Injil yang kita dengar hari ini menggambarkan kisah tentang Yesus yang memanggil para murid pertama-Nya. Apa yang menarik dari kisah ini? Pertama-tama, Yesus menakankan salah satu tugas pewartaan-Nya di dunia ini yaitu dengan menyerukan: “Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!” [Mat 4:7]. www.habeljadera.keuskupanbogor.org | Instragram IG @shortcutechism Salam Misioner RDHJ23
Yesus menekankan pentingnya menjadi garam dunia dan menghindari menjadi bodoh [tawar]. Sifat yang perlu dihindari sebagai pengikut Yesus adalah tawar atau bodoh. Namun, bodoh bukan karena ketidaktahuan [stupid] namun sikap bodoh yang lebih buruk yaitu menjadi bodoh [Make foolish]. Orang-orang yang tawar ialah mereka yang “menjadi bodoh”, orang-orang yang melakukan hal-hal bodoh walaupun sebenarnya mengetahui bahwa hal tersebut salah. Salam Misioner RDHJ Follow: IG @shortcutechism | www.habeljadera.keuskupanbogor.org
Maka, untuk menghindari kebutaan spiritual, marilah kita berupaya membersihkan dan memurnikan diri kita, baik penampilan fisik, maupun hati kita. Karena Allah tidak melihat “cover” penampilan lahiriah, melainkan hati kita. “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” [Luk 16:15]. Jika kita menyadari bahwa Allah melihat hati kita, marilah kita juga senantiasa belajar untuk melihat hati sesama kita. Marilah kita belajar untuk tidak buta secara spiritual. Salam Misioner RDHJ IG @shortcutechism
Berjaga-jaga dan berdoa berarti senantiasa bersyukur [Kol 4:2] sekaligus memohon agar Tuhan senantiasa membuka jalan pewartaan akan Kristus dalam kehidupan kita [Kol 4:3]. Terlebih-lebih, Beroda dan berjaga-jaga berarti memiliki sikap kesiap-sediaan akan kedatangan Kristus [Mat 24:42-44]. Salam Misioner RDHJ --- IG @habeljadera
Sobat #shortCUTEchism, Siapa sih itu sosok Santo Yosef? Injil Sinoptik [Matius - Markus - Lukas] mencacat beberapa hal tentang identitas Santo Yosef. Yuk, dengan mengenal secara biblis, saya berharap kita pun semakin mencintai Santo Yosef dan berdevosi kepadanya. Salam Misioner RDHJ IG: @habeljadera
Ite ad Ioseph - Pergilah ke Yosef . Saya ingin mengajak saudara sekalian untuk lebih mengenal sosok Santo Yosef, Peran dan FIAT nya kepada Allah dalam karya Keselamatan. . Jika Sudah mengenal, maka kita akan melakukan apa yang disebut “ITE ad IOSEPH’ – Merujuk pada saat kelaparan di Mesir ketika orang-orang meminta roti kepada Firaun dan ia menjawab “Pergilah kepada Yusuf, perbuatlah apa yang akan dikatakannya kepadamu” (Kej 41:55). ———- #tahunsantoyosef #ibadahdirumah #shortCUTEchism . Salam Misioner . RDHJ -- IG @habeljadera
Supaya Tidak “baperan”, kita hendaknya berpartisipasi secara detail dalam sengsara dan wafat Tuhan Yesus Kristus.
Apa sih Berkat Urbi Et Orbi? Indulgensi Penuh? berkat Urbi et Orbi Luar biasa? Sebagai orang beriman, apa yang harus kita lakukan?
Today's Gospel of Luke encourages us to answer some essential questions in our missionary-life purposes. The first question is, "why should we pray?" It has the same aspect as the question, "what makes you pray?" Are there some motives behind our prayer? These fundamental questions lead us to another question, "why should we pray continuously? Why should we be persistent in prayer? Luk 18:1-8 Salam Misioner IG @shortcutechism
Dalam Injil Hari Minggu biasa XXIV yang kita dengar hari ini, Yesus menekankan identitas Allah Bapa yang berbelas kasih. Sifat Ilahi Allah yang mencintai manusia itu digambarkan dalam berbagai kesempatan ketika manusia meninggalkan-Nya: jatuh dalam dosa, keserakahan, iri hati. Manusia lebih mementingkan diri sendiri. Allah dengan penuh kasih, menunjukkan cinta yang tak pernah terbatas dengan mengambil inisiatif untuk merangkul kita orang berdosa: “Ayahnya itu berlari mendapatkan dia lalu merangkul dan mencium dia” [Luk 15:20]. Salam Misioner RDHJ IG @shortcutechism
Mari Kita berkatekese agar kita semakin CUTE. Shortcutechism dapat dihubungi melalui IG @shortcutechism, email: habeljadera@gmail.com |hytp://habeljadera.keuskupanbogor.org
Yesus tidak ingin perayaan iman yang penuh sukacita akan Kasih Allah itu berubah menjadi hal yang buruk karena sang tuan pesta kekurangan anggur. Namun, Yesus memberi makna lain bagi kita para pengikut-Nya. Bagi Yesus, anggur bukan hanya merupakan tanda sukacita, namun merupakan lambang sengsara dan wafat-Nya di Kayu Salib dengan berkata: “Cawan ini adalah perjanjian baru oleh darah-Ku, yang ditumpahkan bagi kamu” [Luk 22:20]. Sejak permulaan karya-Nya, Yesus telah mewartakan tujuan kedatangannya ke dunia, untuk menyelamatkan manusia dengan sengsara dan wafat di kayu salib. Itulah yang menjadi SUKACITA terbesar yang terjadi pada pesta perkawinan di Kana. Salam Misioner RDHJ2022 IG @habeljadera https://habeljadera.keuskupanbogor.org
“Spiritualitas Perjumpaan” Para Saudara terkasih, Hari ini kita memasuki Hari Minggu IV dalam masa Adven. Hari Raya Natal semakin dekat. Pesan pertobatan misioner Yohanes Pembaptis telah menggema di dalam hati dan pikiran kita. Kita pun bersukacita atas kesempatan pertobatan yang boleh kita alami: kembali dalam persatuan dengan Allah yang mahapengasih dan pengampun. Paus Fransiskus, mengajak kita untuk menghidupi “budaya perjumpaan”, yaitu agar “kita, sebagai manusia, harus dengan penuh menciptakan semangat untuk berjumpa dengan orang lain, mencari berbagai cara untuk dapat saling berhubungan, membangun relasi, menyiapkan rencara bersama-sama” [Fratelli Tutti 216] . Salam Misioner RDHJ IG @habeljadera
“Spiritualitas Misioner Yohanes Pembaptis [2]” Para Saudara terkasih, Injil hari ini kembali menekankan peran misioner Yohanes Pembaptis dalam mempersiapkan kedatangan Tuhan Yesus Kristus. Dalam Injil Lukas 3:1-6, kitatelah mendengarkan semangat Pewartaan Kabar Sukacita yang menjadi tugas misioner kita [Bacaan Injil Hari Minggu Adven Kedua]. Hari ini, Yohanes Pembaptis memberi pengertian kongkret semangat: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis!” dalam kehidupan sehari-hari. Salam Misioner RDHJ
Para Saudara terkasih, seruan kenabian Yohanes Pembaptis yang kita dengar dalam Bacaan Injil hari ini [Luk 3:1-6] kembali mengingatkan kita akan pentingnya semangat Pewartaan Kabar Sukacita: tugas misioner kita. Salah satu tugas misioner yang hendak kita lakukan hendaknya berdasarkan pada semangat misioner Yohanes Pembaptis yang berseru-seru di padang gurun: “Bertobatlah dan berilah dirimu dibaptis!” Salam Misioner RDHJ
Kita bisa saja bertindak seperti Pilatus yang bertanya tentang kebenaran Yesus dan Kerajaan-Nya. Kita pun bisa berpikir dangkal seperti orang-orang Yahudi tentang aspek duniawi seorang raja dan kerajaannya. Namun, marilah kita berntanya dalam diri kita sendiri: “apakah saya sudah membiarkan Tuhan Yesus Kristus meraja dalam diri kita masing-masing?” Dengan demikian, kita belajar untuk menerima Tuhan sebagai Raja, bukan karena kuasa duniawi dan Kerajaan-Nya yang tidak terbatas pada wilayah tertentu. “Ini aku Tuhan, sudilah menjadi Raja dalam hatiku!” Salam Misioner RDHJ IG @habeljadera
Untuk itu, kita dapat menghindari beberapa hal yang membuka peluang untuk hidup dalam topeng kemunafikan. Pertama, ketidaktulusan. Praktik doa yang mereka lakukan bukan semata-mata karena iman mereka kepada Tuhan, melainkan upaya untuk dilihat orang lain dan memperoleh pujian [lih. Mat 6:16]. Kedua. disintegritas: ketidak-sesuaian antara ajaran dan tindakan mereka. Penginjil Mateus mengutip apa yang dinubuatkan Nabi Yesaya: “Bangsa ini memuliakan aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku. ...” [Mat 15:7-9]. Ketiga, menghakimi orang lain. Orang yang hidup dalam kemunafikan cenderung untuk selalu menghakimi orang lain, selalu mencari kesalahan orang lain, karena bagi mereka, lebih mudah mengeluarkan “selumbar dari mata saudaramu, daripada balok di mata mereka sendiri” [lih. Mat 7:5]