(ID) Kali ini kita akan mendengarkan percakapan yang diorganisir oleh Ichsan Rahmanto, antropolog, peneliti pemula, dan seorang dosen yang tinggal dan bekerja di Jayapura, Papua. Ia akan membawa kita dalam sebuah percakapan bersama Charles Toto a.k.a Papua Jungle Chef dan Laksmi A. Savitri, Ph.D. “Bukan hanya di atas meja, makanan juga soal lingkungan!” adalah judul yang membawa kita pada cerita terkait isu pangan lokal di Papua terkait dengan manusia – lingkungan sosial, dan ekosistem lingkungan alamnya. Bahasan mulai dari isu pangan lokal dan aspek sosialnya, berlanjut pada aspek lingkungan alam atau ekologisnya. Dari tema ini, kita akan memahami betapa kompleks permasalahan pangan lokal terkait dengan isu lingkungan alam dan sosial manusianya. Perbincangan dalam podcast ini direkam dalam Bahasa Indonesia. Namun, nantinya episode ini juga akan ditranskrip dalam teks ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (segera!). Jangan lupa langsung meluncur ke Spotify, ya. Selamat mendengarkan! Seri "Sounds For Sovereignty" merupakan bagian dari program "The World is Our Household!". (EN) This episode, entitled "Food isn't just about eating, it's about the environment too!" is made by Ichsan Rahmanto, an anhtropologist, amateur researcher, and a lecturer who lives and works in Jayapura, Papua. Ichsan will take us along on a conversation with Charles Toto a.k.a Papua Jungle Chef and Laksmi A. Savitri, Ph.D. "Food isn't just about eating, it's about the environment too!" is about the relationship between humans and food, and how they affect the environment and ecosystems in Papua. The episode starts by introducing local and traditional food systems, such as sago, a Papuan food staple, which has come under threath since the introduction of food estates. From there, the discussion will dive further into the complex relation between between humans, food and ecology. This episode was recorded in Indonesian. English and Indonesian transcripts will be shared on our website very soon! Don’t forget to visit our website, or go straight to Spotify. Happy listening! "Struggles for Sovereignty" is part of our current program "The World is Our Household!".
(ID) Dalam episode pertama, kita akan mendengarkan dialog menarik antara Pitra Hutomo (praktisi seni, aktivis, pegiat media) bersama Ahmad Nashih Luthfi (sejarawan kajian agraria), yang membahas persoalan sejarah reforma agraria dan konflik tanah di Yogyakarta, dan hubungannya dengan konteks hari ini. Secara khusus, episode bertajuk “Sejarah Reforma Agraria dan Kemelut Kedaulatan Tanah di Yogyakarta” mengupas mengapa kebijakan reforma agraria –yang bertujuan mewujudkan kesejahteraan masyarakat berbasis keadilan –kehadirannya terasa absen dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai kebijakan agraria, terutama di Yogyakarta, justru terus menerus berpihak pada elit politik. Menyoal situasi kiwari, Pitra dan Luthfi juga merefleksikan bagaimana gerakan dan inisiatif warga sebagai praktik yang relevan dalam memperjuangkan kedaulatan pangan. Berbagai gerakan tersebut penting dimaknai sebagai kerja-kerja merawat solidaritas dan ruang hidup kolektif warga di tengah krisis pandemi. Perbincangan dalam podcast ini direkam dalam Bahasa Indonesia. Namun, nantinya episode ini juga akan ditranskrip dalam teks ke Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris (segera!). Jangan lupa langsung meluncur ke Spotify, ya. Selamat mendengarkan! Seri "Sounds For Sovereignty" merupakan bagian dari program "The World is Our Household!". (EN) In May 2021, art practitioner and activist Pitra Hutomo and agriculture historian Ahmad Nashih Luthfi came together to discuss the history and current-day realities of agrarian reform and land sovereignty conflicts in Yogyakarta. This episode explores why agrarian reform policies, which aim to create justice-based social welfare, are absent in everyday life, as they continue to favour the political elite, particularly in Yogyakarta. Pitra and Luthfi also share their thoughts on how grassroots movements’ continued fight for food sovereignty expanded during the pandemic crisis into a broader civic solidarity movement and communal living spaces. This conversation was recorded in Indonesian. English and Indonesian transcripts will be shared on our website very soon! Don’t forget to visit our website, or go straight to Spotify. Happy listening! "Sounds for Sovereignty" is part of our current program, "The World is Our Household!".
Our 6-part podcast series, entitled ‘Sounds for Sovereignty’, brings together artists, cultural workers, activists and communities from across the Indonesian archipelago and the world who are actively engaged in the struggle for social and ecological justice, with the aim to amplify their voices, and share their knowledge and practice with a wider audience. Its contents range from a conversation on the history of agriculture, law and coloniality in Yogyakarta (Episode 1, coming soon!), to issues and topics such as land rights, extraction, ecological resistance, indigenous knowledge, agro-artistic practices, and more. Experimenting with different formats and methods of voicing and ‘sound’ to create a diverse listening experience, ‘Sounds for Sovereignty’ includes conversations, interviews, storytelling, songs and soundscapes. Each episode furthermore begins and ends with a new audio work developed especially for this occasion by artist Riar Rizaldi. For the episodes recorded in Indonesian, we offer written English translations, which you can read or download in PDF on our website. There are also transcriptions available for each English spoken episode. The six episodes of ‘Sounds for Sovereignty’ are currently in the making and will be uploaded below throughout June–October 2021. If you’d like to receive updates about when our next episode is online, please subscribe to our newsletter or follow us on Facebook or Instagram. --- ‘Sounds for Sovereignty’ adalah seri podcast enam bagian yang mempertemukan seniman, pekerja seni, aktivis, dan komunitas dari berbagai daerah di Indonesia dan luar Indonesia yang sama-sama berjuang untuk keadilan sosial dan ekologis. Podcast ini merupakan suatu upaya untuk mengamplifikasi dan menyebarkan suara dan pengetahuan yang mereka miliki kepada khalayak umum. Tema yang dibahas merentang dari perbincangan tentang sejarah pertanian, hukum, dan kolonialitas di Yogyakarta (akan segera tayang dalam Episode 1!), sampai isu dan topik seperti hak atas tanah, ekstraksi, perlawanan ekologis, pengetahuan adat, praktik agro-artistik, dan banyak lagi. ‘Sounds for Sovereignty’ bereksperimen dengan berbagai format dan metode untuk menyuarakan dan ‘suara’ dalam bentuk perbincangan, wawancara, penceritaan, lagu, dan soundscapes guna menciptakan ragam pengalaman mendengar. Tiap episode diawali dan diakhiri dengan audio karya Riar Rizaldi yang ia kembangkan untuk program ini. Tersedia terjemahan tertulis dalam format PDF untuk episode yang direkam dalam bahasa Inggris yang bisa dibaca dan diunduh di laman kami. Kami juga akan menyertakan transkripsi untuk setiap episode berbahasa Inggris. Enam episode ‘Sounds for Sovereignty’ kini tengah disiapkan dan akan diunggah selama bulan Juni sampai Oktober 2021. Dapatkan notifikasi ketika episode baru diluncurkan dengan berlangganan newsletter kami, atau ikuti kami di Instagram dan Facebook. https://strugglesforsovereignty.net/ https://www.instagram.com/struggles.for.sovereignty/ https://www.facebook.com/struggles.for.sovereignty