Discover
Podcastnya Tiput
29 Episodes
Reverse
Hay! Ini hari kedua gue, Gue lagi mencoba untuk menchallenge diri gue di #30HariBercerita
Selain di Spotify, lo bisa pantau challenge ini juga melalui instagram gue. Klik link untuk liat chapter-chapter lain setiap harinya https://instagram.com/hasnaathifaa?igshid=YmMyMTA2M2Y=
Peduli dan antusias - Apatis - Mencoba kembali memantik kepedulian dan antusiasme. Itu mungkin yang bisa menggambarkan titik gue saat ini di salah satu perjalanan hidup gue. Belakangan, gue mulai nyaman dengan ketidaktahuan, mulai familiar dengan kesendirian, mulai berada di zona nyaman dalam beberapa hal. Banyak hal yang dulu gue inginkan, udah nggak lagi jadi keinginan. Beberapa hal yang gue beri atensi, perlahan mulai kerasa asing. Sampai akhirnya gue kembali menyadari, bahwa perjalanan hidup, bukan hanya ditunggu dan diterima lalu dijalani gitu aja, tapi juga dicari. Mungkin terlambat, tapi semoga kesadaran kita hari ini, tidak membuat kita semakin tertinggal–dari diri kita sebelumnya.
Merasa bersyukur sekali hari ini terjadi ketika gue masih ada di psikologi, gue kira sampe lulus gue akan menjadi penonton pesta demokrasi univ dan fakultas lain aja, ternyata kali ini giliran gue untuk berpesta demokrasi di rumah sendiri, RUMAH KITA! (Check your SIMASTER account 2-4 Dec to vote)
Ini bukan cuma ucapan Selamat Ulang Tahun, tapi gue lagi cerita tentang seseorang yang sangat berjasa dalam hidup gue.
Lo pernah kalah ga dalam suatu hal? Apa makna kekalahan buat lo? Apa yang lo pelajari dari kekalahan lo? Semoga, kekalahan dalam suatu hal bikin kita menang ya, bukan semakin kalah, paling ngga dalam memaknainya.
Saat proses membuat episode ini, gue iseng ngecek ngecek traffic podcast gue dan ini cukup mengejutkan sih, di saat vacum, ga berkarya sesuatu yang baru, ga mempromosikan apapun, traffic masih berjalan. Dan yang lebih ga make sense, puncaknya tanggal 13-19 Januari 2022, ada 56 plays, menurut gue itu banyak banget untuk ukuran hidup segan mati tak mau. Yaaa, mungkin memang sepatutnya diperjuangkan kembali. So, let's start ((again))
Kalo lo gimana? Ada hal yang ingin dilanjutkan setelah lama berhenti di tengah jalan? Good Luck!
Jadi ayah pasti sulit. Jadi orangtua pasti sulit. Tapi itu tidak membuat Ayah Bunda menyerah dan ingin menghentikan sejarah peradaban. Terimakasih Ayah Bunda telah menghadirkan kami sebagai putra putri yang beruntung bisa melihat dunia, dan semoga bukan hanya melihat, tapi juga bermanfaat, semoga tidak hanya menyaksikan, tapi juga berperan. Selamat Ulang Tahun, Ayah ❤️
Throwback tipis-tipis yuk move on syg
Benar, lo salah kalo ke sini dengan tujuan biar lolos SBM. Karena disini gua bukan sebagai pakar, cuma seorang mahasiswa yang kebetulan kemarin lolos SBM. Jadi cerita-cerita aja laaaah kita...
Saling ngerti. Udah itu aja. Karena yang punya masalah bukan cuma lo. Yang butuh didengar bukan cuma lo. Dan yang lo butuhkan bukan cuma didengarkan, tapi juga mendengarkan.
Kali ini gue ramean, bareng sama Syauqi penerus Trigonal Software, Mekak pencari jati diri, Mba Gina pejuang rupiah yang lagi sibuk muter otak, Taya si Pejuang UTBK, dan Baihaqi yang lagi nunggu pengumuman Tanoto. Penasaran mereka mau jadi apa di tahun 2021? Apasih harapan mereka? Dengerin aja siapa tau ada yang sama kaya lo...
Kalo gue mau jadi gue yang disiplin dan rajin menabung dan cari duit (di dompet emak🤪 hahhaa ga lah! Cari duit sendiri maksutnya!) Soalnya gue cape mo beli apa-apa gapunya duit mulu. Kalo lo mo jadi apa?
Ada satu pernyataan yg keren banget yang gue dapet dari Oogway, yes, gurunya Master Shifu. Kata doi, “Yesterday is history, Tomorrow is a mistery, and today is a GIFT, that’s why it’s called the PRESENT” jadi, apapun resolusi gue tahun ini, mau jadi apa pun gue tahun ini menurut gua akan “berhasil” ketika gue menghargai Hari Ini dan Present my best for today. Dan ga lupa, ambil makna terbaik dari Hari Ini.
.
🎙@syauqijan @muthiiakml @ginaaqilaa @chintayasya @bai.abdurrahiim
Katanya, “nilai itu nggak penting, yang penting attitude” tapi, belakangan ini gue jadi mikir, bukannya ketika kita peduli dan bertanggung jawab dengan kewajiban kita sebagai pelajar, itu juga attitude yang perlu dipelihara ngga sih?
Gue pernah denger, “Orang baru sah bilang ‘uang itu bukan segalanya’ kalo dia udah tau rasanya punya uang”
Jadi kalo ada orang dateng ke elo dan bilang “nilai itu ngga penting” pastiin aja dia udah pernah dan udah tau gimana rasanya “bernilai” pastiin dia punya cerita dibalik statement nya dia, karena, banyak orang merendahkan suatu nilai, bukan karena nilai itu rendah, cuma, pembenaran aja buat diri sendiri karna belom bisa sampe sana. Dan dulu, gua adalah salah satunya. Dan kalo lo juga sama, bahkan sampai detik ini, semoga setelah ini, ada hati yang jujur sama pemiliknya, mengatakan kebenarannya, yang mungkin selama ini memang tak pernah disadari oleh kita.
Terimakasih ya, untuk satu tahun penuh cerita.
Setiap orang pasti punya cerita hitamnya sendiri, begitu pun dengan anugerah nya.
Kadang, gua ga merasa orang perlu empati sama gua. Karna itu bakalan bikin gua lemah. Biarlah orang peduli karena tau, bukan diberi tahu. Biarlah orang mengerti karna batinnya merasakan, bukan diberi pengertian. Kaya kata Ali bin Abi Thalib, "Tak perlu menjelaskan tentang dirimu kepada siapa pun, karena yang mencintaimu tidak butuh itu, dan yang membencimu tidak akan percaya itu."
Hidup memang isinya nano-nano. Tapi bahagia menjalani manis-pahitnya hidup adalah pilihan. Berbahagialah! Dan bagilah kebahagiaan itu! Agar dunia tau, begitu banyak kebahagiaan tersebar. Untuk saling berbagi, untuk saling menginspirasi, untuk saling mendukung, dan menguatkan.
Katamu, "Semoga bahagia berpihak padaku" Jawab ku, "Memangnya kamu berpihak padanya?"
Selamat bahagia!
[🎵 Inst. Hanya Rindu- Andmesh Kamaleng]
Mulai dari ngobrolin lingkungan sekolah, sampe “cara sekolah” dari sudut pandang kita "anak yang baru nyelesein wajib belajar 12 tahun" anak SMA wajib dengerin!
mohon maaf banget ada beberapa dialog yang kebalap, pas rekamannya normal cuma di anchornya kerekamnya suara(respon) gua lebih dulu dari suara mekak(stimulus); contoh pas gue bilang “yes” atau “iya makannya” [udah dicoba edit tapi sepertinya ga lebih baik dari ngga diedit karna kerekamnya antar dialog tabrakan] semoga ngga terlalu mengganggu dan tetep bisa dinikmati ya. Hope u enjoy this collaboration ❤️
Pada akhirnya, semua orang toxic kan? Tinggal menurut siapa dan bagaimana. Dan memilih menyerah atau bertahan, bukan salah siapa siapa, nantinya, semuanya juga akan dapat pelajaran sendiri sendiri. Ada yang menyesal karna tak pernah mau tau apa penyebab hujan, ada yang tersenyum seakan melambangkan pelangi setelah badai. Ada yang diam, masih menerka, apa pilihan saya benar? Benar tidaknya suatu pilihan, bahkan seburuk apapun itu, sekeliru apapun, akan jadi bermakna jika seseorang mau belajar. Karna mata yang sehat, tak berarti jeli dengan anugerah dan peringatan tuhan.
Mayoritas orang bilang, orang yang bawa lo ke hal buruk adalah toxic. Kenapa? Apa orang orang ngerasa sesuci itu? Karena racun gaakan meracuni kalo ketemu racun. Karena perbedaan resonansi itu nyata adanya, boleh jadi, setiap orang 'toxic' bagi beberapa yang lain.
(🎵 Demi Raga yang Lain— Yessiel Trivena & Eka Gustiwana) (closing cr: narasi postingan ig: @didietmaulana)
Trimakasih banyak bumi, masih bertahan sampai saat ini. (🎵 Demi Raga yang Lain— Yessiel Trivena & Eka Gustiwana)
Biarkan waktu yang menjawab kapan.
Kamu, Silakan bertanggung jawab atas apa yang dilakukan. Dunia isinya bukan cuma kamu. Dunia butuh mimpi bukan cuma dari kamu. Tapi, dunia butuh kamu dan juga mimpimu. Dunia terlalu luas untuk jadi tempat bermimpi sendirian. Dunia butuh tangan tangan yang saling menggenggam.
Kamu, silakan melakukan apa yang bisa dilakukan. Perihal waktu, biarkan dia sendiri yang menjawab.























