Kisah Cappuccino

Sebenarnya tidak ada masalah ketika seseorang tengah menggemari idolanya. Asalkan tidak melampaui batas dan tetap menuntaskan apa yang menjadi tanggung jawabnya. Di episode kali ini, dijelaskan apa itu fangirl dan fangirling, apakah fangirling itu sudah pasti merupakan bentuk dari fanatisme, apakah menjadi seorang fangirl itu berbahaya, hingga bagaimana menyiasati diri supaya tetap bisa menjadi seorang fangirl yang mampu membagi waktunya dengan baik.

Tidak bisa ditampik bahwa akan selalu ada orang dengan toxic behavior di sekitar kita. Tanpa disengaja dan diatur, pada akhirnya bisa jadi kita telah terjebak dalam suatu hubungan yang beracun. Sebenarnya, apa itu toxic relationship? Mengapa toxic relationship itu ada? Apa yang membuat seseorang seakan bertahan dan bergeming dalam suatu hubungan yang jelas-jelas beracun? Apakah ada sinyal-sinyal dalam diri yang mengingatkan kita agar berhenti dan segera mencari jalan keluar? Semua pertanyaan itu, telah terjawab dalam episode ini.

Sejatinya, di dunia ini, tidak ada yang terlahir sebagai toxic people atau orang-orang beracun. Namun, dikarenakan berbagai hal, pada akhirnya ada suatu masa di mana seseorang akan berlaku destruktif bagi dirinya, juga orang lain. Dalam episode kali ini, dijelaskan mengenai dua belas ciri umum yang setidaknya mampu menunjukkan kehadiran orang-orang beracun.

Ketika dalam suatu lingkaran pertemanan, tanpa disangka ada seseorang yang ingin menapaki hubungan lebih dari sekadar teman. Di momen itulah friendzone mulai hidup. Friendzone adalah salah satu contoh situasi yang menggambarkan adanya ketimpangan. Namun, bukankah lebih baik jika hal tersebut dihadapi dengan baik? Karena kemunculan cinta bukanlah suatu hal yang patut disayangkan.

Lumrahnya, semua berawal dari angka satu. Tapi kali ini, justru angka nol yang memimpin di depan. Mengapa demikian? Karena nol adalah penggambaran dari awal mula suatu kejadian. Ya, episode ini akan menjelaskan mengapa podcast ini diberi nama "Kisah Cappuccino".