Rekindling Friendship in Jakarta: A Coffee Shop Reunion
Update: 2025-10-21
Description
Fluent Fiction - Indonesian: Rekindling Friendship in Jakarta: A Coffee Shop Reunion
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-10-21-22-34-02-id
Story Transcript:
Id: Di sebuah sudut ibu kota yang ramai, ada sebuah kedai kopi yang tenang, dengan interior kayu dan musik Indonesia yang lembut mengalun.
En: In a corner of the bustling ibu kota, there is a quiet coffee shop, with wooden interiors and soft Indonesian music playing.
Id: Aroma kopi yang baru diseduh memenuhi udara.
En: The aroma of freshly brewed coffee fills the air.
Id: Di situ, Rina duduk di meja dekat jendela, menunggu sahabat lamanya, Adi.
En: There, Rina sits at a table near the window, waiting for her old friend, Adi.
Id: Sudah bertahun-tahun sejak mereka terakhir bertemu.
En: It has been years since they last met.
Id: Rina baru saja kembali ke Jakarta setelah beberapa tahun menetap di luar negeri.
En: Rina had just returned to Jakarta after spending several years living abroad.
Id: Dia merasa sedikit asing di tanah kelahirannya sendiri dan ingin kembali merasakan kehangatan persahabatan yang dulu.
En: She felt a bit like a stranger in her own birthplace and wanted to experience the warmth of old friendships again.
Id: Saat pintu kedai terbuka, suara bel kecil berdenting.
En: As the cafe door opened, the sound of a small bell chimed.
Id: Adi masuk dengan tergesa, mata menyapu ruangan, hingga akhirnya bertemu pandang dengan Rina.
En: Adi entered in a hurry, his eyes scanning the room until they locked eyes with Rina.
Id: Mereka tersenyum lebar, lalu berpelukan.
En: They exchanged wide smiles and then hugged.
Id: "Sudah lama sekali," kata Rina, sedikit tersenyum.
En: "It's been such a long time," Rina said, smiling slightly.
Id: "Memang, maafkan kesibukanku," jawab Adi, meletakkan tas kerjanya.
En: "Indeed, forgive my busyness," replied Adi, setting down his work bag.
Id: Dia seorang jurnalis yang tidak kenal waktu.
En: He was a journalist who knew no time.
Id: Mereka berbincang ringan, mengingat kenangan masa lalu.
En: They engaged in light conversation, reminiscing about past memories.
Id: Rina berbagi cerita tentang kehidupannya di luar negeri.
En: Rina shared stories about her life abroad.
Id: Ada banyak pengalaman baru yang ingin dia ceritakan.
En: There were many new experiences she wanted to talk about.
Id: Namun, perhatian Adi sering kali terpecah oleh pesan-pesan di ponselnya.
En: However, Adi's attention was often divided by messages on his phone.
Id: Rina menarik napas panjang.
En: Rina took a long breath.
Id: "Adi, aku ingin berbagi sesuatu yang penting.
En: "Adi, I want to share something important.
Id: Tentang perasaanku setelah lama di luar negeri," katanya.
En: About my feelings after being abroad for so long," she said.
Id: Tepat ketika Rina hendak mulai berbagi tentang pengalaman yang lebih dalam dan personal, ponsel Adi berdering nyaring.
En: Just as Rina was about to start sharing deeper and more personal experiences, Adi's phone rang loudly.
Id: Ada panggilan yang tidak bisa diabaikan.
En: There was a call he couldn't ignore.
Id: Wajah Adi terlihat bingung, terjepit antara tanggung jawab kerja dan pertemuan ini.
En: Adi's face looked confused, caught between work responsibilities and this meeting.
Id: "Maaf, ini penting," katanya, bangkit untuk menerima panggilan di luar.
En: "Sorry, this is important," he said, getting up to take the call outside.
Id: Rina duduk diam, menatap cangkir kopinya.
En: Rina sat silently, staring at her coffee cup.
Id: Dia merasa kecewa, namun mengerti beban pekerjaan Adi.
En: She felt disappointed, but understood Adi's work burdens.
Id: Beberapa menit kemudian, Adi kembali, wajahnya penuh penyesalan.
En: A few minutes later, Adi returned, his face full of regret.
Id: "Rina, maafkan aku.
En: "Rina, forgive me.
Id: Aku tahu ini penting bagimu," katanya.
En: I know this is important to you," he said.
Id: "Aku sering terlalu sibuk dengan pekerjaan.
En: "I am often too busy with work.
Id: Tapi aku mengerti sekarang, pertemanan kita juga harus jadi prioritas.
En: But I understand now, our friendship should also be a priority."
Id: "Rina tersenyum lembut.
En: Rina smiled softly.
Id: "Tidak apa-apa, Adi.
En: "It's okay, Adi.
Id: Aku senang kamu mengerti.
En: I'm glad you understand."
Id: "Adi mengusap lembut bahunya.
En: Adi gently patted her shoulder.
Id: "Bagaimana kalau kita bertemu lagi Sabtu depan?
En: "How about we meet again next Saturday?
Id: Aku janji, tidak akan ada gangguan dari pekerjaan," janjinya.
En: I promise, there will be no work interruptions," he promised.
Id: Rina setuju dengan senang hati.
En: Rina agreed happily.
Id: Kini, dia merasa lebih terhubung.
En: Now, she felt more connected.
Id: Sebuah janji untuk bertemu lagi dengan penuh perhatian membuat hatinya hangat.
En: A promise to meet again with full attention warmed her heart.
Id: Adi pun belajar, bahwa ada hal yang lebih penting dari sekedar bekerja, yaitu menjaga hubungan yang berharga.
En: Adi also learned that there are things more important than just work, namely maintaining precious relationships.
Id: Mereka berpisah dengan senyuman, keduanya tahu bahwa persahabatan mereka adalah rumah yang paling bermakna, di tengah kota yang sibuk.
En: They parted with smiles, both knowing that their friendship is the most meaningful home, in the middle of a busy city.
Vocabulary Words:
Find the full episode transcript, vocabulary words, and more:
fluentfiction.com/id/episode/2025-10-21-22-34-02-id
Story Transcript:
Id: Di sebuah sudut ibu kota yang ramai, ada sebuah kedai kopi yang tenang, dengan interior kayu dan musik Indonesia yang lembut mengalun.
En: In a corner of the bustling ibu kota, there is a quiet coffee shop, with wooden interiors and soft Indonesian music playing.
Id: Aroma kopi yang baru diseduh memenuhi udara.
En: The aroma of freshly brewed coffee fills the air.
Id: Di situ, Rina duduk di meja dekat jendela, menunggu sahabat lamanya, Adi.
En: There, Rina sits at a table near the window, waiting for her old friend, Adi.
Id: Sudah bertahun-tahun sejak mereka terakhir bertemu.
En: It has been years since they last met.
Id: Rina baru saja kembali ke Jakarta setelah beberapa tahun menetap di luar negeri.
En: Rina had just returned to Jakarta after spending several years living abroad.
Id: Dia merasa sedikit asing di tanah kelahirannya sendiri dan ingin kembali merasakan kehangatan persahabatan yang dulu.
En: She felt a bit like a stranger in her own birthplace and wanted to experience the warmth of old friendships again.
Id: Saat pintu kedai terbuka, suara bel kecil berdenting.
En: As the cafe door opened, the sound of a small bell chimed.
Id: Adi masuk dengan tergesa, mata menyapu ruangan, hingga akhirnya bertemu pandang dengan Rina.
En: Adi entered in a hurry, his eyes scanning the room until they locked eyes with Rina.
Id: Mereka tersenyum lebar, lalu berpelukan.
En: They exchanged wide smiles and then hugged.
Id: "Sudah lama sekali," kata Rina, sedikit tersenyum.
En: "It's been such a long time," Rina said, smiling slightly.
Id: "Memang, maafkan kesibukanku," jawab Adi, meletakkan tas kerjanya.
En: "Indeed, forgive my busyness," replied Adi, setting down his work bag.
Id: Dia seorang jurnalis yang tidak kenal waktu.
En: He was a journalist who knew no time.
Id: Mereka berbincang ringan, mengingat kenangan masa lalu.
En: They engaged in light conversation, reminiscing about past memories.
Id: Rina berbagi cerita tentang kehidupannya di luar negeri.
En: Rina shared stories about her life abroad.
Id: Ada banyak pengalaman baru yang ingin dia ceritakan.
En: There were many new experiences she wanted to talk about.
Id: Namun, perhatian Adi sering kali terpecah oleh pesan-pesan di ponselnya.
En: However, Adi's attention was often divided by messages on his phone.
Id: Rina menarik napas panjang.
En: Rina took a long breath.
Id: "Adi, aku ingin berbagi sesuatu yang penting.
En: "Adi, I want to share something important.
Id: Tentang perasaanku setelah lama di luar negeri," katanya.
En: About my feelings after being abroad for so long," she said.
Id: Tepat ketika Rina hendak mulai berbagi tentang pengalaman yang lebih dalam dan personal, ponsel Adi berdering nyaring.
En: Just as Rina was about to start sharing deeper and more personal experiences, Adi's phone rang loudly.
Id: Ada panggilan yang tidak bisa diabaikan.
En: There was a call he couldn't ignore.
Id: Wajah Adi terlihat bingung, terjepit antara tanggung jawab kerja dan pertemuan ini.
En: Adi's face looked confused, caught between work responsibilities and this meeting.
Id: "Maaf, ini penting," katanya, bangkit untuk menerima panggilan di luar.
En: "Sorry, this is important," he said, getting up to take the call outside.
Id: Rina duduk diam, menatap cangkir kopinya.
En: Rina sat silently, staring at her coffee cup.
Id: Dia merasa kecewa, namun mengerti beban pekerjaan Adi.
En: She felt disappointed, but understood Adi's work burdens.
Id: Beberapa menit kemudian, Adi kembali, wajahnya penuh penyesalan.
En: A few minutes later, Adi returned, his face full of regret.
Id: "Rina, maafkan aku.
En: "Rina, forgive me.
Id: Aku tahu ini penting bagimu," katanya.
En: I know this is important to you," he said.
Id: "Aku sering terlalu sibuk dengan pekerjaan.
En: "I am often too busy with work.
Id: Tapi aku mengerti sekarang, pertemanan kita juga harus jadi prioritas.
En: But I understand now, our friendship should also be a priority."
Id: "Rina tersenyum lembut.
En: Rina smiled softly.
Id: "Tidak apa-apa, Adi.
En: "It's okay, Adi.
Id: Aku senang kamu mengerti.
En: I'm glad you understand."
Id: "Adi mengusap lembut bahunya.
En: Adi gently patted her shoulder.
Id: "Bagaimana kalau kita bertemu lagi Sabtu depan?
En: "How about we meet again next Saturday?
Id: Aku janji, tidak akan ada gangguan dari pekerjaan," janjinya.
En: I promise, there will be no work interruptions," he promised.
Id: Rina setuju dengan senang hati.
En: Rina agreed happily.
Id: Kini, dia merasa lebih terhubung.
En: Now, she felt more connected.
Id: Sebuah janji untuk bertemu lagi dengan penuh perhatian membuat hatinya hangat.
En: A promise to meet again with full attention warmed her heart.
Id: Adi pun belajar, bahwa ada hal yang lebih penting dari sekedar bekerja, yaitu menjaga hubungan yang berharga.
En: Adi also learned that there are things more important than just work, namely maintaining precious relationships.
Id: Mereka berpisah dengan senyuman, keduanya tahu bahwa persahabatan mereka adalah rumah yang paling bermakna, di tengah kota yang sibuk.
En: They parted with smiles, both knowing that their friendship is the most meaningful home, in the middle of a busy city.
Vocabulary Words:
- bustling: ramai
- brewed: diseduh
- aroma: aroma
- stranger: asing
- birthplace: tanah kelahiran
- chimed: berdentang
- hugged: berpelukan
- busyness: kesibukan
- journalist: jurnalis
- reminiscing: mengingat
- messages: pesan-pesan
- breathed: menarik napas
- ignore: mengabaikan
- confused: bingung
- responsibilities: tanggung jawab
- silently: diam
- disappointed: kecewa
- burdens: beban
- regret: penyesalan
- priority: prioritas
- gentle: lembut
- promise: janji
- interruptions: gangguan
- meaningful: bermakna
- connected: terhubung
- warmth: kehangatan
- precious: berharga
- experiences: pengalaman
- parted: berpisah
- friendship: persahabatan
Comments
In Channel




