DiscoverRadio Rodja 756 AMMengeraskan Suara Talbiyah
Mengeraskan Suara Talbiyah

Mengeraskan Suara Talbiyah

Update: 2025-10-19
Share

Description



Mengeraskan Suara Talbiyah adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan Shahih Jami’ Ash-Shaghir. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Emha Hasan Ayatullah pada Kamis, 24 Rabiuts Tsani 1447 H / 16 Oktober 2025 M.















Kajian Islam Tentang Mengeraskan Suara Talbiyah







Pada kajian ini dibahas beberapa riwayat mengenai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang pernah didatangi Jibril.







Jibril merupakan malaikat pembawa wahyu. Hal ini telah disepakati dan dikenal oleh seluruh kaum muslimin. Akan tetapi, yang dimaksudkan adalah beberapa riwayat yang diawali oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan ucapan أَتَانِي جِبْرِيلُ (Jibril mendatangiku). Kemudian فَبَشَّرَنِي (memberikan kabar gembira) atau فَأَمَرَنِي أَنْ آمُرَ أَصْحَابِي (memberitahukan agar para sahabat diperintahkan), atau beliau datang untuk mengucapkan salam, dan seterusnya.







Terdapat banyak riwayat dalam Shahih Aljami’ Ashshaghir sendiri, berkisar 15 riwayat atau bahkan lebih, yang diawali dengan Jibril mendatangi atau hadir ke rumah Rasulullah. Ini merupakan kebiasaan Jibril kepada Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Juga akan dipelajari pesan-pesan yang disampaikan oleh Jibril kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagai bentuk wahyu.







Wahyu bukan hanya Al-Qur’an, tetapi hadits juga merupakan wahyu. Ahlus Sunah memahami bahwa sabda Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga merupakan wahyu yang dijadikan pedoman, pijakan, dan pegangan. Ketika seseorang akan beramal atau menilai sesuatu benar atau tidak, penilaian dikembalikan kepada dua pusaka: Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.







Para ulama mengatakan, dari sisi keautentikan, Al-Qur’an lebih tinggi dan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berada setelahnya. Membaca Al-Qur’an saja sudah bernilai pahala. Sementara itu, tidak ada perintah membaca hadits seperti membaca Al-Qur’an. Adapun membaca, mempelajari, dan menghafal hadits dengan niat ikhlas dan semangat menghidupkan sunnah, hal itu merupakan urusan lain. Namun, dalam sisi pendalilan atau pedoman, seseorang berpegang pada dua pusaka tersebut. Maka, para ulama mengatakan, baik Al-Qur’an maupun hadits merupakan wahyu yang sama-sama harus dipegang teguh.







Orang yang menerima Al-Qur’an tetapi tidak mau menerima hadits adalah sesat. Hal itu tidak bisa dibenarkan. Ada orang mengatakan, “Saya ahlul Quran dan saya hanya cukup mau mempelajari Al-Qur’an, tidak mau mempelajari yang lain, termasuk hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.” Orang tersebut sesat.







Di dalam Al-Qur’an sendiri disebutkan:







…وَمَا آتَاكُمُ الرَّسُولُ فَخُذُوهُ…







“Apa yang disampaikan oleh Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau perintahkan, beliau ajari, beliau teladankan, maka harus kalian pegang teguh dan kalian lakukan.” (QS. Al-Hasyr[59]: 7).







Jika ada orang mengatakan, “Tidak, Al-Qur’an saja cukup,” tetapi tidak menerima hadits, berarti dia melanggar firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tersebut. Kemudian, dalam Al-Qur’an juga difirmankan:







…وَأَنْزَلْنَا إِلَيْكَ الذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ…







“Kami turunkan kepada engkau (Muhammad) Ad...
Comments 
00:00
00:00
x

0.5x

0.8x

1.0x

1.25x

1.5x

2.0x

3.0x

Sleep Timer

Off

End of Episode

5 Minutes

10 Minutes

15 Minutes

30 Minutes

45 Minutes

60 Minutes

120 Minutes

Mengeraskan Suara Talbiyah

Mengeraskan Suara Talbiyah

kontak@radiorodja.com (Radio Rodja, Cileungsi Bogor, Indonesia)