Discover
Podcast Bebas Aktif

297 Episodes
Reverse
New season, same old politicians! Erdogan menang untuk keenam (enam!) kalinya sebagai pemimpin Turki. Uniknya, ada beberapa perubahan signifikan dalam kebijakan-kebijakannya: soal ekonomi, soal visi masa depan, dan soal NATO!
Ikhlas dan Shofwan kedatangan pengamat Turki, Agung Nurwijoyo di Podcast Bebas Aktif episode perdana di season 3!
ANNOUNCEMENT: Kamu sekarang bisa dengerin kita sambil liat mukanya Ikhlas dan Shofwan. Langsung cek YouTube kita, ya! (klik sini)
Prancis membara! Ribuan orang turun ke jalan di kota-kota besar Prancis setelah tewasnya remaja berusia 17 tahun di tangan polisi. Isu rasisme di Prancis yang multikultur pun muncul. Namun, brutalitas polisi dan kerusuhan ini tidak hadir dalam ruang kosong: ada konteks kolonialisme dan ekonomi-politik di baliknya.
Rafi, Ikhlas, Majiid, dan Shofwan mengupas tuntas soal ini di Podcast Bebas Aktif S02E76!
On the agenda:
Apa yang sebenarnya terjadi di Prancis? (1:50)
Ada kemiripan dengan pembunuhan George Floyd di Amerika Serikat (4:16)
Perbedaan konstruksi rasial di Eropa dan di Amerika (6:15)
Multikulturalisme bukan hal baru di Prancis, tapi kenapa gesekan identitas rasial masih terjadi? (14:00)
Kerusuhan ini gak bisa dilepaskan dari akar kolonialisme Prancis + cerita pembuangan mayat orang-orang Aljazair ke sungai (19:05)
Kenapa di Prancis sering ada demo? (25:42)
Semakin jamaknya far-right di Eropa (28:36)
Gimana kebijakan multikulturalisme dan policing yang ideal di Prancis? (36:04)
Konteks ekonomi-politik internasional yang gak lepas dari tensi di Prancis (42:12)
Crew:
Host: Rafi Alif (@rafialifma)
Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun (@tawazunikhlas)
Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @Kontekstualcom
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Hanya dalam 24 jam, Wagner Group melakukan march dari garis depan perang Rusia-Ukraina menuju Moskow. Yevgeny Prigozhin, pimpinan Wagner, sempat menyebut "presiden baru" akan hadir di Rusia. Kabar kudeta sempat berseliweran. Tapi, akhirnya Vladimir Putin tetap memegang kendali dan kesepakatan berhasil dibuat dengan dimediasi Lukashenko, Presiden Belarusia.
Apa yang sebenarnya terjadi di Rusia? Inikah akhir dari Putin? Rafi dan Ikhlas kedatangan Alfin Basundoro (Master's Strategic Studies ANU) dan Jonathan Jordan (Research Fellow INADIS dan pengamat Rusia & Eropa Timur) di Podcas Bebas Aktif!
On the agenda:
Apa yang sebenarnya terjadi di Rusia hanya dalam kurun waktu 24-30 jam? Kudeta bukan? (3:12)
Siapa itu Wagner Group? + Konflik Wagner vs. Kemhan Rusia (9:03)
Kok bisa sih Wagner membangkang kepada Rusia? (13:02)
Sejauh mana keterlibatan Wagner Group di Perang Rusia-Ukraina? (17:07)
Putin punya dependensi sama Wagner + Kenapa rakyat Rusia adem ayem aja (22:25)
Emang apa implikasi dari "pembangkangan" Wagner? Rezim Putin on the way collapse? (35:20)
Kremlin panik, advantage untuk Ukraina? (49:35)
Crew:
Host: Rafi Alif // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @Kontekstualcom
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Pemilu sebentar lagi, politisi mulai adu gengsi. Caranya? Ya dengan menggaet mereka-mereka yang punya suara tinggi. Anak muda memang punya proporsi besar dari segi jumlah pemilih di 2024 nanti. Tapi, politisi kerap berhenti di tataran identitas generasi. Padahal, kebijakan-kebijakan yang pro-anak muda harusnya bisa lebih unjuk gigi. Apalagi, kalau kita lihat politisi muda ini terjebak dalam sistem demokrasi dengan sulitnya barrier-to-entry.
Bima, Ikhlas, Shofwan, dan Majiid ngobrol ini di Podcast Bebas Aktif!
New York berubah jingga beberapa hari terakhir. Polusi asap akibat kebakaran hutan di Kanada bertiup hingga wilayah timur laut Amerika Serikat. Mungkin Amerika bisa belajar dari Indonesia karena kita udah pernah ngalamin hal serupa di Sumatera dan Kalimantan. Selain karena krisis iklim, ini juga karena man-made, corporate-made, bahkan state-made disasters.
Ikhlas, Shofwan, dan Majiid kedatangan Angga PF, lulus City University of New York dan Alfajri, dosen HI Universitas Islam Riau buat ngomongin ini!
On the agenda:
New York dan krisis iklim: gak cuman soal asap aja! (1:53))
Kalo di Indonesia gimana? Riau kabarnya sudah membaik semenjak El Nino beberapa tahun lalu (4:50)
Ini adalah fenomena yang gak biasa, alias dampak dari krisis iklim. IPCC udah pernah bilang, lho (8:32)
Gimana penanganan krisis iklim dari pengalaman New York? (14:01)
Soal iklim doang atau ada aktivitas manusia? (17:31)
Kalo di Indonesia, gak lepas dari faktor sawit (19:38)
Ada juga yang corporate-made dan state-made. Ada kaitannya juga sama UU Ciptaker (35:57)
Gimana penanganan asap yang lintas batas negara? (39:33)
Di ASEAN bahkan udah ada kerangka regionalnya (44:22)
Crew:
Host: Ikhlas Tawazun // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @Kontekstualcom
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Menteri Pertahanan Prabowo Subianto menawarkan beberapa poin proposal perdamaian untuk konflik Rusia-Ukraina dalam forum Shangri-La Dialogue. Proposal ini langsung mendapat respons negatif dari Menteri Pertahanan Ukraina. Katanya, tawarannya Prabowo aneh dan kayak "dibuat oleh Rusia". Ini bikin timbul pertanyaan juga: apakah Prabowo udah dapat persetujuan dari Presiden dan Kemlu? Seberapa realistis sih proposalnya Prabowo?
Rafi, Ikhlas, dan Shofwan kedatangan Radityo Dharmaputra, akademisi HI dan pengamat Eropa Timur, buat ngomongin ini!
On the agenda:
Tawaran perdamaian Prabowo Subianto untuk konflik Rusia-Ukraina (1:06)
Apakah ini usaha agar Indonesia memainkan peran besar dalam perdamaian Rusia-Ukraina? Atau motivasi politik domestik? (2:58)
Sebuah peace plan di Shangri-La Dialogue itu gak biasa. Emangnya apa sih Shangri-La Dialogue? (6:08)
Prabowo coba-coba lempar ide di forum yang low stakes (7:25)
Ada harapan kalo Indonesia bisa memberi solusi alternatif, tapi proposal Prabowo gak kontekstual (10:00)
Indonesia punya posisi strategis dalam isu Rusia-Ukraina? (16:02)
Seberapa realistis proposalnya Prabowo? (22:22)
Semua proposal perdamaian akan menguntungkan Rusia? (29:27)
Prabowo udah konsultasi sama Kemlu dan Presiden belum ya soal ini? (36:58)
Crew:
Host: Rafi Alif // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @Kontekstualcom
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Thailand memilih! Dan rakyat Thailand sudah menunjukan sikap. Partai dengan platform reformis, Moving Forward Party (MFP) berhasil memenangkan kursi terbanyak dan bersiap membentuk pemerintahan. MFP membawa narasi kebebasan dan progresivitas, dalam kondisi politik Thailand yang tidak bisa lepas dari pengaruh monarki dan militer. Kemenangan ini menimbulkan pertanyaan: apakah ini turning point demokrasi Thailand yang sempat mengalami gerakan rakyat beberapa tahun lalu? Gimana posisi militer di politik ke depannya? Apakah tren ini bisa menular ke negara Asia Tenggara lain?
Rafi, Bima, Ikhlas, dan Shofwan kedatangan sarjana HI pengamat Asia Tenggara, Ahmad Rizky Umar (@analispolitik) buat ngomongin ini!
Crew:
Host: Ikhlas Tawazun
Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun
esearcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Netflix telah merilis trailer miniseries terbaru mereka, Queen Cleopatra. Dalam miniseries itu, Cleopatra dimainkan oleh aktor berkulit hitam. Hal ini menimbulkan kontroversi terutama setelah warga Mesir melakukan protes bahwa Cleopatra, yang merupakan bagian dari sejarah mereka, berkulit putih. Ini merupakan bagian dari tren besar representasi kelompok minoritas di produk budaya pop di Hollywood. Apakah ini bentuk representasi yang tidak tepat guna? Haruskah film menjadi kendaraan pesan politik?
Rafi, Ikhlas, Shofwan, dan Bima ngebahas ini di Podcast Bebas Aktif episode 69!
Crew:
Host: Ikhlas Tawazun // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Notes:
Karena masalah teknis, suara Shofwan agak bermasalah.
Taping dilakukan Senin, 1 Mei 2023. Pembahasan dilakukan dengan perkembangan saat itu.
Sudan bergejolak! Dua jenderal bertarung pengaruh untuk kekuasaan di tengah kondisi negara yang tidak baik. Ternyata, kondisi ini lahir dari dinamika yang ada dari bertahun-tahun sebelumnya. Bahkan, ada pengaruh pertarungan power di kawasan dan bahkan global.
Ikhlas dan Shofwan kedatangan Syauqi Hafizh dari Haifa Institute buat ngebahas ini di Podcast Bebas Aktif!
On the agenda:
0:00 Apa yang terjadi di Sudan?
8:56 Embargo berbuntut revolusi
14:15 Faktor-faktor di balik krisis Sudan (spoiler: ada great power politics)
28:40 Kenapa ada dua tentara di Sudan? Juga soal Islamisme di Sudan
37:30 Gimana RSF bisa muncul sebagai kekuatan baru di Sudan?
44:35 Gimana struktur kekuatan di kawasan bikin konflik ini semakin kompleks? Ada kepentingan Saudi dan Uni Emirat Arab, bahkan Rusia dan AS.
50:39 Persoalan soal kemungkinan gelombang pengungsi.
54:28 Info A1 dari lapangan langsung.
58:24 What's next untuk Sudan?
Crew:
Host: Ikhlas Tawazun // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Dunia intelijen Amerika Serikat dihebohkan dengan kebocoran dokumen rahasia dari Pentagon. Dokumen tersebut berisi informasi mengenai Perang Rusia-Ukraina, posisi AS soal berbagai negara, bahkan PBB. Uniknya, orang yang diduga sebagai pelaku baru berusia 21 tahun. Apakah intelijen AS memang sudah kuno?
Rafi, Ikhlas, dan Shofwan ngebahas ini bareng Alfin Febrian Basundoro, Staf Ahli Pertahanan Kemenkomarves di Podcast Bebas Aktif!
Crew:
Host: Rafi Alif // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Finlandia akhirnya bergabung ke dalam aliansi pertahanan NATO. Alasan utama Finlandia untuk bergabung ke NATO adalah invasi Rusia ke Ukraina tahun 2022 lalu. Padahal, salah satu alasan Rusia menyerang Ukraina adalah untuk menahan ekspansi NATO. Inikah blunder terbesar Vladimir Putin?
Bima, Ikhlas, Shofwan, dan Majiid ngomongin ini di Podcast Bebas Aktif eps. 66!
On the agenda:
Finlandia akhirnya jadi anggota ke-31 NATO di tengah konteks perang Rusia-Ukraine (1:47)
Apa untungya buat Finlandia? Info A1 dari Majiid (3:45)
Faktor Turki. Menghambat Swedia, tapi gimana kalo ke Finlandia? (7:55)
Secara historis, bukannya Finlndia negara netral ya? (12:15)
Apa efeknya ke konflik Rusia-Ukraina? (19:20)
Perihal respons Dimitri Medvedev (27:15)
Rusia pimpin Dewan Keamanan PBB (28:45)
Emang perlu direformasi DK PBB ini (31:45)
Crew:
Host: Oktavianus Bima // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
FIFA resmi mencabut ketuanrumahan Indonesia di Piala Dunia U20 2023. Sebelumnya, terjadi perdebatan di dalam negeri terkait boleh atau tidaknya Tim Nasional Israel U20 untuk masuk dan bermain di Indonesia berhubung Indonesia tidak mengakui Israel sebagai negara. Ternyata, ada kompleksitas politik domestik di balik itu, disertai dengan hipokrisi FIFA.
Rafi, Ikhlas, Majiid, Shofwan, Abid, dan Bima ngomongin ini di Podcast Bebas Aktif!
On the agenda:
Dua perspektif pro dan kontra kedatangan Israel ke Indonesia sebenernya bisa dimaklumi. Gimana kita harus menyikapinya? (3:20)
Sejauh mana argumen menolak kedatangan Israel itu valid? Sebuah rant dari Mas Abid. (6:26)
Argumen dari sisi satunya lagi dari Majiid (15:22)
Sebuah pengelolaan isu yang buruk dari mereka yang terlibat (23:27)
Rafi misuh-misuh (39:52)
WHY PDI-P, Ganjar, dan Koster bener-bener vokal soal isu ini? Padahal kan yang repot temen-temen mereka juga? Apa motivasinya? (43:00)
Seberapa jauh ini akan kena ke elektabilitas Ganjar? (56:17)
Hipokrisi FIFA. Israel melanggar statuta tapi gak pernah disanksi. (57:52)
Crew:
Host: Rafi Alif // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
CEO TikTok dipanggil ke Kongres AS dan dihajar banyak pertanyaan, terutama terkait adiksi dan hubungan dengan China. Memang, perusahaan induk TikTok, ByteDance, merupakan perusahaan asal China. Muncul banyak pertanyaan soal proteksi data pengguna AS apakah dibocorkan ke Partai Komunis China. Lantas, apakah tepat langkah AS untuk berencana memblokir TikTok?
Rafi, Ikhlas, Shofwan, Abid, Majiid, dan Bima ngobrolin ini di Podcast Bebas Aktif!
On the agenda:
User experience TikTok (2:08)
CEO TikTok, Mr. Chew, yang lagi dapet banyak fans di media sosial dan hal-hal menarik di hearing tersebut (7:42)
Yang data bocor gak cuman TikTok, yang adiktif juga gitu. Jadi tuduhan ke TikTok fair gak sih? (11:28)
Seberapa jauh keterlibatan China di TikTok? Haruskah kita waspada? (17:18)
Pentingnya kontrol media sosial oleh negara, termasuk China soal Uyghur (27:09)
Semua kontroversi apakah bisa jadi alasan untuk membredel TikTok? (28:20)
TikTok itu barang baru: medsos asal Asia yang BUMN. Gimana regulasinya? (33:06)
Will TikTok give in to the US? (38:47)
TikTok dalam rivalitas AS-China (43:18)
Gimana dengan TikTok di Indonesia (46:06)
Crew:
Host: Rafi Alif // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Arab Saudi dan Iran baru aja memulai proses normalisasi hubungan yang sudah tujuh tahun diwarnai perseteruan. Keduanya memang tidak akur karena alasan geopolitik dan irisannya dengan identitas Sunni dan Syiah. Menariknya, kesepakatan normalisasi ini dilakukan dengan bantuan China dan disepakati di Beijing.
Rafi, Ikhlas, Shofwan, dan Majiid membahas semuanya di Podcast Bebas Aktif episode ke-63!
On the agenda:
Kenapa Iran dan Arab Saudi bisa berseteru in the first place? (2:28)
Konteks sejarah Revolusi Iran dan realitas geopolitik yang bikin keduanya gak akur (4:42)
Sejarah kompleks + persaingan regional = kenapa bisa normalisasi? (13:29)
Ini adalah "pertukaran ancaman" Saudi-Iran dan bentuk diversifikasi opsi (19:03).
Negara-negara Arab kan udah mulai koalisi untung ngimbangin Iran, Saudi pun udah mulai komunikasi sama Israel. Terus gimana? (22:22)
Gimana nasib Perang Proxy di mana-mana? (26:18)
Ariana Grande (34:01)
Gimana nih kalo soal nuklir Iran? (35:05)
Normalisasi ini dibantu juga oleh China, dalam konteks Amerika yang makin kurang presencenya di Timur Tengah (37:33)
What's next buat Timur Tengah setelah Saudi dan Iran baikan? (48:15)
Crew:
Host: Rafi Alif // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
PM Inggris Rishi Sunak mengumumkan bahwa ia telah bersepakat dengan Uni Eropa tentang perbatasan antara Irlandia Utara (UK, non-EU) dan Republik Irlandia (non-UK, EU). Masalah perbatasan Irlandia memang jadi momok paling bikin repot semenjak Brexit; mulai dari arus komoditas, masalah identitas, sampai status di dalam kerajaan. Tapi katanya sih, deal Windsor Framework ini "the best deal that we can get." Bener gak ya?
Rafi, Ikhlas, Hafizh, dan Shofwan berdiskusi soal ini di Podcast Bebas Aktif episode ke-62!
On the agenda:
Bukannya persoalan Irlandia Utara udah selesai ya di Brexit? Apa konteks di balik Windsor Framework? (2:58)
Apa yang salah dari Northern Ireland Protocol-nya Boris Johnson? (11:27)
The juicy stuff: isi kesepakatan Windsor Framework antara UK dan EU (15:30)
Siapa yang untung dari Windsor Framework? (18:35)
Gimana tensi di parlemen Inggris soal deal ini? (23:51)
Sejarah perpecahan Republik Irlandia dan Irlandia Utara (27:07)
Dekolonisasi Irlandia (30:40)
(Finally) The End of Brexit (?) (35:54)
Crew:
Host: Rafi Alif // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Nigeria baru saja menghelat pemilihan umum untuk memilih presiden dan wakil presiden. Hasilnya, Bola Tinubu berhasil memenangkan pertarungan dengan unggul atas lawan-lawannya, Atiku Abubakar dan Peter Obi. Namun, hasil tersebut langsung digugat oleh Abubakar dan Obi. Tingkat partisipasi pun sangat rendah. Apa yang terjadi di Nigeria?
Kita kedatangan mahasiswa Nigeria yang sedang berkuliah di Italia, Sunday Jerome Salami buat ngomongin ini!
On the agenda:
The disruptive Nigerian election. (1:52)
Kata warga Nigeria soal hasil pemilu kemarin. (3:13)
Isu-isu apa yang diangkat dalam pemilu Nigeria kali ini? (8:51)
Hasil pemilunya mau dibatalin, apa artinya buat demokrasi Nigeria? (16:04)
Apakah pemerintahan baru akan ada bedanya dengan pemerintahan sebelumnya? (23:24)
Voter turnout hanya 20-an persen, tapi menangnya cuma dapet 30-an persen. Tantangan bagi pemerintah baru Nigeria yang dari partai yang sama. (27:26)
Kenapa bisa voters yang datang hanya 26 dari total registered voters? (34:21)
Gimana agama memengaruhi politik Nigeria? (45:38)
Posisi Nigeria di kawasan Afrika Barat dan dunia serta pentingnya kerjasama antar-negara Selatan. (50:40)
Masa depan Nigeria setelah pemilu. (59:37)
Crew:
Host: Rafi Alif // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Sudah tepat satu tahun semenjak Rusia menginvasi kawasan Ukraina. Setahun pula dinamika yang terjadi setelahnya: korban jiwa, rangkaian sanksi dan boikot, serta berbagai usaha untuk segera menyelesaikan perang. Tapi nyatanya, kini perang masih berkecamuk, dan penyelesaian belum terlihat di pelupuk mata.
Rafi, Ikhlas, dan Shofwan kedatangan Radityo Dharmaputra, dosen Hubungan Internasional Universitas Airlangga dan pakar Rusia dan Eropa Timur buat ngebahas ini.
On the agenda:
Apa yang terbaru dari Perang Rusia-Ukraina dan siapa yang lagi unggul? (2:39)
Rusia kayaknya pede banget di awal kalo mereka bakal bisa nguasain seluruh Ukraina. Tapi kenyataannya engga. Kenapa? (6:44)
Soal tank yang game-chaning. (11:46)
Banyak masyarakat Rusia gak tau kalo lagi ada perang. (16:02)
Sanksi yang gak tepat sasaran, Rusia tetep bisa perang. (22:56)
Barat harus menyasar apa lagi kalo sanksi gagal? (31:04)
Stagnasi jadi ruang buat negara-negara yang posisinya netral untu menengahi konflik ini. Gimana Indonesia? (37:15)
China mau jadi broker perdamaian, nih? (44:56)
What's next buat Perang Rusia-Ukraina - realistically? (55:18)
Artikel yang disebut:
"Satu tahun invasi: Rusia tidak akan berhenti menyerang - Ukraina tidak akan berhenti bertahan" oleh Radityo Dharmaputra
Crew:
Host: Rafi Alif // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Tentara Amerika Serikat menembak jatuh sebuah balon udara yang bergerak di langit. Amerika mengklaim balon itu adalah balon mata-mata China, sementara China bilang itu hanya balon cuaca. Setelahnya, tensi dianggap meningkat di antara kedua negara yang tengah bersaing itu.
Rafi, Ikhlas, Majiid, dan Shofwan ngobrolin soal balon, intelijen, dan rivalitas geopolitik:
Nembakin balon tapi ujungnya saling tuduh antara dua rival geopolitik. Apa yang sebenernya terjadi? (2:14)
Ilmu Google Earth dari Majiid. Ditambah pentingnya pemetaan bagi negara. (6:14)
Klaim AS vs Klaim China. Mana yang bener? (12:44)
Apakah keributan yang ditimbulkan dari penembakan balon ini berlebihan? Atau China bener lagi memprovokasi? (13:33)
3 Skenario penjelasan balon dari China (15:36)
Apa kalkulasi China buat ngirim balon? Kan pasti ketauan ya? (25:23)
Mata-mata dan kedaulatan negara (29:06)
Balapan ke angkasa antara para Great Powers (33:57)
Ruang angkasa masih belum terlalu diatur dalam rezim internasional (39:20)
Angkasa itu tempat peluang riset dan pengembangan teknologi, tapi kenapa malah jadi arena rivalitas geopolitik? (43:16)
Penutup terbaik sepanjang sejarah Podcast Bebas Aktif (47:13)
Crew:
Host: Rafi Alif // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazun
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Turki baru saja mengalami bencana gempa bumi berukuran besar dengan efek yang menghancurkan. Respons pemerintah Turki menuai berbagai pendapat, ada yang mengatakan sudah baik, tapi ada kritk yang menilai ada motivasi politik di belakangnya. Ditambah, Turki tidak lama lagi akan menyelenggarakan pemilu di mana posisi Recep Tayyip Erdogan bisa saja digantikan. Selain itu, pemberian bantuan juga punya kompleksitasnya tersendiri, terutama di Suriah di mana rezim Bashar Al-Assad tengah disanksi oleh komunitas internasional.
Gimana dinamika politik di balik penanganan bencana gempa? Podcast Bebas Aktif kedatangan Salwa Azzahra, mahasiswa S2 di Uludag University, Turki dan Habib Dzakwan, peneliti CSIS Indonesia bagian Manajemen Bencana buat ngebahas ini:
Gempa terbesar sepanjang sejarah Turki modern (3:45)
Beberapa mispersepsi soal bencana gempa bumi. (6:12)
Kondisi Turki terkini, langsung dari mahasiswa Indonesia di sana (14:04)
Negara mana yang bisa kita contoh untuk penanganan bencana? (18:31)
Mencoba ngambil referensi dari House of Cards. Kenapa mitigasi bencana gak jadi prioritas? (25:58)
Apakah respons penanganan pemerintah Turki udah ideal? (30:49)
Swedia udah ngasih bantuan juga ke Turki, bentuk Diplomasi Gempa? (44:07)
Crew:
Host: Rafi Alif // Producer: Rafi Alif & Ikhlas Tawazhun // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Pedro Castillo, presiden Peru sejak 2022, harus rela turun dari jabatannya setelah dimakzulkan akibat ulahnya membubarkan parlemen. Sebagai bagian dari serikat guru, Castillo berhasil naik membawa narasi pro masyarakat terpinggirkan, yang membuatnya berhaluan kiri. Sayangnya, Castillo gagal menerapkan janji-janjinya karena terhambat persetujuan parlemen yang berujung pada dekrit pembubaran parlemen.
Kenapa Castillo bisa sampai di tahap ini? Apakah ini tren khas pemimpin kiri di lingkungan demokratis? Gimana masa depan Peru? Rafi, Ikhlas, Shofwan, dan Majiid mengupas tuntas di Podcast Bebas Aktif episode 57:
Jadi presiden -> Dekrit bubarkan parlemen -> Pemakzulan. Long day for Castillo (1:12)
Ini jadi cerminan polarisasi di masyarakat Peru; antara masyarakat kosmopolitan dan indigenous (5:01)
Idealisme kekirian di Amerika Latin kadang memaksa untuk menempuh jalur tidak demokratis. Penting untuk kompromi (14:20)
Beberapa isu yang penting dalam politik domestik Peru (20:33)
Kebanyakan negara Amerika Latin dipimpin orang kiri. Ditambah mereka punya banyak kesamaan - kok regionalismenya kureng ya? (30:28)
Crew:
Host: Rafi Alif (@Rafialifma) // Producer: Rafi Alif // Researcher: Oktavianus Bima
Temui kami di:
Instagram: @kontekstualcom
Twitter: @kontekstualcom
YouTube: Kontekstual
Kunjungi kontekstual.com untuk berita HI paling aktual!
Recommended banget nih podcast, isinya dalem.