Ini pertama kali gue ceritain cerita dibalik salah satu puisi yang gue tulis, idk gue lagi gabut aja dan mumpung lagi mood buat upload episode Hahaaaaa. Yaa, dengerin aja lah pokonya...
Hai jam malam, Malam menunjukkan pada kenyataan Kala pikiranmu penuh dengan pertanyaan Irama detak jam sebagai temanmu Berdetak bersama memutar waktu untuk mengingat Episode ini gw tulis dan record with one of my friend Adrian. Sebuah puisi tentang isi hati dan pikiran kala overthinking di jam malam, resah dan terdiam menyadari kenyataan diri bahwa pikiran penuh dengan pertanyaan juga banyak hal yang diingat
Sebuah kisah dimana saat hati terluka, seperti tak ada bahagia. Namun hidup terus berjalan, memaksa untuk menyelesaikan luka
Sedikit berkeluh kesah sebagai manusia biasa. Thanks to my friend for delivering these lyrics to me. Shout out to Ricky
Sesuatu yang terlalu dipaksakan justru tak menghasilkan sebuah kebaikan. Apa yang kita inginkan tak selalu bisa kita dapatkan, manusia punya batas kemampuan, tak perlu memaksakan perasaan, belajar menghargai keadaan. Memaksakan hati adalah seni melukai diri
Tidak seperti yang mereka lihat, kali ini biarkan aku bercerita bahwa aku juga manusia biasa..
Tentang dia, jiwa yang ku sapa p.s: terima kasih buat salah satu mutual instagram yang udah kasih inspirasi, saran dan support sampai akhirnya rilis episode ini:)
Podcast kali ini nyoba buat cerita aja sih, lagi bosen baca puisi soalnya. Jadi bingung juga dan gak tau asik apa nggak karena gue gak terbiasa cerita dalam konsep obrolan sendiri tanpa lawan bicara. But i tried, *Plot twist: gue record ini sambil ngaca, biar gak berasa ngobrol sendiri kek orang gila.. CANDA GILAAA. Enjoy this one:)
LDR, mereka yang sedikit berat karena menanggung rindu dan tuntutan rasa percaya yang besar
dia yang tak pernah pergi dari hatiku dan aku yang tak pernah hilang dihatinya.
Pergi dari sedihmu semua akan jadi biasa. Bangun, bahagiamu melebihi sedihmu.