Discover
Tempat Penghubung Kebaikan

15 Episodes
Reverse
Apakah lu sering denger kalau Allah ta'ala itu seolah-olah Tuhan/Pencipta Alam Semesta yang suka mengancam, menghukumi, memberi kesusahan pada hamba-NYA tanpa ampun? Hal ini umum terjadi ya entah kenapa sampai lupa bahwa ternyata Allah Teâlâ itu sifat kasih sayang-Nya sangat luas dibandingkan ancaman-Nya. Sebagaimana barang-barang bekas seperti bungkus Indomie atau botol plastik, mereka aja kalau didaur ulang punya nilai barang yang baru dan kadang bisa muahaalll. Karena disentuh dengan kreativitas dan kasih sayang. Apatah lagi kita sebagai manusia, ciptaan sosial. Yang bernyawa dan bergerak. Punya akal pula. Udah ah, cukup saling menghujat dan membandingi diri. Saatnya kita shaleh bareng!
Alhamdulillah, baru dikasih ujian di keluarga. :)
Beberapa hari gue ga sempat rekaman dan akui mungkin gue lagi ada ide dan kondisi mood kurang baik. Jujur aja pekan kemarin padet beud kegiatan video call mulai dari SMA gue dan lain-lain. Alhamdulillah, hari ini bisa rekaman balik dengan berbagai kegiatan seru yang akan gue bagikan. Monggo dimainkan!
Hidup ga lepas dari masalah. Dari masalah itu kita jadi hidup. Dari masalah itu kita jadi dewasa dan bijak terhadap berbagai kondisi dan situasi. Namun bagaimanapun, sikap kita dalam menanggapi masalah atau kondisi tersebut sangat kuat pengaruhnya apakah akan menjadi Positif atau negatif. Itu juga bergantung pada kondisi akal kita apakah sehat atau sakit. Yang juga akan berhubungan dengan kondisi jasmani kita. Terus apa yang harus dilakukan?
Kehidupan modern ini memang tak dipungkiri memberikan banyak bantuan kepada aktivitas sehari-hari manusia. Namun tanpa disadari, ia juga membawa dampak negatif terhadap kesehatan jiwa. Hampir setiap orang merasakan tekanan yang cukup hebat dalam batin dan pikirannya seperti akibat tunggakan berbagai tagihan dan harga kebutuhan yang tinggi. Lalu apa yang kita bisa lakukan untuk hal ini?
Seiring berlalunya detik, menit dan hari, sering kali tanpa kita sadari luput dari pada menghitung setiap kegembiraan dan kebaikan yang datang dikasih oleh ALLAH ta'ala. Sehingga, sering kali ketika satu peristiwa yang terasa berat sampai membuat dada kita sesak, kita sangat mudah lupa bersyukur dan malah banyak mengutuk keadaan. Alih-alih menilai ulang diri sendiri atas setiap tindakan yang telah dilakukan, kita buat berbagai alasan untuk menuduh orang atau apapun di luar diri kita sebagai biang kerok atau pelaku atas peristiwa yang berat tersebut. Apakah tindakan tersebut dibenarkan? Kita coba merenung bersama...
Hari ini beberapa kawan di asrama akan pulkam ke Indonesia. 1 orang mendadak pulang dari rencana awalnya. Setelah gue pikir2, hal ini mirip banget soal maut yang datang kapan aja. Apa lu udah pada siap semua?
Sebagai seorang anak, kita terkadang gak ada pilihan selain bersabar dengan menahan segala tindakan yang berpotensi besar menyebabkan kita durhaka kepada orang tua. Di samping itu, kita juga mesti belajar untuk Mengidentifikasi Emosi yang bergejolak dalam diri kita serta mengatur pikiran yang berantakan. Kira-kira gimana usaha gue untuk melakukan pengorbanan tersebut yak?
Sempat terpikir untuk gak rekaman dan ambil jeda. Terpikir pula ide untuk asyeek untuk dibahas yaitu, ambil jeda. Karena selama ini gue merasakan selalu dikejar-kejar sesuatu yang sebenernya hampa. Memang tak dipungkiri kita tinggal di era percepatan, tapi apakah iya kita ga ada waktu untuk ambil jeda sejenak kemudian terhubung kembali dengan diri terdalam kita?
Apa kita sering merasa bawa beban berat dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi? Seolah-olah tiap hari kaga ada selesainya beban hidup yang datang silih berganti. Coba kita kerjain yang ringan-ringan aja secara bertahap. Semoga semuanya bisa segera selesai dan terasa ringan kembali hidup kita.
Pernah gak lu merenung soal kehidupan ini, mulai dari brojol rahim emak lu, lu sendiri (sebagian besar), terus lu mati nanti masuk lubang kubur bakal sendiri lagi. Sampai sini, kalau mau dipahami lebih jauh, di sini kita punya kendali penuh atas diri kita sendiri entah apa pun itu. Mulai dari bangun tidur, buang air, makan, minum dan lain-lainnya. Saatnya kita ambil kendali penuh atas diri kita sendiri apa yang kita bisa kerjakan!
Seringkali kita menjadi jumawa terhadap hasil atau prestasi yang kita raih dalam hidup ini tanpa kita sadari. Seiring berjalannya waktu, setelah gue mendengar dan membaca dari berbagai sumber khususnya dari kajian KH Buya Sakur, beliau bilang, kalau ALLAH ta'ala mau bisa aja kok kita dijadikan pejabat atau orang hebat. Ini soal kehendak ALLAH ta'ala aja kok.
Sekarang saatnya gue sedikit bercerita latar belakang keluarga dan kepribadian gue. Semoga bermanfaat :D
Kata Cak Nun, hidup ini adalah proses mencari makna. Jangan begitu mudah menerima segala sesuatu apa adanya. Cari tahu mulai dari kita makan untuk apa? Dan sebagainya.
Sebuah tempat untuk menyambung kebaikan lewat cerita pengembaraan panjang sang penutur. Quarter Life Crisis adalah sebuah fenomena yang mesti dilalui sang penutur. Sempat bingung dengan apa yang sedang dialami sebelum mengenal istilah tersebut, dia berusaha mencari sebuah nasehat dan jawaban ke sana- ke mari atas sebuah masalah yang dialaminya. Bila dirasa bermanfaat, alhamdulillah, bila tidak, silahkan mencari dan menjelajah lebih jauh lagi.