Ini mengisahkan pengalaman horor seorang pendaki bernama Ares, atau akrab dipanggil Kang SM, saat mendaki Gunung Lawu via Candi Cetho pada tahun 2015. Bersama teman-temannya—Supri (Upil), Triyanto (Kontong), Panca, Hanafi, dan Patih—Ares memulai perjalanan yang awalnya penuh canda dan kebersamaan, tetapi berubah menjadi pengalaman penuh misteri dan ketegangan.

Sejak awal pendakian, mereka sudah dihadapkan pada firasat buruk, mulai dari berita duka yang hampir membatalkan perjalanan hingga serangkaian kejadian ganjil saat dalam perjalanan ke basecamp. Sesampainya di gunung, gangguan-gangguan mistis semakin menjadi—dari suara gamelan misterius, sosok kuntilanak yang mengintip di balik pohon, hingga teror suara-suara aneh di sepanjang jalur pendakian.

Puncak dari pengalaman mistis mereka terjadi ketika Ares dan Patih tersesat setelah salah memilih jalur turun. Mereka menghadapi berbagai gangguan supranatural, termasuk penampakan pocong, suara tangisan bayi, hingga auman harimau yang seharusnya sudah punah.
Dalam kebingungan dan ketakutan, mereka akhirnya dibantu oleh seekor burung Jalak Lawu yang misterius, yang membawa mereka kembali ke jalur yang benar dan menyelamatkan mereka dari kemungkinan tidak pernah kembali.

Dari perjalanan ini, Ares mendapatkan pelajaran berharga tentang kehidupan, alam, dan makna sejati dari sebuah pendakian. Lebih dari sekadar mencapai puncak, ia menemukan bahwa alam adalah guru terbaik yang mengajarkan keharmonisan dan kejujuran dalam hidup.