Hakikat Kejujuran dalam Perjalanan Menuju Allah
Update: 2025-10-07
Description
Hakikat Kejujuran dalam Perjalanan Menuju Allah merupakan kajian Islam yang disampaikan oleh: Ustadz Dr. Muhammad Nur Ihsan, M.A. dalam pembahasan Amalan-Amalan Hati. Kajian ini disampaikan pada Jumat, 11 Rabiuts Tsani 1447 H / 3 Oktober 2025 M.
Kajian Tentang Hakikat Kejujuran dalam Perjalanan Menuju Allah
Al-Imam Ibnu Qayyim Rahimahullahu Ta’ala menjelaskan bahwa kedudukan as-sidq (kejujuran) merupakan kedudukan yang sangat mulia dan besar. Dari kejujuran ini, muncul berbagai tingkatan perjalanan orang-orang yang berjalan menuju Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kejujuran adalah jalan yang lurus. Barang siapa yang tidak berjalan di atas kejujuran ini, maka ia akan terputus dan tidak dapat melanjutkan perjalanan menuju Allah. Dengan kejujuran ini, dapat dibedakan antara orang-orang yang memiliki sifat kemunafikan dan orang-orang yang memiliki sifat keimanan.
Kejujuran juga memisahkan antara penghuni surga dan penghuni neraka. Barang siapa yang berbicara dengan kejujuran, perkataannya akan memiliki kualitas yang tinggi. Kejujuran menjadi roh dari amalan, yang mendorong kita untuk terus maju menghadapi berbagai kondisi dan keadaan dalam menjalani hidup. Itulah pintu yang dilewati oleh orang-orang yang ingin sampai kepada Allah Subhanahu wa ta’ala. Kejujuran merupakan pilar utama agama ini, tiang keyakinan yang kokoh.
Tingkatan kejujuran sangat tinggi, berada setelah kedudukan kenabian yang merupakan derajat tertinggi di alam semesta ini. Setelah derajat kenabian, ada derajat as-siddiqiyah (kejujuran). Allah berfirman,
وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ ۚ…
“Barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, mereka akan bersama orang-orang yang Allah karuniakan nikmat kepada mereka, yaitu para nabi, siddiqin, syuhada, dan orang-orang shalih.” (QS. An-Nisa[4]: 69)
Dari kedudukan para nabi tersebut muncul mata air dan mengalir kepada derajat orang-orang siddiqin. Sebagaimana keilmuan dan cahaya petunjuk yang memancar dari hati para nabi mengalir kepada orang-orang siddiqin. Inilah sumber kekuatan dan landasan kemuliaan mereka. Oleh karena itu, kedudukan para nabi dan orang-orang siddiqin selalu terhubung dengan hubungan yang kuat.
Itulah hakikat dan kedudukan kejujuran. Kejujuran dalam menjalani agama yang mulia ini dan menjalani liku-liku kehidupan dalam rangka beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Terdapat dalil-dalil dalam Al-Qur’an dan hadits yang menjelaskan kedudukan kejujuran dalam iman dan perbuatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan orang-orang beriman untuk selalu bersama orang-orang yang jujur. Allah memberikan keistimewaan kepada mereka. Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an yang telah disebutkan di atas: “Jalan orang-orang yang telah Allah karuniakan nikmat kepada mereka, yaitu para nabi, orang-orang yang jujur, para syuhada, dan orang-orang shalih.” (QS. An-Nisa[4]: 69)
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman dalam surah At-Tawbah ayat 119:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ الصَّادِقِينَ
“Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kalian bersama orang-orang yang jujur.” (QS. At-Tawbah[9]: 119)
Perintah ini menunjukkan betapa pentingnya kita untuk senantiasa berada dalam komunitas orang-orang yang jujur. Kita harus bersungguh-sungguh dalam mencari lingkungan yang penuh dengan orang-orang yang j...
Comments
In Channel