Pedoman dalam Mendidik
Update: 2025-10-30
Description
Pedoman dalam Mendidik merupakan kajian Islam ilmiah yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al-Atsaary dalam pembahasan Ada Apa dengan Remaja. Kajian ini disampaikan pada Selasa, 28 Oktober 2025 M / 6 Jumadil Awal 1447 H.
Kajian Tentang Pedoman dalam Mendidik
Sampailah pada bab terakhir dalam pembahasan ini, yaitu satu ayat yang luar biasa. Di dalamnya, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan pedoman-pedoman yang mesti dipegang oleh setiap pendidik. Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berpegang pada pedoman ini, yang terdapat dalam surah Ali Imran ayat 159.
Allah berfirman:
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ ۖ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ ۖ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ ۖ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ ۚ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
“Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” (QS. Ali Imran [3]: 159).
Ayat mulia ini menjelaskan kunci sukses dakwah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Pedoman ini juga dapat membantu dalam membina, membangun hubungan yang baik dengan anak-anak, serta melembutkan hati mereka hingga dapat menerima setiap pelajaran yang diberikan. Ayat ini merupakan semacam pedoman dalam berdakwah.
Dari ayat ini pula, para ulama mengambil satu kaidah dalam dakwah, yaitu الأصل في الدعوة اللين yang berarti “Pokok dasar dalam dakwah adalah kelemahlembutan.”
Dari firman Allah, “فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ” (Maka berkat rahmat Allah engkau berlaku lemah lembut terhadap mereka), dapat diambil beberapa pelajaran berharga, baik bagi orang tua, guru, pendidik, atau siapa pun.
1. Kelembutan dalam Sikap, Tutur Kata, dan Perasaan
Pelajaran pertama adalah kelembutan dalam bersikap, bertutur kata, dan berperilaku. Sifat ini diambil dari firman Allah, “فَبِمَا رَحْمَةٍ مِّنَ اللَّهِ لِنتَ لَهُمْ” (Dan dengan rahmat Allah engkau berlaku lemah lembut kepada mereka).
Sebaliknya, lawan dari kelembutan, yaitu sikap kasar dan keras, akan menghasilkan sesuatu yang buruk dan kontraproduktif, seperti yang diisyaratkan, “وَلَوْ كُنتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ” (Sekiranya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekitarmu). Jika bersikap kasar dan keras, mereka akan lari dari sisi; hati akan menjauh dan tidak dapat menyerap pelajaran yang disampaikan.
Seorang pendidik harus memiliki perasaan kasih sayang, rasa cinta, dan mengayomi, karena tujuannya adalah mengajarkan dan mengarahkan, bukan menghukumi dan menghakimi. Menghukumi dan menghakimi bukanlah tujuan utama dalam pendidikan.
Oleh sebab itu, dahulukanlah kelemahlembutan. Jauhilah sikap dan kata-kata yang kasar, demikian pula hati yang keras serta kurang memiliki empati. Semua itu akan menjadikan pelajaran yang disampaikan terasa mentah dan hambar, membuat anak merasa tidak nyaman,
Comments
In Channel




