungan. Seumur hidupnya, yang ia tahu, di Manchester hanya ada satu klub, klub itu adalah Manchester United. “Saya kira, saya akan pergi ke Manchester United.”
Hal senada juga diungkapkan oleh Daniel Alves, sepengetahuannya, satu-satunya klub di Manchester hanyalah Manchester United.
Hal-hal di atas menunjukan bahwa sebelum era Syeikh Mansour, Man. City hanyalah pelengkap untuk Kota Manchester. City adalah entitas yang perlu ada agar Manchester tidak terlalu membosankan dengan merahnya. Untuk Sir Alex Ferguson, dia lebih suka menyebut City sebagai, “Tetangga Berisik.”
Perlahan namun pasti, semua berubah. Datangnya konsorsium modal dari Uni Emirat Arab, mengubah wajah dan sejarah Man. City untuk selamanya. Sedikit demi sedikit progress dilakukan. Pemain mahal berkualitas, stadion baru, pelatih berpengalaman, dan sederet peningkatan kualitas lain telah membawa City ke dimensi yang lain: Bergelimang trophy dan merasakan panggung final Liga Champions, meskipun kalah.
Di tengah semua keindahan itu, City harus sedikit menahan nafasnya. Pelanggaran Fiancial Fair Play (FFP) dianggap akan menjadi batu ganjalan untuk proyek besar City. Hukuman dan ancaman berdatangan ke Emirates Stadium, membuat situasi di sisi biru Manchester menjadi tidak nyaman. Setelah semua ini, City akan seperti apa? Dan apa yang sebetulnya menjadi penyebab hukuman ke City?
Memperingati Hari Pers Nasional, Oragol akan membacakan profil para penulis, jurnalis, sastrawan sepakbola tersohor di dunia.
Songlist siaran episode 95
1. Efek Rumah Kaca - Balerina
2. Redbone - Come and Get Your Love
3. Queen - Crazy Thing Called Love
4. Aerosmith - What It Takes
5. Led Zep - The Rain Song
6. Queen - Love of My Life
Ada alasan besar mengapa kesuksesan disebut sebagai sebuah ujian. Mungkin alasan paling kuat atas hal ini adalah, kesuksesan yang bergelimang harta dan kemudahan bisa mendorong manusia hingga titik paling gilanya. Tak ada batasan, semua bisa dilakukan.
Terlebih ketika kesuksesan itu hadir begitu cepat, di usia muda misal, atau dalam kenaikan eskalasi yang cepat. Hal serupa ini sering terjadi, utamanya di sepak bola. Sepak bola telah berubah bentuk dan wajah menjadi salah satu industri hiburan atau olahraga paling menjanjikan di muka bumi.
Nilai transfer yang tinggi, bayaran selangit untuk para pemain, dan fasilitas seabreg lainnya menjanjikan kesuksesan yang tak terbayangkan bagi seseorang. Di tengah keharusan menjaga performa dan konsentrasi untuk tetap menampilkan permainan terbaik, para pesepakbola juga diharuskan untuk mampu menguasai dirinya ketika di luar lapangan.
Dengan banyaknya uang di dompet tapi tanpa kemampuan menguasai hasrat, hal buruk bisa saja terjadi. Seperti itulah, kadangkala kesuksesan juga merupakan kesulitan besar. Jadi, waspadalah.
Songlist Episode 93 (3/2)
1. Efek Rumah Kaca - Balerina (opening)
2. Rocket Rockers - Bangkit
3. Laze - 1000 Jalan
4. Saykoji - Dulu Bukan Siapa-siapa
5. Sheila On 7 - Film Favorit
6. Tipe-X - Kamu Nggak Sendirian
Menjalani realitas sehari-hari tak selalu berjalan mulus seperti yang kita harapkan. Tak hanya untuk sesuatu yang kita benci, hal-hal yang kita cintai bisa jadi juga menyuguhkan realitas yang pahit dan menyedihkan.
Kondisi di atas juga berlaku untuk pemain sepak bola. Mewujudkan mimpi menjadi pemain sepak bola, utamanya pesepakbola top yang berkarir malang melintang di Eropa, adalah dambaan bagi banyak anak-anak kecil di seluruh dunia.
Ketika menandatangani karir profesional, dengan segera seluruh privilege akan mengikuti pemain sepak bola tersebut. Gaji tinggi, fasilitas mewah, menjadi terkenal, dan melegenda. Namun sebelum sempat menikmati semua itu, ada bahaya yang siap menghancurkan bayangan akan realitas yang indah, dan bagi pesepakbola, itu adalah cedera.
Ketika cedera datang, semua segera menjadi gelap. Jatah bermain raib, dengan segera posisi bermain itu diambil oleh pemain lain, cedera tak kunjung sembuh, nama kita akan segera dilupakan, dan seterusnya hingga usai begitu saja.
Namun mengutip Peter Griffin dari Family Guy, hidup adalah soal merekayasa realitas, telan semua kenyataan pahit dengan begitu saja, segeralah bangkit, dan biarkan semua hal pahit itu kembali dalam bentuk, misalnya karir yang lebih mengkilap?
Songlist episode 91
1. Efek Rumah Kaca - Balerina
2. FSTVLST - Satu Terbela Selalu
3. MORFEM - Rayakan Pemenang
4. STONE ROSES - I Wanna Be Adored
5. Closehead - Percayalah
6. The Upstairs - Semburat Silang Warna
Juventus adalah gambaran, bahwa bukan tidak mungkin, seseorang atau sebuah klub menghadapi kesulitan yang berat lebih dari satu kali dalam hidupnya.
Setelah skandal calciopoli pada 2006 yang membuat mereka kehilangan dua gelar Serie A dan terdegradasi ke Serie B, kini Si Nyonya Tua harus rela kehilangan 15 poin ditengah kampanye liga mereka.
Kehilangan banyak poin dan terlempar dari empat besar Serie A bukanlah hal yang baik. Dengan menipisnya kans mereka menuju panggung Liga Champions, ada kemungkinan eksodus dan daya tarik Juventus untuk para pemain bintang mengecil. Max Allegri kini memikul beban berat. Akankah Juventus kembali ke papan atas?
Setlist siaran Jumat (20/1)
1. Rumahsakit - Pop Kinetik (opening)
2. The Smiths - Heaven Know I’m Miserable now
3. Perunggu - Canggih
4. Black Brothers - Saman Doye
5. Dongker - Terlalu Bodoh Untuk Bandung
6. Benyamin S - Rokok
Ada saat dimana asa kita sebagai pendukung Tim Nasional Indonesia membuncah tinggi ketika pelatih asal Korea Selatan, Shin Tae Yong, mengambil alih kursi kepelatihan Timnas. Pada kompetisi AFF pertamanya, STY berhasil membawa Timnas ke laga puncak. Meski berakhir sebagai (lagi-lagi) runner up, setidaknya STY berhasil menjawab keraguan publik atas komposisi skuad yang mayoritas diisi oleh anak-anak muda.
Anak-anak muda yang diasuh STY ini nantinya juga memunculkan optimisme publik mengenai masa depan Timnas yang lebih baik. Selain itu, Timnas juga memastikan satu tempat dalam gelaran Piala Asia 2023 yang baru-baru ini ditetapkan digelar di Qatar.
Disaat bersamaan, Liga 1 kembali berjalan dengan cukup baik. Pelatih-pelatih kelas Eropa macam Thomas Doll dan Luis Milla mulai menukangi tim-tim di Liga 1. Masa depan sepak bola itu terlihat cerah, terang, dan menjanjikan.
Dalam semua optimisme dan gegap gempita itu, perlahan, rasa-rasanya, pecinta sepak bola nasional harus sekali lagi menelan ludah dalam-dalam. Tragedi Pembantaian Kanjuruhan meledak. Ratusan orang meregang nyawa. Kompetisi nasional serentak berhenti. Meninggalkan semua janji yang bahkan belum selesai terucap.
Semua orang mencoba memaklumi dan memahami PSSI. Sampai rapat Exco PSSI terbaru digelar; Kompetisi Liga 1 tanpa degradasi, dan Liga 2 resmi diberhantikan, begitupula Liga 3.
Dalam sekejap semua menjadi (lagi-lagi) gelap gulita. Harapan dan cita-cita itu sekali lagi menjadi jauh. Tak ada upaya menjalankan dengan sebaik-baiknya. Semua dijalankan oleh dan dan dengan cara yang bajingan dan sia-sia.
Setlist siaran Jumat (13/1)
Rumahsakit - Pop Kinetik (Opening)
Fstvlst - Hujan Mata Pisau
Stand Here Alone - Kita Lawan Mereka
Rumahsakit - Apa Yang Tak Bisa
Milledenials - Permanent Fling
Memasuki minggu kedua bulan Januari, liga terus berjalan dan kejutan mulai muncul ke permukaan. Liga barangkali memang masih panjang, namun hasil-hasil pertandingan semakin menentukan hasil klasemen menuju akhir kompetisi.
Selain itu, piala domestic, terkhusus di Inggris, sudah bergulir. Magic of FA Cup menyuguhkan giant killing yang menjadi ciri khas turnamen. Seperti itulah minggu kedua Januari, penuh optimis, putus asa, dan semua dikemas dalam kejutan-kejutan.
Cerita blunder yang pernah dilakukan pegiat sepak bola di media sosial.
Setlist musik:
The Sigit - All The Time
Closehead - Selamat Pagi Terang
Blur - Coffee and TV
The Brandals - 24.00 Lewat
Naif - Piknik 72
Manic Street Preachers - Australia
Langit meledak-ledak ketika waktu menunjukan pukul 00.00 di arloji. Mengapa demikian? Mungkin hal ini wajar terjadi ketika memasuki satu Januari. Petasan berbagai model riuh bertabrakan di angkasa. Di sela-sela riuhnya api dan cahaya, terselip beberapa harapan yang ikut terbang pada malam itu.
Ada yang terus terbang tinggi berputar-putar, ada yang yang dengan segera ikut terbakar api yang menyala. Karena memang begitulah, tak ada yang sungguh-sungguh berubah. Semua akan kembali menjadi sama, sama saja. Lalu apa harapanmu di tahun yang baru? Semoga bukan Indonesia juara AFF.
Kaleidoskop sepak bola 2022 versi Podcast Oragol.
Playlist dalam rekaman ini:
(00.00.01) Another Day - The SIGIT
(0.05.39) Dusty Window - 20 Miles Marathon
(0.19.41) Bertaruh Pada Api - Dongker
(0.39.16) Mereguk Anti Depresan Lagi - The Jansen
(0.57.44) Biang Lara - Perunggu
(1.11.30) Masa-masa - The Adams
Tak terasa Piala Dunia Qatar 2022 telah berakhir. Rasa-rasanya baru kemarin laga antara Qatar melawan Ekuador membuka gelaran, semalam, laga final telah dihelat. Sejak awal diumumkan sebagai host, hingga setidaknya kick off piala dunia dilakukan, Qatar tak tepas dari banyak isu. Paling santer adalah soal HAM, seiring dengan tumbuhnya stadion megah di Doha.
Selain itu, Piala Dunia Qatar 2022, kental dengan nuansa politis. Denmark tampil design jersey monokrom. Jerman getol dengan rangkaian gimiknya. Kapten dari negara-negara eropa juga mendesak untuk diperbolehkan mengenakan ban kapten yang mendukung LGBT, Maroko membentangkan bendera Palestina, hingga pitch invader yang mengkampanyekan beragam isu.
Meski isu-isu di atas tak bisa begitu saja dikesampingkan, Qatar tetap menjadi rumah untuk banyak keajaiban. Sebut saja, Jepang dan Maroko yang menjadi juara di masing-masing grupnya. Untuk Maroko, mereka bahkan melaju hingga semi final. Mengukuhkan dirinya sebagai negara Afrika pertama yang bisa melaju sejauh itu di Piala Dunia. Serta tentu saja kisah roman picisan Leo Messi. Jauh di Doha, Messi merampungkan sepak bola.
Kini Piala Dunia Qatar 2022 telah usai. Semua kisah indah dan getir di dalamnya, terangkum dalam buku sejarah, catatan jurnalis, dan tentu saja Oragol Daily.
Ahlan Wa Sahlan Fi Podcast Oragol, karena sepak bola bukan hanya tentang gol.
All hail Luka Modric.
Dan kalian mulai terjajah. Terjajah oleh pikiran kalian. Terjajah oleh kebutuhan kalian agar punya identitas. Bukan identitas berdasar keunikan diri. Tapi identitas berdasarkan apa yang idola kalian miliki. Kalian menjadi kepalsuan di tengah dunia yang realistis.
Tidak ada kemerdekaan, ketika kalian tidak menjadi diri sendiri. Kalian adalah manusia dengan label tersemat di dalam pikiran. Tidak berbeda dengan kaleng sarden di minimarket. Kalian menjadi sekumpulan barang di dalam peti kemas.
Digolongkan dan dikotakkan sesuai label kalian. Kalian bergerak bukan atas kehendak. Namun bergerak sebagaimana perintah yang tersemat. Perintah agar kalian serupa dengan idola kalian. Kalian sudah mati. Karena kalian sudah tidak berpikir sebagaimana individu berpikir. Kalian menjadi mesin-mesin yang bergerak atas apa yang diperintahkan. Kalian menjadi komputer, dengan idola sebagai sistem operasi.
Artikel diambil dari: Kill Your Idol! Bunuh Idolamu Sekarang! Bebaskan Dirimu! (https://blackvoice.noblogs.org/kill-your-idol-bunuh-idolamu-sekarang-bebaskan-dirimu/)
Kira-kira siapa yang akan berjaya di Qatar?























