Selagi masih ada tanda-tanda kehidupan di dalam diri seorang manusia, maka ia pun masih dalam jaminan dari Tuhan, bahwa apapun kesusahan dalam hidupnya akan ada penyelesaiannya. Lalu apa bedanya orang terkena musibah berupa kesusahan, lalu dia diselamatkan, dengan orang yang sama-sama mengalami kesusahan, tapi tidak selamat, bahkan malah ada yang menjadi gelandangan? Tentu perbedaan itu ada pada caranya memainkan kesadaran yang ada di dalam dirinya. 🙏🏻
Kesusahan hadir karena kita belum mampu melihat sisi syukur dari sebuah kejadian. Uniknya, kesusahan akan merambat ke kesusahan berikutnya kalau perhatian kita hanya ke sana. Tapi hukum yang sama berlaku juga pada kesyukuran. Ia juga akan merambat ke kesyukuran berikutnya ketika kita lebih memberikan perhatian ke sana
Peristiwa kehilangan adalah undangan untuk masuk ke dalam diri. Di sana ada yang perlu diperbaiki dan dibenahi sehingga keberuntungan akan makin mudah kita temui.
Peristiwa kehilangan justru sebenarnya mampu berubah menjadi penarik keberuntungan yang lebih baik dari sebelumnya. Asalkan kita tau cara mengubahnya.
Menyadari fitrah atau keadaan default dunia ini yang ternyata hanya permainan dan mengajak diri untuk bermain-main, memicu diri kita dihampiri berbagai macam keberuntungan. Podcast by : @kangriyadh @rosyiidgede