Musikalisasi puisi: maaf, jalanku terlalu lama sampainya
Update: 2021-07-31
Description
Saat ini aku memang seakan terlihat seperti pecundang yang jalan hidupnya nggak tahu mau dibawa kemana
Kesannya juga aku kayak orang yang tidak memiliki tujuan hidup sama sekali
Hidup sekedar hidup dan berjalan seperti air yang mengalir
Tak jarang aku kerap kali mendapati dengan bagaimana sudut pandang orang terhadapku ketika mereka melihat apa yang terlihat dariku
Dengan matanya yang penuh sorot penghakiman tanpa suara, aku tahu apa yang mereka pikirkan terhadapku saat itu
"Kenapa dia masih begini-begini saja sih?"
"Kenapa dia nggak berubah?"
"Salah dia sih, ketika orang-orang pada sibuk berjuang, dia malah malas-malasan sibuk sama dunianya sendiri."
"Umurnya saja yang menua, pikirannya tidak. Sampai untuk memikirkan kebahagiaan orangtuanya sendiri saja nggak."
Hhh.. Tahu apa kalian dengan apa yang sudah aku lakukan selama ini?
Apa kalian selama ini bersamaku sehingga bisa menyimpulkan seperti itu?
Nggak, nggak ada orang lain di sampingku kecuali keluargaku sendiri
Itupun mungkin mereka juga sempat berpikir bahwa... aku memang seperti apa yang oranglain pikirkan tentangku
Hanya saja mereka diam
Dan oranglain pun sama, cuma diam dengan pandangan mereka yang seperti itu
Tapi sebenarnya aku pun tahu bahwa mereka kerap membicarakanku di belakang
Nggak apa-apa, aku bisa mengerti kenapa kalian mau repot-repot lakukan hal itu
Karena mungkin rasanya menyenangkan membicarakan sisi negatif manusia lain
Selama ini aku memang tak pernah menunjukan diri dengan bagaimana terjalnya jalanan yang kutapaki penuh dengan kerikil
Bagaimana aku yang sering mencoba memanjat tebing penuh pengharapan seorang diri sampai harus berkali-kali jatuh dan terluka begitu dalam
Dan, bagaimana aku yang tak menemukan jalan keluar selain jurang dengan akar tajam di bawahnya
Aku tak pernah menangis saat melewati semua hal itu sendirian
Aku diam, diam, diam dan jalan terus saja
Aku sadar bahwa pada akhirnya aku akan tetap jatuh ke bawah untuk kesekian kalinya
Namun aku akan tetap memilih diam saja
Kadang, saat terlalu lelah pun aku masih tetap berjalan meski dengan langkah yang gontai hingga merangkak
Aku tidak tahu apakah perjalananku masih jauh atau tidak
Entah jalanku yang salah atau memang prosesku saja yang lebih berat dan panjang dibanding orang lain
Aku sempat ingin kembali dan memulai jalan yang baru dari awal
Tapi aku tak mau, karena aku sudah terlanjur berjalan sejauh ini
Berjalan sendirian tanpa seorang pun yang tahu
Kadang air mata memang sempat keluar begitu aku mencoba lihat hidupku dari sudut pandangnya orang lain
Aku telah gagal sepanjang jalan dan masih tetap berjalan di jalan yang sama
Kenapa aku begitu bodoh sampai harus memilih bertahan di jalan yang nggak akan bisa bawa aku ke mana-mana
Terkadang aku percaya dengan yang namanya keajaiban
Tapi aku tidak bisa begitu berharap sebab, aku akan jadi apapun suatu saat nanti itu tergantung dari apa yang kulakukan sekarang
Maaf jika aku tak pernah menujukan diri dengan bagaimana aku yang berjuang selama ini
Maaf kalau kesannya aku seperti tidak peduli dengan kebahagiaan orangtuaku
Maaf sudah membuat kecewa
Tapi, asal kau tahu saja
Aku tak sesantai yang kelihatannya
Diamku adalah perjuangan yang sedang aku kerjakan
Sebab, aku hanya bisa menulis dalam sunyi, seperti saat tulisan ini dibuat
Maaf atas prosesku yang berjalan dalam diam selama ini
Aku sadar, ini takkan mudah dan panjang
Tak apa, ini adalah jalan yang sudah membuatku berjalan sejauh ini dan aku, tak akan pernah kembali lagi dengan jalur yang baru
Mungkin? Entah
Kesannya juga aku kayak orang yang tidak memiliki tujuan hidup sama sekali
Hidup sekedar hidup dan berjalan seperti air yang mengalir
Tak jarang aku kerap kali mendapati dengan bagaimana sudut pandang orang terhadapku ketika mereka melihat apa yang terlihat dariku
Dengan matanya yang penuh sorot penghakiman tanpa suara, aku tahu apa yang mereka pikirkan terhadapku saat itu
"Kenapa dia masih begini-begini saja sih?"
"Kenapa dia nggak berubah?"
"Salah dia sih, ketika orang-orang pada sibuk berjuang, dia malah malas-malasan sibuk sama dunianya sendiri."
"Umurnya saja yang menua, pikirannya tidak. Sampai untuk memikirkan kebahagiaan orangtuanya sendiri saja nggak."
Hhh.. Tahu apa kalian dengan apa yang sudah aku lakukan selama ini?
Apa kalian selama ini bersamaku sehingga bisa menyimpulkan seperti itu?
Nggak, nggak ada orang lain di sampingku kecuali keluargaku sendiri
Itupun mungkin mereka juga sempat berpikir bahwa... aku memang seperti apa yang oranglain pikirkan tentangku
Hanya saja mereka diam
Dan oranglain pun sama, cuma diam dengan pandangan mereka yang seperti itu
Tapi sebenarnya aku pun tahu bahwa mereka kerap membicarakanku di belakang
Nggak apa-apa, aku bisa mengerti kenapa kalian mau repot-repot lakukan hal itu
Karena mungkin rasanya menyenangkan membicarakan sisi negatif manusia lain
Selama ini aku memang tak pernah menunjukan diri dengan bagaimana terjalnya jalanan yang kutapaki penuh dengan kerikil
Bagaimana aku yang sering mencoba memanjat tebing penuh pengharapan seorang diri sampai harus berkali-kali jatuh dan terluka begitu dalam
Dan, bagaimana aku yang tak menemukan jalan keluar selain jurang dengan akar tajam di bawahnya
Aku tak pernah menangis saat melewati semua hal itu sendirian
Aku diam, diam, diam dan jalan terus saja
Aku sadar bahwa pada akhirnya aku akan tetap jatuh ke bawah untuk kesekian kalinya
Namun aku akan tetap memilih diam saja
Kadang, saat terlalu lelah pun aku masih tetap berjalan meski dengan langkah yang gontai hingga merangkak
Aku tidak tahu apakah perjalananku masih jauh atau tidak
Entah jalanku yang salah atau memang prosesku saja yang lebih berat dan panjang dibanding orang lain
Aku sempat ingin kembali dan memulai jalan yang baru dari awal
Tapi aku tak mau, karena aku sudah terlanjur berjalan sejauh ini
Berjalan sendirian tanpa seorang pun yang tahu
Kadang air mata memang sempat keluar begitu aku mencoba lihat hidupku dari sudut pandangnya orang lain
Aku telah gagal sepanjang jalan dan masih tetap berjalan di jalan yang sama
Kenapa aku begitu bodoh sampai harus memilih bertahan di jalan yang nggak akan bisa bawa aku ke mana-mana
Terkadang aku percaya dengan yang namanya keajaiban
Tapi aku tidak bisa begitu berharap sebab, aku akan jadi apapun suatu saat nanti itu tergantung dari apa yang kulakukan sekarang
Maaf jika aku tak pernah menujukan diri dengan bagaimana aku yang berjuang selama ini
Maaf kalau kesannya aku seperti tidak peduli dengan kebahagiaan orangtuaku
Maaf sudah membuat kecewa
Tapi, asal kau tahu saja
Aku tak sesantai yang kelihatannya
Diamku adalah perjuangan yang sedang aku kerjakan
Sebab, aku hanya bisa menulis dalam sunyi, seperti saat tulisan ini dibuat
Maaf atas prosesku yang berjalan dalam diam selama ini
Aku sadar, ini takkan mudah dan panjang
Tak apa, ini adalah jalan yang sudah membuatku berjalan sejauh ini dan aku, tak akan pernah kembali lagi dengan jalur yang baru
Mungkin? Entah
Comments
In Channel