Trio Kurniawan

Bagaimana Spivak melihat Subaltern? Simak podcast Satu Menit Berfilsafat.

Jika hidup itu berputar, jatuh-bangun-jatuh-bangun, bukankah hidup itu tidak bermakna? Makna ada karena tujuan yang jelas. Begitu kiranya perspektif Albert Camus dalam melihat keseharian. Kehidupan adalah absurd ketika manusia merasa memiliki tujuan hidup yang ternyata hanyalah ilusi. Albert Camus sangat radikal dalam melihat absurditas (ketidakbermaknaan) hidup. Ia menggunakan mitologi Yunani tentang Sissyphus yang dikutuk oleh Zeus untuk seumur hidupnya mendorong batu ke puncak gunung yang sebenarnya tidak pernah ada. Kita adalah “Sissyphus” yang meyakini bahwa kehidupan yang kita dorong ini dapat sampai ke puncak, namun ternyata puncak hanyalah ilusi. Jika hidup tidak bermakna/absurd, mengapa dijalani? Manusia mencari makna hidup karena memang hidup sejatinya tidak bermakna. Atau lebih baik kita menjadi seperti Meursault dalam L’Etranger karya Albert Camus yang memilih menjadi pribadi yang nyata sesuai kehendaknya dan tidak palsu di hadapan yang lain, namun justru dianggap asing/aneh. Karena hidup memang absurd, seringkali. Kita absurd.

Bagaimana cinta sejati dibahasakan? Yuk, simak gagasan Thomas Aquinas.

Bagaimana menjelaskan kerasukan masal? Simak gagasan Jung.

Manusia hari ini adalah budak yang berbangga diri. Bagaimana memahaminya? Simak agasan Herbert Marcuse.