Doa Iftitah: Allahumma Ba‘id Baini
Update: 2025-01-03
Description
Doa Iftitah: Allahumma Ba‘id Baini ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Doa dan Dzikir yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 28 Jumadil Akhir 1446 H / 30 Desember 2024 M.
Kajian sebelumnya: Disyariatkannya Doa Iftitah
Kajian Tentang Doa Iftitah: Allahumma Ba‘id Baini
Kita mengkaji fikih doa dan dzikir. Kali ini, kita memasuki serial nomor 226 dengan tema “Doa Istiftah bagian kedua.” Sebelumnya, kita sudah membahas satu redaksi doa istiftah, yaitu:
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ وَتَبَارَكَ اسْمُكَ وَتَعَالَى جَدُّكَ وَلَا إِلٰهَ غَيْرُكَ
“Maha Suci Engkau ya Allah, segala puji bagi-Mu, nama-Mu penuh keberkahan, kebesaran-Mu tinggi, dan tidak ada tuhan selain Engkau.”
Bagi yang belum hafal, bisa mulai menghafalnya. Sekarang, kita pindah ke redaksi doa istiftah yang kedua, yang diajarkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Berikut bunyinya:
اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ، اللَّهُمَّ نَقِّنِي مِنْ خَطَايَايَ كَمَا يُنَقَّى الثَّوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ. اللَّهُمَّ اغْسِلْنِي مِنْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ
“Ya Allah, jauhkanlah antara aku dan kesalahanku sebagaimana Engkau menjauhkan antara timur dan barat. Ya Allah, bersihkanlah aku dari kesalahanku sebagaimana pakaian putih dibersihkan dari kotoran. Ya Allah, cucilah aku dari kesalahanku dengan air, salju, dan butiran es.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dalil yang menjadi landasan doa ini berasal dari sebuah hadis yang dituturkan oleh sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang dikenal dengan julukan Abu Hurairah. Nama aslinya adalah Abdurrahman bin Shakhr Ad-Dausi Radhiyallahu ‘Anhu.
Beliau bercerita:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَسْكُتُ بَيْنَ التَّكْبِيرِ وَبَيْنَ الْقِرَاءَةِ إِسْكَاتَةً
“Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa diam sejenak antara takbir dan bacaan.”
Abu Hurairah melanjutkan, “Aku pun bertanya, ‘Wahai Rasulullah, aku mengorbankan ayah dan ibuku untukmu. Apa yang engkau ucapkan dalam diam sejenakmu antara takbir dengan bacaan Al-Fatihah?'”
Hadits ini menunjukkan bagaimana para sahabat sangat antusias untuk belajar, terutama dalam hal-hal yang berkaitan dengan ilmu agama. Mereka selalu memperhatikan dengan saksama dan tidak segan untuk bertanya jika ada sesuatu yang membuat mereka penasaran. Penasaran mereka selalu bermanfaat, bukan hal-hal remeh.
Bandingkan dengan kita sekarang, sering kali rasa penasaran diarahkan pada hal-hal yang viral atau tidak penting. Misalnya, rela mengantre berjam-jam hanya untuk mencoba makanan baru di warung tertentu. Hal semacam itu tidak dilakukan oleh para sahabat. Penasaran mereka selalu terfokus pada hal-hal ukhrawi, yang memiliki manfaat untuk kehidupan akhirat.
Abu Hurairah pun memperhatikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan sangat cermat ketika beliau shalat. Ketika Rasulullah diam sejenak setelah takbiratul ihram, hal itu menjadi perhatian bagi Abu Hurairah karena tidak langsung membaca Al-Fatihah.
Comments
Top Podcasts
The Best New Comedy Podcast Right Now – June 2024The Best News Podcast Right Now – June 2024The Best New Business Podcast Right Now – June 2024The Best New Sports Podcast Right Now – June 2024The Best New True Crime Podcast Right Now – June 2024The Best New Joe Rogan Experience Podcast Right Now – June 20The Best New Dan Bongino Show Podcast Right Now – June 20The Best New Mark Levin Podcast – June 2024
In Channel