Para nelayan “pantura” Jawa menyebutnya Angin Timur yang berlangsung selama musim kemarau. Sanusi, salah seorang nelayan dari Desa Sungai Buntu Kecamatan Pedes Kabupaten Karawang mengatakan, dilaut, situasinya berupa angin kencang dan ombak besar. Alhasil, ikan pun susah didapat. Ditengah situasi itu, para nelayan seperti dirinya harus pula bersaing dengan kapal-kapal pukat harimau yang berasal dari wilayah Kali Baru - Jakarta. Tidak hanya di lautan, Angin Timur yang berlangsung sepanjang Agustus hingga Oktober membuat lalu lintas kapal nelayan di Muara Sungai Buntu terganggu. Pendangkalan dimulut muara seringkali membuat kapal-kapal nelayan tak dapat keluar masuk dermaga dengan leluasa, harus menunggu air pasang. Lain pula cerita Hendra, seorang pengrajin ikan asin Desa Ciparage Kecamatan Tempuran. Selama Angin Timur, ia memilih “stop” sementara waktu karena bahan baku ikan asin seperti teri dan ikan tembang di pelelangan kosong. Hendra tidak sendiri, tujuh puluh persen pengrajin ikan asin di Ciparage Jaya selama musim Angin Timur memilih menganggur dan menimbun garam yang harganya sedang jatuh.....
Bulan-bulan kering Agustus hingga awal September sejatinya memberi kesempatan petani Desa Ciparage Jaya Kab Karawang memproduksi garam. Sayangnya, akibat perang harga dan tingginya biaya produksi membuat mayoritas petani enggan memanen garam.
HAMA PENGGEREK Alih-alih bersiap menghadapi situasi ekstrim akibat fenomena El Nino yang diprediksi menguat, petani di Kabupaten Karawang - Jawa Barat justru tengah berperang dengan musuh lama mereka, hama penggerek. Pola tanam yang tidak serempak dan kondisi kekeringan disinyalir menjadi penyebab hama ini tetap bertahan dari satu musim tanam ke musim tanam berikutnya.
LAHAN PERTANIAN YANG TERKEPUNG PERUMAHAN Massifnya pembangunan perumahan membuat areal persawahan yang dikelola petani di Kabupaten Karawang kian sempit. Di desa Klari, Udi- petani setempat- harus "pontang panting" mencari air untuk menjaga agar tanaman padi miliknya tetap dapat panen karena saluran irigasi yang dulu ada kini telah tertutup perumahan. Ironisnya, hal itu terjadi disaat debit air di Bendung Walahar masih tersedia dalam jumlah yang mencukupi untuk mengairi areal persawahan di Kabupaten Karawang yang kadung dikenal sebagai "lumbung beras Jawa Barat" ini.
Proses verifikasi dukungan calon peserta PEMILU sejatinya titik rawan yang kerap luput dari amatan. Dokumenter ini hanya sebuah catatan kecil bagaimana data dukungan seorang calon DPD RI dapil Jambi di manipulasi oknum PPK dan Panwascam agar yang bersangkutan lolos dan ditetapkan sebagai peserta PEMILU 2019. Sidang Etik DKPP yang digelar di Bawaslu Provinsi Jambi kala itu membuka banyak hal, tetap menyisakan tanya...
Tragisnya nasib yang dialami reporter Al Jazeera Shireen Abu Akleh dan aksi buruh memperingati May Day 2022 sepintas tak ada kaitan sama sekali hingga saya menemukan berita lawas yg dibuat medio Desember 2013 silam. Kendati saat ini beberapa aspek mulai ada perubahan, namun kondisi pekerja pers tanah air (wartawan/reporter secara umum) masih berkutat pada persoalan mendasar mulai dari upah rendah, jaminan kesehatan dan keselamatan kerja hingga soal jam kerja yang panjang. #mirroring
Kasus Hepatitis akut belakangan mencuat di tanah air pasca Pandemi Covid 19. 2016 silam, kasus serupa ditemukan pada komunitas adat terpencil Suku Anak Dalam (SAD) yang bermukim di Kabupaten Batanghari. Parahnya, tak hanya Hepatitis, kelompok SAD disana juga dihadapkan pada Malaria yang menyebar luas hingga mengancam keberadaan mereka.
Dokumenter yang didedikasikan untuk Toni Febrianto sang Kuncen Masurai, pihak TNKS dan rekan rekan pokdarwis Maspati yang berupaya menjaga kelestarian dan keindahan alam Gunung Masurai.
Sejak diseminarkan 2013 Di Museum Perjuangan Rakyat, Ulama-Ulama Jambi tak jua mencuat namanya di panggung nasional. Apa masalahnya ?
Harga pertamax naik. Walau bukan BBM bersubsidi, narasi yg dibaca pasar dan publik adalah kenaikan BBM secara umum dan oleh banyak analis akan memberi efek domino, tidak hanya terhadap 14 persen penggunanya. Dokumenter ini dibuat pada masa awal kepemimpinan Presiden Jokowi yg kala itu bersama JK. Tentu saja kondisinya berbeda dengan saat ini. Namun setidaknya gambaran lalu yg terekam dalam dokumenter ini dapat menjadi bahan refleksi.
2017, KPID Kemenag serta lembaga penyiaran di Jambi sepakat memakai acuan waktu BMKG untuk keserentakan siar tanda waktu puasa dan berbuka. Bagaimana situasinya saat ini ?
Para pelakunya telah dihukum, namun tragedi di 2015 silam yang mengakibatkan tewasnya aktivis Indra Pelani hingga kini masih mengundang tanya.
Dokumenter suasana ziarah jelang Ramadhan di salah satu TPU di Kota Jambi. (re- packing)
Sekelompok anak muda Jambi tergerak menyelamatkan dan merestorasi piringan hitam. Apa alasannya?
Tak hanya ingin jadi penonton, mesyarakat di desa-desa penyangga Candi Muaro Jambi menggagas objek wisata alternatif.
Meski telah ditetapkan sebagai icon pariwisata strategis nasinal, Candi Muaro Jambi belum mampu menjadi lokomotif kemakmuran. Problem tata kelola ruang, pendanaan dari pemerintah daerah hingga perubahan sikap masyarakat setempat sebagai pelaku pariwisata belum terurai. Kondisi tsb bisa saja kini telah berubah, namun jika "tidak" maka dokumenter yg diproduksi empat tahun silam ini layak dijadikan pengingat.
Kebijakan manajemen perkebunan karet (the planter) mengubah pola pengupahan dan produksi meresahkan para penderes. Sebuah dilema. Bertahan dengan upah "rendah" dan terjerat dalam lingkaran hutang pada perusahaan atau angkat kaki dari sana dan pindah ke tuan tuan tanah lain. Resko terburuk -menjadi pengangguran-ditengah pandemi covid-19