Discover
Bonsai Management Podcast

14 Episodes
Reverse
Mmmm ... Lucu juga yah, Bagaimana bisa sepasang yang sama-sama ingin menggenggam tiba-tiba menceritakan masa lalunya. Padahal, masa depan itu sudah terlihat jelas lebih menyenangkan. Lebih membuat masing-masing dari kita dapat berkembang dengan sangat baik. Menciptakan karya-karya dan terkadang membuat orang-orang tertawa. Tapi kembali lagi ke pertanyaan yang pertama. Bagaimana bisa sepasang yang ingin menggenggam masih saja menceritakan masa lalunya? Ah, sudahlah. Tuhan mempunya rencana yang terbaik pastinya. Percaya aja, kita adalah semoga yang tak pernah berhenti untuk saling medo'a.
Sulit membedakan antara diam dan melamun, yang keduanya tanpa kata, bukan tanpa alasan, hari ini harapan yang susah aku bangun untuk mewujudkanya kenyataan nya harus runtuh, tak apa dan tak ku sesali,. Semuanya memang proses, proses penyaringan yang terbaik dariNya, tak apa, aku bisa melewati smuanya, toh sekelilingku banyak orang yang baik, yang slalu men support, thanks ya atas smua tempaan hidup yang udah kamu goreskan, aku memaafkan, tapi perlu tau, aku tak akan pernah lupa semua pelajaran yang udah kamu torehkan begitu dalam, thanks buat semua sahabat2ku yang slalu memberi tawa dan canda, tanpa kalian warna ini teramat monokrom.
Untuk apalagi penyesalan penyesalan ini? Jika dahulu ketika memutuskan sesuatu tak pernah sedikitpun penyesalan itu melintas.
Aku benar benar jengah dengan tingkah laku para manusia seolah mereka mampu menerima aku, seperti mereka tak peduli pada kesulitan kesulitanku pada masa lalu. Mereka begitu percaya diri bahwa aku akan jauh lebih baik baik saja di masa mendatang, dengan catatan aku harus bersama mereka; seperti segala kemudahanku bergantung pada mereka.
Kerap kali aku mencoba mempercayai, namun rasa percaya yang kutanamkan lah yang justru mengincarku mati.
Aku mencoba membangun keberanian untuk membagi cerita yang sejak dulu coba kumakamkan, sebab kepercayaanku terhadap perkataan mereka; bahwa mereka betul betul mampu menerima aku.
Dan aku melakukan kesalahan.
Ternyata rasa percaya dan keberanian itu menghadapkan aku pada kenyataan bahwa aku lagi lagi dipertemukan dengan manusia kejam.
Aku melupakan sesuatu, penerimaan yang mereka maksudkan itu adalah segala hal sempurna yang selama ini berusaha kupertontonkan.
Mereka ingin aku bungkam atas segala kecacatan di masa lalu. Tetapi aku tidak mau itu!
Ketika aku menuntut mereka pada janji janjinya, mereka hilang dan mencari kesempurnaan lain.
Rasa percaya yang mengincarku mati sungguh berhasil menanamkan racunnya dengan mempesona. Rona luka itu terlihat melebam di dasar dada. Aku tak berminat mencari obat, biarkan racun itu menggerogoti sampai detaknya henti, sampai benar benar mati. Karya : Susi Setiawati.
Cukup umum bukan, manusia selalu bermimpi
Lalu mimpinya ingin selalu terwujud.
Padahal, mimpi buruk pun sebagian dari mimpi
Dan itu pula yang terjadi padaku.
Dulu aku selalu berandai-andai tentang segala yang ku kira akan berjalan secara teratur Seperti napas
Naasnya sebuah tamparan yang aku dapatkan.
Terjebaknya aku dalam sandiwara yang diperaninya. Merupakan mimpi burukku
Dan Tanpa dapat dipungkiri pula, ada rasa tak terima yang sekarang mendominasi.
Seperti yang sudah ku katakan tadi, berjalan secara teratur seperti napas.
Hanya saja sepertinya aku lupa, pernapasan juga memiliki difisiensi yang menyebabkan napas tak teratur.
Alhasil sikap dan caraku mengahadapi persoalan ini memang cukup tak masuk diakal. Tapi setidaknya, ada hak yang sekarang aku pertahankan, hak untuk berbicara setelah apa yang dirasakan.
Sulit di tebak memang. Bisa saja kopi malam ini terasa begitu pahit, tetapi, bisa juga kopi ini menjadi semanis-manisnya. Tergantung, siapa yang menemaniku. ah tapi kenyataanya kopi ini terasa begitu pas. Tidak pahit dan tidak juga terlalu manis. Ya, mungkin Karena aku sendiri menikmati nya pada malam ini.
Ini kisah yang tak penting di untaikan dalam sebuah kata
Karna pedih sakitnya hanya hati yang rasa ha ha ha
tangan kaki dan rambut tak perlu merasakan nya
Siapa yang suruh kamu berenang ke air terjun yang indah
Jangan remehkan merpati yang sedang mematuki makanan
Karna tak kan bisa kamu menangkapnya tanpa rasa
Jangan biarkan hatimu basah seperti tissue
Karna tissue tak ber tenaga saat basah
Malam semakin menghitam menusukan rasa yang semakin kelam
Tidurlah ambil bantalmu tarik sarung mu rebahkan tubuhmu
Agar akalmu berjalan saat kau terjaga di kilaunya mentari
Membukakan jendela kamar agar ruangan di kamarmu menjadi hangat.
Mungkin aku terlalu bodoh menilai sang maharaja bekerja
Mungkin saja ia memiliki rencana yang amat jauh lebih baik
Memisahkan kita agar semesta tetap semestinya
Tak apa,
Tak apa terjatuh,
Tapi,
Berjanjilah untuk berlari lebih cepat lagi.
Terimakasih,
Terimakasih untuk setiap hal-hal baik yang telah di bagi.
Maaf,
Maaf untuk setiap hal-hal bodoh yang kita lakukan
Berdamailah dengan dirimu sendiri, Berdamailah dengan semesta.
Ketika kau bingung siapa yang punya rangkul,
Datanglah, perihal rangkul,
Aku yang paling unggul.
Ketika kau merasa di pecuti takdir,
Cerita, bagi aku separuh getir.
Datang ,jangan segan.
Jadikan aku apa saja.
Musuh, kawan, kakak, adik, ayah, ibu, terserah.
Ketika kau butuh bantuan, aku yang berdiri paling depan.
Mau ngasih tau sesuatu boleh ga?
Kayanya, hari ini banyak sekali ketakutan-ketakutan yang hadir, dan semuanya tentang kita. Gatau harus ngelakuin apa dan bingung harus gmna.
Aku baru pertamakali ngerasain kek gini, banyak kecemasan-kecemasan yang terbangun yang entah karena apa.
Aku pun tak tau.
Dan bener-bener gatau harus gmna, apa harus ada jeda atau sudahi sampai disini saja? Ketakutan ini segala tentang tujuan pertamaku ,ya ,membuat kita berkembang dan tetap terjaga ,itu yang selalu kutakutkan ,Aku takut malah ngelakuin hal yang sebaliknya dari tujuan itu.
Semoga baik-baik terus ya ,kita harus tetap sehat dan berkembang baik.
Terimakasih untuk ilmu-ilmu yang telah di bagikan, terimakasih.
Ada kalanya dunia ini terasa tabu untuk dipijak bahkan Perasaan malu membuat derap langkahku sekarang kian tak pasti. Ada bimbang disetiap tindakan yang menjadi pilihan dan juga ada semu yang kini yang bermetamorfosis menjadi mimpi. Bak ruang yang seolah redup sekarang menemukan titik terang cahayanya. Hati yang dahulu mati, lalu kau ketuk demi pengharapan yang lebih besar. Tak tahu dengan pasti akan bagaimana. Hanya saja ini perihal perubhan yang terdefinisi dari keinginan.
Lagi ngerasa kangen tapi ga tau apa yang kangein siapa, apa, suasana apa dimana, semua ga tau alurnya apa dan seperti apa dan akan seeprti apa tapi smua bisa di ceritakan dengan tak teratur , ga jelas a. Kaya ada yang hilang dlu semangat tapi sekarang juga sedang semangat tapi penyemangatnya yang ga sama asli gajelasss , td lagi minum air anget sblm pergi kerja sambil pegang map hasil kerja , smua dikejar waktu sampai baru sadar badan ini punya hak untuk bercerita tentang krmampuanya dulu dan sekarang. Yang jelas masa, waktu nya sudah berbeda.
Aku tak kan pernah mau menemui mu hari ini jika esok adalah perpisahan, dan aku takkan pernah mau merasakan hangatnya caramu menatap jika hari esok adalah kehampaan. Jika aku tahu saat itu juga, akan aku jadikan semua hal itu menjadi satu, menjadi rinduku yang kemarin hari ini dan esok hari. Terlepas apa yang ku lakukan dengan rindu ini dan apa yang rindu lakukan terhadapku, biar menjadi urusanku. Kamu hanya perlu tahu, rindu ini adalah rindu dari kisah yang aku tahu akan segera berakhir.
Kesengajaannya waktu adalah ia mempertemukanku dengan sesuatu yang menurutku akan sulit untuk dijalani. Seharusnya hal itu yang patut untuk di syukuri. Namun jujur saja, masih banyak keluhan-keluhan yang terlontar tanpa sempat aku pikirkan sebelumnya. Dan sampai tiba saatnya, kini aku percaya bahwa waktu dikala itu membangun kekokohan ditempat yang rapuh didalam jiwa, membawa kedamaian untukku dan kekacauan dalam hidupku.
Aku tidak tahu, kamu yang terlalu pandai mencuri perhatian atau memang pusat perhatianku kini selalu tertuju padamu. Maaf mungkin aku sudah lancang, terlebih kamu hanya orang asing yang aku jumpai belakangan ini.