Eps 8 - Dampak PRRI, Dituduh PKI, dan Romantisme Sejarah ft. Randi Reimena dan Setia Subakti.

Update: 2020-09-10

Description

Dampak PRRI di Sumatera Barat, zaman Bung Hatta, zaman Tan Malaka, militerisme, pemuda rakyat, tentara pusat, dituduh PKI, masyumi, munculnya partai baru, abolisi dari Soekarno, dan tentang nama orang minang. Bersama Randi Reimena dan Setia Subakti. Intro: Pamungkas - To the Bone.

Comments

In Channel

Eps 12 - Kolektif, Takut Divaksin, dan Covitai

2021-07-2443:19

Eps 11 - Bahas The Trial of The Chicago 7 ft. Razhaq Pahlevi

2020-11-1321:45

Eps 10 - Bahas Tiga Film ft. Adi Osman

2020-10-2718:37

Eps 9 - Ekosistem, Festival Film, dan Produksi Film Independen ft. Adi Osman.

2020-09-2115:47

Eps 8 - Dampak PRRI, Dituduh PKI, dan Romantisme Sejarah ft. Randi Reimena dan Setia Subakti.

2020-09-1028:20

Eps 7 - Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI), Pemberontakan, Berdikari

2020-09-0127:49

Eps 6 - Industri Buzzer, Indonesia Butuh Kerja, dan Influencer ft. M. Nurul Fajri dan Luthfi Saputra

2020-08-2627:26

Eps 5 - Media Alternatif, Gerakan Budaya, dan Perang Paderi ft. Randi Reimena.

2020-08-1928:20

Eps 4 - Penulis Sejarah Independen,Historiografi,dan Hal yang Hilang dalam Sejarah ft. Randi Reimena

2020-08-1225:53

Eps 3 - Abang-Abang Kiri Progresif, Dunia Kampus, dan Pilihan Pasca Kuliah ft. Bhakti dan Luthfi

2020-08-0223:21

Eps 2 - Absurdnya Cinta, Layla-Majnun, dan Pencarian yang Ga Selesai ft. Bhakti dan Luthfi

2020-07-2828:20

Eps 1 - Mengapa Memilih Podcast?

2020-07-2816:32

00:00

1.0x

Eps 8 - Dampak PRRI, Dituduh PKI, dan Romantisme Sejarah ft. Randi Reimena dan Setia Subakti.

Podsychedelic Dialogue Connections

#box-pro-ellipsis-17632818899626{-webkit-line-clamp:2;}Eps 8 - Dampak PRRI, Dituduh PKI, dan Romantisme Sejarah ft. Randi Reimena dan Setia Subakti.

Eps 8 - Dampak PRRI, Dituduh PKI, dan Romantisme Sejarah ft. Randi Reimena dan Setia Subakti.

Podsychedelic Dialogue Connections

Eps 8 - Dampak PRRI, Dituduh PKI, dan Romantisme Sejarah ft. Randi Reimena dan Setia Subakti.