DiscoverRadio Rodja 756 AMBacaan Rukuk “Allahumma laka raka’tu wabika aamantu”
Bacaan Rukuk “Allahumma laka raka’tu wabika aamantu”

Bacaan Rukuk “Allahumma laka raka’tu wabika aamantu”

Update: 2025-10-08
Share

Description



Bacaan Rukuk “Allahumma laka raka’tu wabika aamantu” ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Doa dan Dzikir yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 14 Rabiuts Tsani 1447 H / 6 Oktober 2025 M.















Kajian Tentang Bacaan Rukuk “Allahumma laka raka’tu wabika aamantu”







Alhamdulillah, kembali mengkaji tema Fikih Doa dan Zikir, kali ini memasuki serial ke-241 dengan tema Bacaan Rukuk Bagian Keenam.







Hari ini membahas bacaan keenam yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang mungkin banyak orang baru mengetahuinya. Bacaan tersebut adalah:







 اللَّهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَلَكَ أَسْلَمْتُ خَشَعَ لَكَ سَمْعِي وَبَصَرِي وَمُخِّي وَعِظَامِي وَعَصَبِي







“Ya Allah, hanya untuk-Mu aku rukuk. Kepada-Mu aku beriman. Dan untuk-Mu aku berIslam (berserah diri). Tunduk kepada-Mu pendengaranku, penglihatanku, otakku, tulangku, dan urat-uratku.” (HR. Muslim)







Bacaan ini memiliki makna yang mendalam. Ia menunjukkan totalitas kepasrahan seorang hamba dalam rukuk, bahwa seluruh anggota tubuhnya tunduk dan khusyuk hanya kepada Allah Subhanahu wa Taala.







Bacaan Rukuk: Makna dan Kandungan Doanya







Pertama, bacaan ini dibuka dengan doa: Allahumma laka raka’tu “Ya Allah, hanya kepada-Mu aku rukuk.” Rukuk hanya boleh dilakukan kepada Allah karena rukuk termasuk ibadah. Sedangkan ibadah tidak boleh ditujukan kepada selain Allah.







Pada masa penjajahan Jepang, bangsa Indonesia pernah diperintahkan untuk rukuk kepada matahari, sebab orang-orang Jepang kala itu menyembah matahari. Namun para ulama kita dengan tegas menolak perintah tersebut, meskipun harus menghadapi penjara dan siksaan. Mereka tetap konsisten mempertahankan akidah karena mengetahui bahwa rukuk adalah bentuk ibadah yang hanya boleh ditujukan kepada Allah.







Kalimat اللَّهُمَّ لَكَ رَكَعْتُ bermakna “Ya Allah, hanya kepada-Mu aku rukuk.” Dalam kaidah bahasa Arab, susunan aslinya adalah raka’tu laka (aku rukuk kepada-Mu), namun kata laka (kepada-Mu) dipindahkan ke depan menjadi laka raka’tu untuk memberikan makna pembatasan (al-hasr), yaitu “hanya kepada-Mu.”







Selanjutnya, bacaan berikutnya dalam doa tersebut adalah: Wabika aamantu walaka aslamtu. “Kepada-Mu aku beriman dan untuk-Mu aku berislam.” Dalam kalimat ini terdapat dua istilah penting: iman dan Islam.







Iman berkaitan dengan keyakinan batin yang tertanam dalam hati, seperti meyakini bahwa Allah ada, bahwa Dialah yang menciptakan alam semesta, memberi kehidupan, mendatangkan kematian, memberi rezeki, dan menyembuhkan penyakit.







Dokter memang berperan memberikan resep dan ikhtiar pengobatan, tetapi keyakinan seorang mukmin tetap harus tertuju kepada Allah sebagai satu-satunya Dzat yang menyembuhkan. Maka, seorang Muslim beriman kepada Allah dalam hatinya dan berserah diri secara lahir dengan amal perbuatannya—itulah makna Wabika aamantu.







Kemudian dilanjutkan dengan bacaan walaka aslamtu yang artinya, “Dan hanya kepada-Mu aku berserah diri (berislam).” Jika iman itu berkaitan dengan sesuatu yang ada di dalam hati, maka Islam identik dengan sesuatu yang bersifat lahiriah. Sesuatu yang tampak dan terlihat dalam perbuatan.







Rukun Islam terdiri atas syahadat, shalat, puasa, zakat, dan haji. Semua itu merupakan amal lahiriah.
Comments 
00:00
00:00
1.0x

0.5x

0.8x

1.0x

1.25x

1.5x

2.0x

3.0x

Sleep Timer

Off

End of Episode

5 Minutes

10 Minutes

15 Minutes

30 Minutes

45 Minutes

60 Minutes

120 Minutes

Bacaan Rukuk “Allahumma laka raka’tu wabika aamantu”

Bacaan Rukuk “Allahumma laka raka’tu wabika aamantu”

Radio Rodja 756 AM